Ukraina Serang Kilang Minyak Rusia, Harga Minyak Melonjak Nyaris 3%
Terasjabar - Harga minyak mentah kompak bergerak lebih tinggi pada awal perdagangan hari ini, melanjutkan kenaikan signifikan pada perdagangan sebelumnya yang mencapai level tertinggi dalam 4 bulan karena penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat hingga serangan kilang minyak Rusia.
Pada awal perdagangan hari ini Kamis (14/3/2024), harga minyak mentah WTI bergerak menguat 0,15% di posisi US$79,84 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent bergerak lebih tinggi atau naik 0,12% di posisi US$84,13 per barel.
Pada perdagangan Rabu (13/3/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melesat 2,78% di posisi US$79,72 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent terapresiasi 2,58% di posisi US$84,03 per barel.
Harga minyak naik mendekati 3% pada perdagangan Rabu dan menjadi kenaikan ke level tertinggi empat bulan sejak 6 November 2023. Kenaikan harga minyak didorong oleh penarikan mendadak persediaan minyak mentah AS, penurunan stok bensin AS yang lebih besar dari perkiraan, dan potensi gangguan pasokan setelah serangan Ukraina terhadap kilang minyak Rusia.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan perusahaan-perusahaan energi secara mengejutkan menarik 1,5 juta barel minyak mentah dari stoknya selama pekan yang berakhir 8 Maret 2024.
Bandingkan dengan perkiraan para analis yang memperkirakan peningkatan produksi sebesar 1,3 juta barel dan penarikan 5,5 juta barel yang ditunjukkan dalam data dari American Petroleum Institute (API).
Sementara itu, bensin berjangka AS RBc1 menunjukkan kenaikan harga terbesar di seluruh kompleks energi, naik sekitar 2,9% ke level tertinggi sejak September 2023 setelah EIA mengatakan perusahaan energi menarik stok bensin yang jauh lebih besar dari perkiraan, yaitu 5,7 juta barel pada minggu lalu.
Bandingkan dengan penarikan 1,9 juta barel dari stok bensin yang diperkirakan para analis.
Di Rusia, Ukraina menyerang kilang minyak pada hari kedua serangan pesawat tak berawak besar-besaran, yang menyebabkan kebakaran di kilang terbesar Rosneft yang menurut Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan upaya untuk mengganggu pemilihan presiden negaranya minggu ini.
"Karena kapasitas penyulingan Rusia rusak akibat serangan pesawat tak berawak Ukraina, hal ini dapat mengakibatkan Rusia mengekspor lebih sedikit bahan bakar diesel sehingga berpotensi bagi Rusia untuk mulai mengimpor bensin dan tentu saja akan mempengaruhi harga di seluruh dunia," ujar Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Rekan di Houston, kepada Reuters.
Putin mengatakan kepada negara-negara Barat bahwa Rusia secara teknis siap menghadapi perang nuklir dan jika AS mengirimkan pasukan ke Ukraina, hal ini akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang signifikan. Namun Putin juga mengatakan dia melihat tidak perlunya penggunaan senjata nuklir di Ukraina.
Minyak dan pasar keuangan yang lebih luas juga mendapat dukungan dari sentimen bahwa data terbaru mengenai inflasi AS tidak akan menggagalkan penurunan suku bunga pada pertengahan tahun.
Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendukung permintaan minyak.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap berpegang pada perkiraan pertumbuhan permintaan minyak sebesar 2,25 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024, lebih tinggi dari perkiraan lainnya.
Badan Energi Internasional (IEA), yang memperkirakan pertumbuhan permintaan akan jauh lebih rendah, memperbarui perkiraannya pada hari Kamis.
(Sumber: CNBC Indonesia)