Berikut Beberapa Fakta Beras Susah Dicari hingga Harganya Mahal

Berikut Beberapa Fakta Beras Susah Dicari hingga Harganya Mahal
Ilustrasi (Halodoc : Google)
Editor: Epenz Hot News —Minggu, 3 Maret 2024 08:51 WIB

Terasjabar.id - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulogmasih terus mengecek persediaan beras dan melakukan usaha-usaha untuk menstabilkan harga beras.

Harga beras yang masih tinggi kian meresahkan masyarakat. Pasalnya, beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, sehingga harganya yang terus naik akan sangat mengkhawatirkan.

Berikut 6 fakta susah cari beras hingga harga beras:

1. Beras Impor Susah Didapat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) curhat susahnya mencari pasokan beras dari luar negeri seperti negara-negara produsen beras. Dirinya mengatakan, hal ini berbeda dengan sebelumnya di mana hampir tiap negara produsen beras menawarkan ke Indonesia.

"Kita tahu kalau dulu banyak yang menawarkan pada kita misalnya beras, hampir semua negara produsen beras menawarkan berasnya kepada kita, sekarang ini kita mencari beras ke negara-negara produsen, itu juga tidak gampang dan tidak mudah," ujar Jokowi saat Rapim TNI Polri di Cilangkap, Jakarta Timur.

Jokowi menambahkan, banyak negara yang menyetop ekspor bahan pangannya, termasuk beras. Menurutnya sikap untuk tidak mengekspor beras berkaitan dengan perubahan iklim hingga gangguan rantai pasok.

"Semuanya sekarang ini ngerem untuk tidak ekspor bahan pangannya, baik gandum maupun beras, akibat perubahan iklim, akibat perubahan cuaca dan gangguan rantai pasok," kata Jokowi.

2. Keadaan Politik dan Ekonomi Global Pengaruhi Impor Beras

Dalam rapim Jokowi mengingatkan TNI Polri bahwa tantangan global merupakan tantangan yang paling sulit dihadapi. Sebab, tantangan ini dapat berdampak signifikan terhadap situasi ekonomi dan sosial di dalam negeri.

"Tantangan global yang sangat rumit, juga bisa berdampak signifikan pada situasi ekonomi dan situasi sosial di dalam negeri. Kita tahu ketidakpastian ekonomi masih belum jelas, masih belum pasti, geopolitik dunia juga sulit dihitung, sulit dikalkulasi," ujar Jokowi.

"Lanskap ekonomi, lanskap politik dunia juga sulit dikalkulasi, sulit dihitung. Kita tahu konflik Ukraina belum selesai, datang konflik Gaza, ada tambahan Yaman, sehingga menyebabkan inflasi pangan melanda dunia," tukasnya.

3. Harga Beras Turun di Beberapa Tempat

Perum Bulog mencatat pasokan beras di beberapa pasar tradisional mendekati normal. Salah satunya di Pasar Johar, Karawang.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memantau langsung kondisi stok beras di Pasar Johar Karawang. Menurutnya, tambahan pasokan dari beras SPHP sebesar 300 ton per hari membuat pasokan beras di Karawang sudah mendekati pasokan normal sebagaimana biasanya.

"Sebelumnya pasokan di Pasar Johar cuma 500 ton per hari, dengan tambahan SPHP 300 ton menjadi 800 ton per hari dan ini sudah mendekati pasokan normal di sini yang rata-rata sebesar 1.000 ton per hari" kata Bayu.

Selanjutnya Sekretaris Paguyuban Pedagang Beras Pasar Johar Karawang Acin mengatakan saat ini kondisi harga beras di pasar tersebut ada penurunan harga sebesar Rp1.000 sampai Rp1.500 per kilogram (kg).

"Untuk beras lokal Demak harganya sudah turun dari Rp14.500 perkilo menjadi Rp13.500 per kilo. Sementara untuk beras premium yang tadinya Rp16.000 per kilo sekarang menjadi Rp14.500 per kilo," paparnya.

4. Pengaruh Pasokan Beras Dengan Harga Beras


Menurut Acin, dengan adanya tambahan pasokan beras Bulog di Pasar Johar sangat berdampak terhadap penurunan harga beras.

Selain Pasar Induk Beras Cipinang yang merupakan pasar grosir tingkat konsumen, Pasar Johar Karawang merupakan pasar grosir produsen yang juga mempengaruhi kondisi perberasan di Jabodetabek.

5. Harga Beras Turun Jelang Ramadhan

Bapanas menegaskan bahwa harga beras bakal turun menjelang Bulan Suci Ramadhan. Hal itu disebabkan faktor masuknya musim panen raya di beberapa daerah yang sudah terjadi belakangan ini.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan, masuknya panen raya membuat harga gabah mengalami penurunan, hal tersebut berdampak pada turunnya harga pokok produksi (hpp) di tingkat penggilingan, sehingga harga beras di pasar menjadi murah.

6. Prediksi Stok dan Penurunan Harga Beras

Menurut Arief, masuknya musim panen ini diproyeksikan harga gabah akan kembali di angka Rp6.500-Rp7.000 per kilogram. Sedangkan harga gabah saat ini memang masih berada di angka Rp8.600-Rp8.700 per kilogram. Pembentukan harga beras di pasar merupakan 2 kali harga gabah.

Sehingga ketika harga gabah berada di level, katakanlah seperti yang dikatakan Arief Rp7.000 per kilogram, maka kemungkinan harga beras di pasar sekitar Rp14 ribu/per kilogram. Harga tersebut menurutnya sudah berada di jalur Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Otomatis (harga beras turun ketika panen), jadi malah kebalikannya yang harus dijaga di tingkat petani," ujar Arief di pasar induk beras Cipinang

Pada kesempatan tersebut, Arief mengungkapkan diproyeksikan pada bulan Maret mendatang akan ada panen padi sebanyak 3,5 juta ton. Jumlah tersebut terhitung surplus jika dibandingkan dengan kebutuhan beras per bulan sebanyak 2,5 juta ton.

"Kemudian, minggu ini panen lokal sudah dimulai sehingga harga gabah ini akan berangsur turun dari sebelumnya di angka Rp8.600-Rp8.700 akan turun jadi Rp8.000, dan akan turun lagi menjadi sekitar Rp6.500 per kilo," lanjutnya.

Disadur dari Okezone.com 

Bapanas Perum Bulog Harga Beras


Loading...