Awasi Pangan Selama Ramadhan, BBPOM Bandung Temukan Produk Rusak Dijual

Awasi Pangan Selama Ramadhan, BBPOM Bandung Temukan Produk Rusak Dijual
Detik.com
Editor: Malda Hot News —Minggu, 17 Mei 2020 13:56 WIB

Terasjabar.id - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung melakukan pengawasan dan identifikasi produk makanan selama bulan Ramadhan dan jelang lebaran. Dari hasil pengawasan, BBPOM menemukan ada sejumlah produk dalam keadaan rusak dijual.

Kepala BBPOM Bandung Hardiningsih mengatakan pengawasan dilakukan oleh BBPOM bersama instansi terkait mulai 27 April hingga 22 Mei 2020. Pengawasan dilakukan terhasap 33 sarana mulai dari ritel, gudang distributor, toko, supermarket dan pusar parcel.

"Dari 33 sarana, hanya 12 sarana yang memenuhi ketentuan dan syarat keamanan," ucap Hardiningsih dalam keterangan resmi yang diterima detikcom, Minggu (17/5/2020).

Hardiningsih menuturkan dari 33 sarana yang diperiksa, ada 21 sarana yang kedapatan masih menjual produk makanan yang tidak sesuai ketentuan. Dari jumlah tersebut, ditemukan 81 produk pangan olahan dalam kemasan rusak, 5 produk kadaluarsa dan 6 produk tidak memenuhi ketentuan label.

"Kami langsung memberikan peringatan kepada 21 sarana tersebut. Kemudian untuk pangan yang rusak dan kedaluarsa, kami meminta sarana untuk mengembalikannya. Harusnya yang rusak dan kedaluarsa tidak dijual, tapi disisihkan untuk dikembalikan. Tetapi, angka (pelanggaran) sudah mengecil," tuturnya.

Selain mengawasi produk makanan, BBPOM juga turut mengawasi kandungan bahan berbahaya pada jajanan buka puasa atau takjil di 3 kabupaten dan kota serta pasar tradisional. BBPOM mengambil 116 sampel takjil dan produk dari pasar tradisional.

Dari 116 sampel yang diuji, 16 sampel tidak memenuhi syarat dan mengandung bahan berbahaya seperti pewarna kain, rhodamin B, boraks dan formalin untuk produk bakso, kerupuk, pacar cina, terasi, udang rebon, tahu dan ikan asin.

"Kami berikan peringatan, amankan produknya agar tidak dijual. Kami juga minta tolong kepada ketua pasar untuk diamankan dan ditertibkan, jadi supaya tidak dijual. Nanti ke depan untuk ganti pemasoknya jadi tidak membeli dari orang yang sama," ucap Hardaningsih.

Pihaknya pun meminta kepada para pelaku usaha untuk tetap memperhatikan ketentuan dan syarat keamanan pada pangan olahan dalam kemasan. Begitu juga dengan pedagang takjil untuk tidak mencampur bahan berbahaya.

"Sosialisasi kepada masyarakat untuk mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung bahan berbahaya gencar kami lakukan. Kami juga punya edukasi namanya 'Ayo CEK KLIK:' Cek Kemasannya, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa. Dengan begitu, masyarakat akan lebih memperhatikan pangan yang mereka beli," katanya.

Sementara itu, Dinas Industri dan Perdagangan (Indag) Provinsi Jawa Barat juga turut melakukan pengawasan. Berdasarkan pengawasan di pasar, Pemprov Jabar menemukan ada beberapa produk yang mengandung bahan berbahaya.

"Pengawasan di pasar rakyat menunjukkan ada beberapa produk yang mengandung boraks dan formalin untuk produk bakso, kerupuk, pacar cina, tahu dan ikan asin," ucap Kepala Dinas Indag Jabar Arifin Soedjayana

(dir/mud/Detik)

BBPOM Lebaran Ramadhan Obat Makanan


Loading...