Dua WNI Positif Corona, Banyak Warga Datang ke RSHS Bandung Minta Surat Bebas Corona

Dua WNI Positif Corona, Banyak Warga Datang ke RSHS Bandung Minta Surat Bebas Corona
Tribun Jabar/Muhammad Syarif Abdussalam Ada pasien diduga terjangkit virus corona, pegawai RSHS Bandung kenakan masker, Minggu (26/1/2020)
Editor: Malda Hot News —Selasa, 3 Maret 2020 19:08 WIB

Terasjabar.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera membagi cakupan penanganan virus corona di 52 rumah sakit di Jawa Barat.

Hal tersebut berdasarkan usulan sejumlah direktur rumah sakit di Jabar yang membutuhkan pembagian tugas dan alur koordinasi yang jelas dalam menghadapi wabah virus tersebut.

Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Nina Susana Dewi, mengutarakan keterbatasan rumah sakit rujukan infeksi nasional tersebut dalam menangani kasus terduga virus corona.

Setelah pemerintah mengumumkan dua WNI terinfeksi virus corona, jumlah warga yang ingin dirawat di RSHS meningkat tajam.

"Selama ini di RSHS sudah ada yang dirawat 5 pasien, statusnya dalam pengawasan, dan semuanya dinyatakan negatif. Sekarang setelah ada yang positif (dua pasien asal Depok), mulai banyak yang berdatangan ke RSHS, ada yang sehat, ada yang flu tanpa riwayat ke negara terpapar, hanya pengen dapat surat bebas corona," kata Nina dalam rapat koordinasi penanganan kebencanaan dan virus corona di Gedung Sate, Selasa (3/3).

Nina menjelaskan pihaknya tidak bisa menerbitkan surat bebas corona tersebut.

Akhirnya dalam kesempatan rapat bersama berbagai pemangku kepentingan di Jabar ini, Nina meminta ada pembagian yang jelas dengan rumah sakit, puskesmas, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.

"Karena sekarang mulai banyak yang telepon RSHS, yang kalau dilihat kriterianya masih bisa diobati di puskesmas atau rumah sakit. Kami memegang buku pedoman dari WHO, sudah jelas disebutkan mana yang dirawat di puskesmas, rumah sakit, atau diisolasi," katanya.

RSHS sendiri, katanya, memiliki ruang isolasi khusus corona hanya lima kamar, tapi pihaknya sudah menyediakan tujuh kamar tambahan lagi. Totalnya 12 kamar dengan ventilator terbatas.

Di RS Paru Rotinsulu sendiri memiliki enam kamar isolasi.

"Mengingat sekarang mulai banyak yang ingin dirawat, saya mohon supaya ada ring-ring tertentu. Kalau semua dirawat di RSHS, tidak akan bisa. Bisa mungkin Ring 1 itu RSHS dan RS Rotinsulu, Ring 2 di RSUD, kemudian rumah sakit swasta dan puskesmas juga bisa," katanya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan ada 52 rumah sakit di Jabar yang sudah disiapkan untuk menangani pasien dalam pengawasan dengan konsep Ring 1, Ring 2, dan Ring 3.

Jika ada warga mengalami gejala seperti terinfeksi corona virus, tidak semua langsung ke RSHS atau RS Rotinsulu.

"Bisa dilakukan penanganan di Ring 2 dan Ring 3. Kemudian crisis center di 27 kota dan kabupaten di Jabar ini semua akan memberikan edukasi kepada masyarakat," katanya.

Ridwan Kamil mengatakan sudah dibentuk Jabar Covid-19 Crisis Centre di Command Centre Gedung Sate. Ketuanya dipimpin Ridwan Kamil sebagai Gubernur, ketua hariannya Sekda Jabar, dan Sekretarisnya Kadinkes Jabar.

"Di bawahnya ada elemen kemuspidaan dan kesehatan yang jadi anggota. Krisis center ini akan hadir di 27 daerah, Depok sudah, karena saya perintah lisan semalam. Tugas crisis center satu-satunya tempat untuk mengkonfirmasi semua apapun yang terkait covid-19 di Jabar," katanya.

(Tribunjabar.id)


Virus Corona RSHS Bandung Surat Bebas Corona Jawa Barat


Loading...