SMPN 1 Banyuresmi Dikunjungi Delegasi Lima Negara Terkait PKRS

SMPN 1 Banyuresmi Dikunjungi Delegasi Lima Negara Terkait PKRS
Editor: Jajang Teras Garut —Kamis, 15 Agustus 2024 16:56 WIB

TERASJABAR.ID - Delegasi dari negara South Africa, Uganda, Ethiopia, Kenya, dan Belanda didampingi dari Indonesia mengunjungi SMP 1 Banyuresmi di Jl. H. Hasan Arif, Karyamukti, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat pada Kamis (15/8/2024).

Kedatangan mereka tak lain melanjutkan dari rangkaian kegiatan yang merupakan terakhirnya untuk mempelajari upaya yang dilakukan terhadap pencegahan perkawinan anak, praktik berbahaya, serta kekerasan berbasis gender dan seksual (KBGS).

Kedatangan delegasi disambut langsung oleh Kepala SMPN 1 Banyuresmi, H. Edi Sutisna, S.Pd., M.Pd., dengan mengenakan pakaian adat Sunda beserta jajarannya, juga dengan tarian penyambutan khas Sunda yang dibawakan oleh siswa kelas 7, 8, dan 9, serta dramband.

"Alhamdulillah rata-rata mereka berkesan sangat senang, sangat gembira, bahkan tadi dalam testimoni mereka mereka merasa jadi ratu dan raja betul dengan penyambutan kita," ungkap H. Edi disela-sela acara.

Ia mengaku bangga, sebab sekolah yang dipimpinnya dijadikan referensi terkait PKRS (Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual) oleh lima negara.

"Mudah-mudahan ke depannya program PKRS SMPN 1 Banyuresmi menjadi contoh untuk semua sekolah di Kabupaten Garut, dan tidak terjadi lagi bullying, perundungan maupun pelecehan seksual," ucapnya.

Menurutnya, program PKRS banyak manfaatnya terutama terkait perubahan yang berdampak positif terhadap siswa, tidak malu-malu lagi curhat kepada gurunya, ketika berkenaan dengan pendidikan reproduksi dan seksualnya.

"Jadi anak-anak tidak ragu-ragu lagi bertanya, dan memang ini juga dilatih di atau didik di program PKRS, untuk berani mengemukakan hal itu, sehingga mereka hati-hati tentang hal-hal tersebut di sekolah tidak terjadi lagi pelecehan seksual atau bullying dan perlindungan," jelasnya.

Ia berjanji akan mengajak teman-teman sejawatnya yang ada di sekolah lain, terutama pimpinan sekolah. Untuk diseminasi penerapan PKRS di masing-masing sekolah, karena itu sangat banyak manfaatnya dan mereka dididik dilatih diberikan pemahaman oleh para ahlinya.

"PKRS ini sangat perlu, kami selalu telah menyampaikannya kepada seluruh orang tua wali murid di awal tahun ajaran dalam bentuk Parenting dengan memberikan pemahaman tentang PKRS," tandasnya.

Terpantau delegasi lima negara ini terlihat nyaman, betah. Mereka tak hanya bercengkrama dengan para siswa dan guru-guru, juga turut menarik, serta berfoto bersama.

Muluken Dessalegn Muluneh dari Negara Ethiopia dan Ruth Wangechi Warutere dari Negara Kenya mengaku sangat luar biasa, sangat suka orang-orang yang ada di Garut, karena benar-benar ramah, benar-benar terbuka dan terlihat ada banyak sekali cinta yang dibagikan.

Mereka menilai, orang-orang Garut ini dari sudut pandang program belajar banyak hal soal tentang implementasi PKRS dan mereka berharap pelajaran yang diambil ini bisa mereka bawa pulang.

Selain itu, kata mereka, luar biasa melihat betapa terhubungnya ketersinambungan antara berbagai pihak yang ada di Garut ini, ada banyak aktor, pemerintah, sekolah, mereka saling bekerja sama dan itu sesuatu yang sulit sekali pasti dicapainya.

Tapi dia bangga bahwa orang-orang Garut berhasil mencapai itu dan juga kotanya indah sekali, infrastrukturnya luar biasa terutama di sekolah-sekolah banyak yang menggunakan teknologi, dan itu sesuatu yang di negaranya sendiri belum dilakukan. Jadi mereka senang banget melihat penggunaan teknologi yang ada di Indonesia sejauh ini. ***Jajang Sukmana

Kabar Wiyata


Loading...