Kasus 77 Siswa Seminari Bunda Segala Bangsa di Maumere Dipaksa Kakak Kelasnya Memakan Kotoran Manusia, Sekarang Berbuntut Panjang

Kasus 77 Siswa Seminari Bunda Segala Bangsa di Maumere Dipaksa Kakak Kelasnya Memakan Kotoran Manusia, Sekarang Berbuntut Panjang
(iNews/Joni Nura : Google)
Editor: Epenz Hot News —Kamis, 27 Februari 2020 15:29 WIB

Terasjabar.id – Kasus 77 siswa Seminari Bunda Segala Bangsa di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dipaksa kakak kelasnya memakan kotoran manusia berbuntut panjang. Petugas Kepolisan Resor (Polres) Sikka akhirnya turun tangan dan telah mengirimkan tim untuk menyelidiki kejadian itu ke sekolah.

Kapolres Sikka AKBP Sajimin mengatakan, polisi sudah meminta keterangan dari sejumlah siswa dan pembina di Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere. Meskipun polisi belum menerima laporan resmi terkait kejadian yang membuat para siswa trauma itu, pemeriksaan tetap dilakukan.

“Kami sudah melakukan upaya penyelidikan dengan meminta keterangan dari beberapa orang, baik dari anak-anak dan pemilik yayasan,” kata Sajimin, Kamis (27/2/2020).

Sajimin mengatakan, saat ini Polres Sikka masih terus mengumpulkan keterangan dari para saksi terkait kasus tersebut. Polisi juga mempersilakan jika ada orang tua atau siswa yang ingin melaporkan peristiwa itu.

“Berkaitan dengan itu, nanti akan kami sampaikan. Berikan kami waktu,” ujarnya.

Pimpinan Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, RD Deodatus Du’uk sebelumnya mengatakan, sudah menindaklanjuti kasus itu. Dua kakak kelas yang memaksa adik kelasnya memakan kotoran manusia sudah dikeluarkan dari sekolah. Hal ini sesuai dengan kesepakatan yang diperoleh dari pertemuan pihak seminari dan orang tua.

“Kakak kelas itu sudah kami keluarkan dari sekolah ini,” kata RD Deodatus Du’uk, Rabu (26/2/2020).

Meskipun demikian, keduan siswa tersebut masih tetap diizinkan untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) pada bulan Maret mendatang. Sementara hingga saat ini, ke-77 siswa yang menjadi korban sudah beraktivitas seperti biasa. Mereka akan mendapatkan pembinaan khusus, terutama untuk kondisi psikologisnya.

Kejadian bermula pada tanggal 19 Februari lalu, ketika ada salah satu siswa SMP kelas VII yang membuang kotorannya di dalam kantong plastik. Siswa itu kemudian menyimpan di lemari kosong di kamar tidur unit SMP kelas VII.

Saat itu, dua orang kakak kelas mereka seperti biasa bertugas menjaga kebersihan di kamar tidur unit kelas VII itu. Mereka kaget menemukan kotoran tersebut. Pihaknya pun mengumpulkan ke-77 siswa kelas VII di kamar tidur untuk menanyakan hal tersebut.

“Namun tak ada yang mau mengaku. Bahkan berkali-kali mereka dimintai untuk jujur tetap tak ada yang mau mengakuinya sehingga membuat kedua siswa kelas XII itu marah,” katanya.

Karena sudah tak bisa menahan emosinya, seorang kakak kelas mengambil kotoran itu menggunakan sendok dan mencocolkan sendok itu ke bibir para siswa kelas VII. Namun, menurut pengakuan para korban, mereka mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda. Disadur dari iNews.id

Kasus 77 Siswa Seminari Bunda Segala Bangsa Memakan Kotoran Manusia NTT Kakak Kelas Polres Sikka


Loading...