Jutaan Ikan di KJA Waduk Jatiluhur Mati diduga karena Cuaca Buruk

Jutaan Ikan di KJA Waduk Jatiluhur Mati diduga karena Cuaca Buruk
Ikan mati massal di Waduk Jatiluhur (Foto: Didin Jalaludin)
Editor: Malda Hot News —Selasa, 3 Januari 2023 10:12 WIB

Terasjabar.id - Cuaca buruk yang terjadi hampir seminggu terakhir membuat jutaan ekor ikan air tawar mati massal di Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Jatuhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Akibatnya, ratusan petani KJA di waduk terbesar di Indonesia ini merugi hingga ratusan juta rupiah.

Kematian massal ikan air tawar ini paling besar terjadi di zona V, wilayah Pasir Kole dan Pasirlaya, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani dan Desa Kitamanah, Kecamatan Sukasari.

"Kondisi seperti ini sudah dirasakan sejak Minggu 1 Januari 2023 malam. Tiba-tiba saja ikan mengambang, dan terus berlanjut hingga Senin 2 Januari sore ini," kata Nono Supriatna, salah seorang petani KJA Jatiluhur, Senin (2/1/2023).

Menurutnya, kematian ikan secara massal ini disebabkan akibat cuaca buruk. Kurang dari satu minggu terakhir langit mendung secara terus menerus.

Akibat tidak ada mata hari, air waduk berubah suhu menjadi dingin. Kondisi ini membuat arus air dari dasar waduk naik dan juga sebaliknya, yang disebut Up-welling atau Umbalan.

Fenomena ini adalah pembalikan masa air, karena adanya perbedaan kerapatan (berat jenis) akibat perbedaan suhu air di antaranya kedua lapisan kolom air. Salah satu faktor pemicu kematian massal ikan yang disebabkan oleh fenomena umbalan adalah banyaknya limbah organik di dasar perairan yang berasal dari daratan maupun aktivitas budidaya dalam KJA yang ada di waduk.

"Mati massal ikan ini sudah terdeteksi sejak dua hari lalu, ikan berenang dan mengap-mengap di permukaan air. Melihat gelagat yang kurang baik, beberapa petani pun ada yang memanen ikannya lebih awal atau memindahkannya ke empang atau penampungan yang ada di darat," tutur Nono.

Namun demikian, para petani tidak menyangka proses umbalan terjadi lebih cepat. Begitu juga cuca buruk yang biasanya terjadi setiap memasuki awal tahun ini, kali ini terjadi lebih awal dan menyebabkan para petani ikan di Jatiluhur kecolongan. Para petani memprediksi cuaca buruk yang memasuki musim hujan terjadi pada Februari mendatang, sehingga pada sekitar dua tiga bulan ke belakang banyak petani memilih menabur benih ikan.

"Kami menabur benih ikan pada Oktober lalu. Jadi udah tananggung. Ternyata prediksi kami meleset. Cuaca buruk datang lebih cepat terjadi. Biasanya kan di bulan dua musim hujan yang paling ekstrem itu. Ya mau gimana lagi, kami pasrah saja," ujarnya.

Nomo mengaku ikan air tawar yang mati massal di KJA miliknya saat ini sebanyak sekitar 18 ton, dengan usia masa tanam ikan dua bulan. Dari jumlah itu dirinya mengalami kerugian sekitar Rp400 juta. Begitu juga petani ikan lainnya, yang juga mengalami kerugian lebih besar akibat kematian massal ini.

"Ada petani yang di atas 30 ton ikannya mati semua. Kasian. Ya mau gimana lagi namanya juga musibah. Untuk ikan-ikan yang belum membusuk kami bawa ikannya ke darat dan dibagikan ke warga atau dijual murah untuk dijadikan ikan asin air tawar. Meskipun mati massal, tapi ikan aman untuk dikonsumsi. Adapun jenis ikan mati, sebagian besar didominasi ikan jenis ikan mas dan nila," kata petani KJA lainnya di Waduk Jatiluhur.(Sumber: Okezone.com) 

KJA Waduk Jatiluur Keramba Jaring ikan Sukatani Panyindangan


Loading...