Keunggulan Jalur Pendakian Baru Trisakti Sadarehe Membentang Padang Savana

Keunggulan Jalur Pendakian Baru Trisakti Sadarehe Membentang Padang Savana
Editor: Epenz Teras Kuningan —Jumat, 26 Agustus 2022 10:01 WIB

Kuningan, Terasjabar.id -- Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) memiliki magnet bagi para pecinta dan petualang alam untuk tak henti-hentinya menapaki dan menelusuri keindahan bentang alam dari kaki hingga puncak gunung. Dengan ketinggian 3.078 mdpl, gunung tertinggi di Jawa Barat ini menjadi primadona bagi para pemula ataupun para expert/ahli naik gunung. Saat ini pendakian Gunung Ciremai dilakukan melalui 4 jalur pendakian yaitu Linggajati, Linggasana, Palutungan dan Apuy. Tiga jalur diantaranya berada di SPTN Wilayah I Kuningan dan Satu diantaranya yaitu Jalur Pendakian Apuy berada di SPTN Wilayah II Majalengka. Setiap jalur pendakian di Gunung Ciremai memiliki karakter sendiri dan tentu berbeda sensasinya.

Ikuti INSTAGRAM Kami :




Gambar

Sejak tahun 2019, telah dijajaki rencana pembukaan jalur pendakian baru yang sebelumnya selalu dijadikan jalur ilegal oleh para pendaki yaitu Jalur Sadarehe. Untuk meminimalisir tingkat kecelakaan akibat pendakian illegal maka kelompok masyarakat Desa Payung Kec Raja Galuh Kab Majalengka mengajukan pengelolaan wisata pendakian di Jalur Sadarehe. Didukung oleh anggota DPR RI Komisi IV, Sutrisno dan Direktur Jenderal KSDAE kala itu, Wiratno perlu melakukan langkah-langkah persiapan pembukaan jalur pendakian. Dimulai dari identifikasi potensi wilayah, survey calon jalur pendakian, perhitungan kuota dan daya dukung, penataan basecamp dan jalur pendakian, dan terakhir pendakian Trisakti pada peringatan hari kemerdekaan RI ke-77 pada tanggal 17 Agustus 2022 yang diikuti oleh 77 orang peserta.

Sementara itu, Kamis (25/8), diadakan peresmian jalur pendakian baru di SPTN Wilayah II Majalengka. Acara ditandai penandatanganan prasasti, 'tumpengan' dan gunting pita disaksikan oleh 50 orang aparat Pemerintah Desa Payung, MPGC Tunas Karya diketuai Sutari, MPA Desa Bantaragung, dan MPA Desa Padaherang.

Gambar
Teguh Setiawan, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) menyampaikan rasa bangga kepada kelompok masyarakat MPGC Tunas Karya yang sampai saat ini terus berupaya, bekerjasama, bergotong royong dan bahu membahu mewujudkan pengelolaan jalur pendakian. “Saya berharap kedepan diantara anggota kelompok tidak ada selisih paham, karena biasanya kalau sudah keliatan manis, akan timbul rasa karya sendiri. Jadi jelas ini karya bersama”pungkas Teguh.
Sementara Sutrisno selaku penggagas memberikan nama untuk jalur pendakian baru ini yaitu “Jalur Pendakian Trisakti Sadarehe”.

Tonton Juga :

Makna Trisakti yang digagas Bung Karno kata Sutrisno, dalam buku Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno yang ditulis oleh Asvi Warman Adam dkk adalah gagasan dalam membangun Indonesia, agar mampu mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan dan gemah ripah loh jinawi. “Nilai-nilai tersebut yaitu berdaulat dalam berpolitik, berdikari dalam bidang ekonomi dan kepribadian secara budaya”ucap Sutrisno lantang.
Teguh menambahkan makna Trisaksi tersebut memiliki kesamaan dengan pengelolaan TNGC melalui 3 kelola, yaitu kelola ekologis, ekonomi dan sosial budaya. Secara ekonomi, pemanfaatan jasa lingkungan dan sumber daya hutan lainnya harus mampu menghasilkan penerimaan ekonomi bagi masyarakat di sekitar kawasan. Secara ekologi, jasa lingkungan dan sumber daya hutan lainnya tetap memiliki manfaat dan fungsi lingkungan.

Gambar
Secara sosial, pemanfaatan jasa lingkungan dan sumber daya hutan lainnya dapat memberikan berkeadilan dan harmonisasi stakeholder lingkup TNGC.

Kelebihan dari Jalur Pendakian Trisakti Sadarehe ini antara lain, memiliki 8 transit yang terdiri dari 3 transit camp dan 5 transit shelter. Keunggulan jalur pendakian ini adalah padang savana yang membentang pada ketinggian 2.670 mdpl, pemandangan matahari terbit dan terbenam dan hamparan Edelweis.

Baca Juga :


(H Aboy)

TNGC SPTN Wilyah I Kuningan Padang Savana Pendakian Baru Trisakti Sadarehe


Loading...