KBO Sat Lantas Polres Garut, Jadi Pembina Upacara di SMPN 1 Garut

KBO Sat Lantas Polres Garut, Jadi Pembina Upacara di SMPN 1 Garut
Editor: Jajang Teras Garut —Rabu, 31 Juli 2024 17:18 WIB

TERASJABAR.ID - "Terima kasih kepada kepala sekolah beserta jajarannya, kami hadir ditengah-tengah seluruh siswa SMPN 1 Garut menjadi pembina upacara, semoga kedepan kolaborasi ini bisa kita tingkatkan, guna menciptakan anak didik yang akan berusaha menjadi lebih baik, lebih mempunyai potensi, prestasi, sesuai dengan harapan semua guru."

Demikian mengawali sambutannya, KBO Sat Lantas Polres Garut, Iptu Priyo Sumbodo yang mengaku mewakili Kasat Lantas sekaligus Kapolres Garut dalam upacara pagi di SMPN 1 Garut pada Senin (29/7/2024).

Kehadirannya hanya untuk mendekatkan diri kepada siswa, supaya tidak ada jarak dengan aparat penegak hukum. Polisi hadir di tengah masyarakat, bukan untuk menakut-nakuti, senantiasa Polisi hadir untuk melayani, melindungi, mengayomi, seluruh segenap bangsa, negara Indonesia.

"Jadi kalau saat ini mungkin tiap hari beraktifitas atau bapak ibu beraktifitas berkendara kemudian bertemu unit lalu-lintas, takut tak berhelm, itu salah. Kita menggunakan helm bukan berarti karena ada Polisi, kita menggunakan helm, karena kita sadar, keselamatan itu adalah kebutuhan manusia, dan yang paling utama," ucap Iptu Priyo.

Menurutnya, disiplin diciptakan untuk diri sendiri, dan bermanfaat untuk orang lain. Jika tidak menyadari disiplin, maka ketertiban tidak akan pernah terjadi.

"Ingat janji siswa yang telah diucapkan yang sangat mulia dibutuhkan manusia, diantaranya iman takwa terhadap Allah SWT., mengabdi kepada bangsa dan negara. Tinggal bagaimana memahami maksud dan tujuan sekolah disini," tegasnya.

Dalam kesempatan ini, KBO Sat Lantas menyampaikan, bahwa saat ini bangsa Indonesia sebentar lagi mengalami pergeseran pimpinan baru nanti bulan Oktober, dan berlanjut di Kabupaten Garut ada Pilkada. Ia berharap anak-anak yang masih sekolah di SMPN 1 Garut tidak ikut-ikutan kampanye dan sebagainya.

"Ade-ade bersekolah saja dengan baik dan benar, jadikan apa yang terjadi sebagai proses orientasi, jadi pembelajaran buat menjadi dewasa," pintanya.

Selain itu, Iptu Priyo, berbicara masalah etika, berdasarkan analisa dan evaluasi Polres Garut yang berkaitan dengan kasus-kasus yang terjadi saat ini, banyaknya orang menjadi tersangka.

"Etika adalah modal dasar untuk menjadi manusia yang mempunyai prestasi. Skill, knowledge, kemampuan itu nomor tiga dan nomor empat, yang paling utama adalah etika," tegasnya.

Ia menuturkan, disaat nanti besar, disebut orang pintar, disebut orang prestasi, tapi tidak punya etika, betapa mubah-nya hidup ini.

Maka dari itu, terang Iptu Priyo, setiap hari Senin diadakan upacara bendera, ini adalah pembelajaran keterkaitan etika. Dipimpin dan memimpin dari mulai komanda upacara, danton, itu kita belajar etika. Tiap hari Jumat menghormati waktu, itu belajar etika.

Iptu Priyo menerangkan, semuanya diawali dengan etika, skill kemampuan itu nomor satu, jika sudah punya attitude yang baik, sikap yang baik, ditambah skill yang baik.

Jangan sampai mengadopsi budaya luar, saat ini yang gampang dan mudah untuk membuka seluruh dunia. Namun demikian, jangan lupa bahwasannya kita hidup di negara Republik Indonesia, yang hidup dengan keberagaman, dan etika budaya yang jadi dasarnya.

"Kalau mengadopsi budaya barat tanpa filter, di makan mentah-mentah, insyaallah etika yang diajarkan oleh guru-guru akan muncul berubah, tidak akan menghormati, tidak ada lagi rasa menghargai," ucapnya.

Lanjut Iptu Priyo, kita hidup dengan budaya Indonesia, diajarkan oleh orang tua terdahulu, oleh para pahlawan kita, bagaimana mempertahankan negara ini dengan etika, dengan rasa menghormati dan menghargai.

Untuk itu, ia mengajak bangkit, menimbulkan rasa kasih sayang kuat mendasari pada diri, bahwa hidup tidak sendiri di negara ini, dan di sekolah ini, ada teman samping kanan kiri, ada guru di depan, kita hormati.

Ia juga mengingatkan, jangan membawa status sosial di sekolah. Misalnya, wei bapak saya dewan, sekolah disini harus di anak emaskan, tidak boleh.

"Kita disini, hidup di sekolah ini adalah menjadi anak didik, tidak ada status sosial yang melekat pada diri kita, jadi harus paham itu. Kita pulang sekolah disebut anak siapa. Masuk ke sekolah ini yang dibawa adalah kita anak didik SMPN 1 Garut, berarti harus dijaga nama baik sekolah, dijaganya bagaimana, kembali lagi kepada sikap masing-masing," ujarnya.

Yang terakhir, Iptu Priyo menyampaikan lalu-lintas, keselamatan adalah modal utama dari kehidupan, maka sadari hal itu. Jika yang memakai sepeda motor, tolong disadari, karena belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan, belum layak mendapatkan Surat Ijin Mengemudi.

Selain itu, ia juga meminta mendukung kebijakan Pemerintah Kabupaten Garut, keterkaitan knalpot tidak tersertifikasi atau brong, dan meminta disampaikannya kepada teman-temannya, juga lingkungannya.

"Ikuti aturan, ikuti apa yang disampaikan guru-guru, saya yakin dan percaya punya prestasi, yang selalu akan membanggakan guru-guru yang telah mendidik kita, menjadi penerus yang sukses, dan saya yakin SMPN 1 Garut akan membawa menjadi orang-orang yang sukses," tandasnya. ***Jajang Sukmana

Kabar Wiyata


Loading...