Pelajari Penerapan PKRS Bagi Remaja, Delegasi Ethiopia Kunjungi Sekolah Tingkat Menengah di Kabupaten Garut

Pelajari Penerapan PKRS Bagi Remaja, Delegasi Ethiopia Kunjungi Sekolah Tingkat Menengah di Kabupaten Garut
Editor: Jajang Teras Garut —Jumat, 16 Agustus 2024 06:41 WIB

Garut, 15 Agustus 2024 - Dengan komitmen dalam pemenuhan Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (HKSR), serta Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS), Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan lembaga non-profit yang terus bekerja pada isu tersebut khususnya penanganan dan pencegahan perkawinan anak. Melalui program Power to You(th), YGSI mendampingi tamu kunjungan belajar dari organisasi yang tergabung dalam koalisi program Power to You(th) global untuk mempelajari implementasi PKRS, dimana rangkaian kegiatan kunjungan ini berlangsung pada tanggal 10-17 Agustus 2024 di Jakarta dan Garut.

Salah satu agenda sinergi lintas negara ini mengunjungi sekolah implementasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKSR) di Kabupaten Garut. Sekolah yang dikunjungi yaitu SMPN 1 Banyuresmi, yang juga dihadiri perwakilan dari SMP Yakha Banyuresmi, serta MTs An-Nashr, yang dihadiri pula oleh perwakilan dari SMPN 2 Tarogong Kaler. Rombongan delegasi disambut meriah di setiap lokasi sekolah dengan memperlihatkan berbagai atraksi oleh para siswa antara lain pencak silat, tari tradisional, puisi, dan paskibra. Selain itu, berbagai camilan disajikan bagi para tamu agar dapat mencicipi makanan dan minuman khas Garut. Agenda di kedua sekolah ini adalah berdialog dengan kepala sekolah dalam membuat kebijakan penerapan PKRS, para guru yang memberikan pembelajaran, serta pengalaman para siswa dalam menerima PKRS. Pada kesempatan ini juga digelar pameran karya siswa dalam berbagai bentuk dengan referensi topik-topik yang dipelajari dari modul Setara.

Di MTs An-Nashr, delegasi disambut oleh Kepala Desa Mekarjaya, Ketua Yayasan An-Nashr, dan Perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Garut. Ketua Yayasan An-Nashr, Ajang Salahudin mengatakan “PKRS sangat perlu disampaikan kepada peserta didik untuk membekali mereka agar lebih bertanggung jawab menjaga kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. Disamping itu, harapannya para siswa dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan menghargai orang lain”.

“Perlu dilakukan perluasan sosialisasi terkait PKRS kepada orang tua, organisasi di luar lembaga pendidikan, dan masyarakat luas agar topik ini tidak lagi dianggap tabu untuk diberikan kepada remaja agar mereka dapat menjadi generasi yang bermartabat bagi diri sendiri, keluarga dan bangsa” lanjut Asep.

Setelah pidato sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan Kepala Sekolah MTs An-Nashr, Dikdik Subhan Malik menyampaikan “Kami yang awalnya melihat topik ini merupakan hal yang tabu, akan tetapi materi yang diajarkan melalui modul Setara terkait PKRS sejalan dengan apa yang ada pada buku-buku referensi agama islam sehingga kami saat ini dan kedepannya akan tetap memberikan pembelajaran terkait PKRS ke peserta didik di MTs An-Nashr”

“Sejak tahun 2022, strategi yang sudah dilakukan sekolah kami antara lain melakukan sosialisasi terkait PKRS, serta menyusun kebijakan untuk memuat pelajaran PKRS ke dalam kurikulum madrasah, membuat satuan tim PKRS, melakukan pengimbasan ke sekolah lain, dan meningkatkan kapasitas guru” lanjut Dikdik.

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia melalui program Power to You(th) bersama Yayasan Semak, pada awalnya membuat sekolah piloting implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas (PKRS) sebanyak 4 sekolah yang terdiri dari 3 SMP dan 1 MTs, serta melakukan pengimbasan kepada 19 SMP. Sampai saat ini, Dinas Pendidikan telah melakukan sosialisasi penerapan PKRS ke 300 sekolah dan 175 sekolah tingkat SMP diantaranya telah berkomitmen melaksanakan PKRS, serta telah melaksanakan pelatihan PKRS kepada 42 pengawas pendidikan SMP.

Kemitraan Power to You(th) didedikasikan untuk memberdayakan remaja perempuan dan perempuan muda dari komunitas yang kurang terlayani, memungkinkan partisipasi mereka yang bermakna dalam proses pengambilan keputusan mengenai praktik berbahaya, kekerasan berbasis gender dan seksual (KBGS), dan kehamilan yang tidak diinginkan. Dengan mitra di Ethiopia, Ghana, Indonesia, Kenya, Malawi, Senegal, Uganda, Afrika Selatan, dan Belanda, aliansi ini berupaya mengumpulkan dukungan publik, mendorong kebijakan dan undang-undang yang lebih baik, serta memperkuat masyarakat sipil untuk memperkuat suara anak muda, memungkinkan mereka untuk menyatakan, melindungi, dan memperluas ruang sipil. (*)


Tentang Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) :
Organisasi nirlaba yang berdiri tahun 2024 yang sebelumnya dikenal dengan nama Rutgers Indonesia. YGSI memiliki visi dan misi untuk mempromosikan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) dan pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS) dengan fokus pada pendidikan, advokasi dan pelibatan masyarakat, YGSI berupaya untuk menciptakan masyarakat yang menghormati dan menjunjung tinggi hak-hak semua individu, terutama orang muda.

Kabar Wiyata


Loading...