Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar, Apa Sebab dan Artinya?
Terasjabar - CEO Indodax Oscar Darmawan angkat bicara soal harga Bitcoin yang terus menanjak hingga menembus Rp 1 miliar.
"Pencapaian harga Bitcoin ini merupakan momen historikal bagi industri kripto. Harga ini tertinggi sejak November 2021. Kenaikan harga ini diiringi dengan lonjakan minat investor dan memicu lahirnya generasi baru OKB (orang kaya baru) di dunia kripto karena mereka mendadak jadi miliarder," kata Oscar di Jakarta, Selasa, 5 Maret 2024.
Lonjakan harga Bitcoin itu, menurut dia, juga menunjukkan bahwa kripto semakin diterima sebagai aset investasi yang berlegitimasi dan memiliki potensi keuntungan yang besar.
Oscar menyebutkan kenaikan harga Bitcoin juga menandakan bahwa halving day semakin dekat. Halving day dikenal dengan adanya kenaikan harga yang dipicu oleh terganggunya pasokan Bitcoin, yang pada akhirnya mengakibatkan peningkatan permintaan dan membuat harga naik.
"Terlebih lagi, saat ini terdapat fenomena 'fear of missing out' yang diyakini memperkuat harga Bitcoin. Meskipun harga Bitcoin naik, pada saat halving akan ada penyesuaian harga," kata Oscar.
Aplikasi Indodax menunjukkan halving Bitcoin akan terjadi sekitar 42 hari lagi. Pada 2024, kenaikan harga Bitcoin kemungkinan bisa mencapai dua kali lipat maupun lebih dari halving sebelumnya.
"Saat ini saja, harga Bitcoin sudah menyentuh Rp 1 miliar. Angka tersebut bahkan menembus angka ATH Bitcoin pada November 2021, yaitu Rp 978 juta," kata Oscar.
Tak hanya faktor halving day yang semakin dekat, kenaikan harga Bitcon juga terjadi karena bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menurunkan suku bunga dengan perkiraan hingga 75 basis poin.
Menurut Oscar, adanya konflik geopolitik mengganggu aktivitas perdagangan global, menyebabkan rantai pasokan global terganggu. "Hal ini membuat biaya dan waktu indeks delivery pasokan global melemah dari 50,1 pada akhir 2023, saat ini menjadi 48,9. Maka dari itu, hal tersebut membuat investor berbondong-bondong berinvestasi di Bitcoin," ucapnya.
Adapun kenaikan harga Bitcoin biasanya akan diikuti oleh kenaikan altcoin, salah satu contohnya Ethereum, seperti di halving-halving sebelumnya. Itu menyebabkan munculnya altcoin seasons.
Dengan meningkatnya nilai bitcoin menjelang periode halving, kemungkinan sebagian investor yang berkeinginan berinvestasi tetapi biayanya terbatas, cenderung akan beralih untuk membeli altcoin yang harganya lebih terjangkau.
Akibatnya, kata Oscar, terjadi peningkatan permintaan terhadap altcoin dan harga mereka ikut meningkat. Maka dari itu, para investor dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menambah keuntungan.
Selain halving day, para investor juga harus mempersiapkan diri untuk menyambut masa-masa setelah halving dengan menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA). Teknik DCA dapat membantu para investor untuk mendapatkan harga Bitcoin yang terbaik.
(Sumber: TEMPO.co)