Punya Feeling Mau Ditangkap, Wanita Terduga Penghina Wali Kota Surabaya Ngisi Energi di Lantai Dua

Punya Feeling Mau Ditangkap, Wanita Terduga Penghina Wali Kota Surabaya Ngisi Energi di Lantai Dua
Tribunjakarta
Editor: Malda Teras Viral —Senin, 3 Februari 2020 16:15 WIB

Terasjabar.id - Kelakuan Zikria Dzatil sebelum ditangkap polisi di rumahnya Perumahan Mutiara Bogor Raya, membuat Komar Saleh sampai terheran-heran.

Ketua RT 04 ini menyaksikan langsung detik-detik polisi menangkap Zikria Dzatil, terduga penghina Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di media sosial Facebook.

Ibu rumah tangga tiga anak ini diduga menghina Tri Rismaharini berawal saat hujan deras pada Rabu (15/1/2020) sore merendam sebagian jalanan Surabaya.

Melalui akun pribadinya, Zikria Dzatil mengunggah foto Tri Rismaharini di Facebook dengan keterangan yang tak pantas.

Forum Arek Suroboyo Wani bereaksi hingga melaporkan pemilik akun Facebook tersebut ke pihak Polrestabes Surabaya atas dugaan penghinaan.

Akhirnya, polisi menangkap Zikria Dzatil pada Jumat (31/1/2020) malam WIB di Perumahan Mutiara Bogor Raya, RT 04/16, Kelurahan Katulampa, Kota Bogor.

Melansir laporan TribunnewsBogor.com, Komar Saleh melihat sejak Jumat sore polisi telah berkumpul di sekitar rumah terduga penghina Tri Rismaharini.

"Ada lima mobil, pukul 21.00 WIB kita masuk ke rumahnya," ungkap Komar Saleh.

Ia menyaksikan langsung bagaimana rangkaian penangkapan Zikria Dzatil oleh polisi.

Penangkapan tak berlangsung mulus.

Pasalnya, terduga penghina Tri Rismaharini sempat enggan membukakan pintu rumah.

Saat bersamaan semua lampu rumah mendadak dimatikan dari dalam.

Zikria Dzatil mengaku sempat kaget dan mengurung diri di lantai dua rumahnya saat polisi datang berkerumun pada Jumat malam itu.

Menurut Komar Saleh, warganya ini tinggal bersama anak-anaknya.

Sementara suaminya pulang setiap akhir pekan karena bekerja di luar kota.

Kondisi rumah pemilik akun facebook yang diduga menghina Walikota Surabaya
Kondisi rumah pemilik akun facebook yang diduga menghina Walikota Surabaya (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

"Setelah suami ditelepon, baru cair. Dia ngaku waktu diketok-ketok sedang di lantai atas."

"Dia mengaku kaget, sedang menenangkan diri dan katanya sedang mengisi energi," terang Komar Saleh.

Ia heran karena Zikria Dzatil seperti sudah merasa polisi akan mendatangi polisi.

Namun Komar tak tahu terduga pelaku bisa tahu darimana soal kedatangan polisi.

"Feeling itunya saya gak tahu, mungkin dia udah ngerasa," sambung Komar.

Komar Saleh tak tahu pasti barang-barang yang disitu pihak kepolisian.

Setahu dia terduga pelaku membawa beberapa potong baju saat digiring keluar rumah.

Rumah yang telah ditinggali empat tahun oleh terduga pelaku kini kosong tanpa penghuni sejak polisi datang menangkap.

Keseharian Terduga Pelaku

Ketua RW 16, Priyono, membeberkan cerita sehari-hari Zikria Dzatil di lingkungan Perumahan Mutiara Bogor Raya.

"Sebetulnya warga saya ini sudah cukup lama juga tinggal di sini," ungkap Priyono, Minggu (2/2/2020).

"Awalnya ngontrak, mungkin dua tahunan. Terus rumah itu mungkin cocok, dibeli."

"Sampai sekarang udah empat tahunanlah di sini," imbuh dia.

Menurut Priyono, satu dari tiga anak Zikria Dzatil masih berumur dua tahun.

Ia membenarkan keterangan Komar Saleh, jika suami Zikria Dzatil bekerja di luar kota.

Suaminya ini pulang ke rumah saban akhir pekan.

Di mata Priyono, Zikria Dzatil seperti ibu rumah tangga pada umumnya.

"Saya kira umum-umum aja kok, artinya ada kegiatan terlibat."

"Kemudian ada kegiatan ibu-ibu juga ikut."

"Suaminya sendiri juga sering berjemaah di masjid, enggak masalah," sambung Priyono.

Sepengetahuannya, Zikria Dzatil tidak tampak terlibat di partai politi atau organisasi tertentu.

Bahkan, warganya ini tak bersikap kritis terhadap pemerintah atau terlibat obrolan politik apapun.

Apalagi, Zikria Dzatil tak pernah melakukan ujaran kebencian dan penghinaan terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Selama itu kalau orang-orang partai itu ada simbol-simbol tertentu atau pampflet atau apalah, ini enggak ada."

"Kampanye atau sosialisasi salah satu warna juga enggak pernah," tegas Priyono.

Sehari-hari terduga pelaku membuka warung kelontong dengan menyulap bagasi rumahnya.

"Jualan dia sembako di situ, warung di garasi itu, ada kopi, ada di situ," Komar Saleh ikut menimpali.

Penjelasan Polisi

Terduga penghina Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dipastikan telah ditangkap tim Satreskrim Polrestabes Surabaya.

"Sudah kami amankan, tapi masih dalam pemeriksaan."

"Nanti dirilis oleh Pak Kapolrestabes (Kombes Pol Sandi Nugroho)," kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran.

Sudamiran menuturkan, terduga pelaku merupakan wanita berusia 44 tahun.

"Kami tangkap dia di rumahnya di Bogor, tanpa perlawanan, karena dia seorang perempuan," kata Sudamiran, Minggu (2/2/2020).

Terduga pelaku sudah berada di Mapolrestabes Surabaya dan telah menjalani serangkaian pemeriksaan.

"Pelaku sudah di Surabaya dan sudah diperiksa," kata Sudamiran. (Tribun Jakarta/Tribun Bogor/Kompas)




Penghina Bu Risma Anies Baswedan Zikria Penghinaan Walikota Surabaya


Loading...