Resmi Gantung Raket, Ini Rekam Jejak dan Prestasi Terbaik Tontowi Ahmad

Resmi Gantung Raket, Ini Rekam Jejak dan Prestasi Terbaik Tontowi Ahmad
Pebulutangkis spesialis ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad. [AFP]
Editor: Admin Sport Style —Senin, 18 Mei 2020 16:03 WIB

Terasjabar.id –  Pebulutangkis spesialis ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad resmi mengumumkan pensiun melalui Instagram pribadinya, @tontowiahmad_, Senin (18/5/2020).

Selama berkarier lebih dari satu dekade, kemampuan eks rekan tanding Liliyana Natsir itu sudah tak diragukan kehebatannya.

Dilansir dari Suara.com, sejak dipasangkan dengan Butet--sapaan akrab Liliyana--pada 2010 silam, Tontowi menjelma menjadi salah satu pebulutangkis terbaik Tanah Air.

Berbagai prestasi bergengsi telah dirinya berikan kepada Indonesia, termasuk medali emas Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.

Pebulutangkis Indonesia Tontowi Ahmad (kiri) bersama partnernya di ganda campuran, Liliyana Natsir, merayakan keberhasilan meraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil, Rabu (17/8/2016). [AFP/Goh Chai Hin]
Pebulutangkis Indonesia Tontowi Ahmad (kiri) bersama partnernya di ganda campuran, Liliyana Natsir, merayakan keberhasilan meraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil, Rabu (17/8/2016). [AFP/Goh Chai Hin]

Saat Liliyana memutuskan pensiun pada Januari 2019, Tontowi masih memiliki motivasi untuk melanjutkan karier.

Pebulutangkis kelahiran Banyumas 18 Juli 1987 silam itu sempat berpartner dengan dua pebulutangkis muda, Winny Oktavina Kandow dan Apriyani Rahayu, sebelum benar-benar mengakhiri karier profesional.

Kiprah Tontowi / Liliyana kini resmi berakhir. Tak ada salahnya bila kita menengok rekam jejak dan prestasi duet emas tersebut sebagaimana dirangkum Suara.com.

Menjalani Debut pada 2010

Petualangan duet emas Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir bermula sejak pertengahan 2010 silam. Saat itu, pelatih Richard Mainaky secara mengejutkan merombak pasangan andalannya, Nova Widianto Lilyana Natsir.

Nova/Liliyana merupakan ganda campuran peringkat satu dunia saat itu. Richard menceraikan keduanya lantaran melihat performa Nova mulai menurun di usia 33 tahun.

Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad saat melawan ganda campuran Cina Zheng Siwei dan Huang Yaqiong pada pertandingan final Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad saat melawan ganda campuran Cina Zheng Siwei dan Huang Yaqiong pada pertandingan final Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Richard memulai sayembara terkait calon pengganti Nova pada pertengahan Juli 2010. Saat itu, PBSI memiliki dua opsi, yakni Devin Lahardi dan Tontowi Ahmad.

Kedua pebulutangkis muda itu pun diberikan kesempatan oleh Richard untuk berpasangan dengan Liliyana.

Devin lebih dulu berduet dengan Liliyana di turnamen Malaysia Open Grand Prix 2010 (6-11 Juli).

Duet anyar itu langsung tampil apik dengan meraih juara usai mengalahkan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthoungkam (Thailand), 13-21, 21-16, dan 21-17.

Tak mau kalah dengan Devin, Tontowi yang diberi kesempatan turun dengan Liliyana di ajang Makau Open 2010 juga tampil cemerlang.

Duet Tontowi/Liliyana langsung meraih gelar juar setelah menundukkan pasangan Indonesia lainnya, Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa, dengan skor 21-14, 21-18.

Berbekal hasil itu, Richard Mainaky lebih memilih Tontowi sebagai pasangan baru Lilyana. Saat itu, umur Tontowi baru menginjak 23 tahun.

Duet Tontowi/Liliyana pada akhirnya terbukti sukses. Gelar Makau Open 2010 hanya permulaan dari berbagai tinta emas yang mereka ukir dalam sejarah perbulutangkisan Indonesia.

Bergelimang Gelar Juara, Melengkapi Legasi Ganda Campuran

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, juara Indonesia Open 2018. Di final, Owi/Butet—sapaan akrab mereka—mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), 21-17 dan 21-8, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (8/7). [Humas PBSI]
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, juara Indonesia Open 2018. Di final, Owi/Butet—sapaan akrab mereka—mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), 21-17 dan 21-8, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (8/7). [Humas PBSI]

Setelah menjalani debut manis dengan raihan gelar juara, perjalanan karier Tontowi/Liliyana tak selalu berlangsung mulus.

Mereka gagal meraih gelar di Chinese Tapipei Grand Prix Gold 2010 usai takluk dari rekan sepelatnasnya, Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa.

Owi/Butet sempat diikutsertakan di ajang Asian Games 2010. Tapi, mereka gagal menuai prestasi, meskipun tetap dipertahankan sebagai pasangan.

Sejak saat itu, kebintangan Tontowi/Liliyana mulai terlihat. Mereka seakan tak terbendung dengan meraih berbagai prestasi bergengsi mulai dari turnamen superseries--kini BWF World Tour--hingga Olimpiade 2016.

Medali emas Olimpiade menjadi prestasi tertinggi yang berhasil diraih Tontowi/Liliyana.

Lebih hebatnya, itu merupakan medali emas Olimpiade pertama yang berhasil diraih sektor ganda campuran Indonesia.

Seperti kata Richard Mainaky, duet Tontowi/Liliyana telah melengkapi legasi dan prestasi dari sektor ganda campuran Merah Putih.

Berikut sederet gelar yang diraih Tontowi/Liliyana:
1. Makau Open 2010, 2011
2. Chinese Taipei Open 2010, 2011, 2012
3. Indonesia Masters 2010, 2011, 2015
4. Malaysia Masters 2011
5. Swiss Open 2011
6. India Open 2011, 2012, 2013
7. Singapore Open 2011, 2013, 2014
8. All England Open 2012, 2013, 2014
9. Cina Open 2013, 2016
10. French Open 2014, 2017
11. Malaysia Open 2015
12. Hongkong Open 2016
13. Indonesia Open 2017, 2018
14. SEA Games 2011
15. Kejuaraan Asia 2015
16. Kejuaraan Dunia 2013, 2017
17. Olimpiade 2016

Resmi Gantung Raket Ini Rekam Jejak dan Prestasi Terbaik Tontowi Ahmad Pebulutangkis


Loading...