Oleh : Subchan Daragana / Magister Komunikasi Universitas Bakrie
(Allah Membalas Kita Sebagaimana Kita Memperlakukan Sesama)
Sering kali kita berdoa dengan sangat khusyuk. Meminta ampunan, memohon kemudahan hidup, berharap Allah menutup aib, melapangkan rezeki, dan melembutkan takdir. Namun jarang kita bertanya dengan jujur pada diri sendiri, sudahkah aku melakukan hal yang sama kepada sesama hamba Allah? Ataukah doa-doa kita hanya naik ke langit, sementara perilaku kita justru memantul kembali ke bumi.
Al-Qur’an mengajarkan sebuah hukum sunatullah yang halus namun tegas Allah memperlakukan hambaNya sebagaimana hamba itu memperlakukan sesama. Inilah hukum “cermin amal”, mirroring perilaku ( attitude ).
Allah berfirman dalam QS. An-Nur ayat 22:
….“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Tidakkah kamu ingin bahwa Allah mengampunimu?”
Ayat ini turun bukan kepada orang sembarangan, tetapi kepada Abu Bakar ash-Shiddiq r.a , seorang sahabat mulia yang tersakiti. Allah tidak hanya memerintahkannya memaafkan, tetapi mengaitkan langsung pemaafan kepada manusia dengan pemaafan dari Allah. Seolah Allah berkata, ” jika engkau ingin Aku memaafkanmu, maka maafkanlah mereka”.
Di sinilah banyak dari kita tersandung. Kita ingin Allah memudahkan urusan kita, tetapi kita gemar mempersulit orang lain. Kita ingin Allah menutup aib kita, tetapi jari kita ringan menyebarkan aib sesama. Kita ingin Allah memaafkan dosa-dosa kita, tetapi hati kita enggan memaafkan kesalahan orang lain, bahkan yang sudah menyesal.
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa menutup aib seorang Muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.”
(HR. Muslim)
Ini bukan sekadar anjuran akhlak, melainkan hukum balasan sejenis amal. Apa yang kita lakukan kepada hamba Allah, akan Allah kembalikan kepada kita dengan caraNya yang jauh lebih sempurna.


















