Perkataan-Perkataan Bharada E yang Bikin Geger Saat Sidang Kasus Pembunuhan Brigadir J, Ia Sebut Sambo dan Putri Sudah Pisah Rumah dan Ungkap Sambo Tertawa Usai Eksekusi

Perkataan-Perkataan Bharada E yang Bikin Geger Saat Sidang Kasus Pembunuhan Brigadir J,  Ia Sebut Sambo dan Putri Sudah Pisah Rumah dan Ungkap Sambo Tertawa Usai Eksekusi
CNN Indonesia
Editor: Malda Teras Viral —Kamis, 1 Desember 2022 09:03 WIB

Terasjabar.id - Perkataan-Perkataan Bharada E yang Bikin Geger Saat Sidang Kasus Pembunuhan Brigadir J,  Ia Sebut Sambo dan Putri Sudah Pisah Rumah dan Ungkap Sambo Tertawa Usai Eksekusi 

Mantan ajudan Kadiv Propam Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat. Ada sejumlah hal yang diungkapkan Eliezer dalam sidang tersebut.
Sidang lanjutan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) Rabu (30/11/2022) dengan terdakwa Kuat Ma'ruf dan Bripka Ricky Rizal. Eliezer juga didakwa bersama-sama dengan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf, dan Bripka Ricky Rizal melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat.

Eliezer disebut dengan sadar dan tanpa ragu menembak Yosua. Dalam perkara ini, para terdakwa didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.


Berikut sejumlah hal yang diungkap Eliezer di Persidangan bikin geger:

1. Ferdy Sambo dan Putri Pisah Rumah
Eliezer mengungkap hubungan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Dia menyebut Sambo dan Putri sudah pisah rumah.


Eliezer mulanya mengatakan dia sering menjaga tempat kediaman pribadi Ferdy Sambo. Sambo, kata Eliezer, sering pulang ke rumah di Bangka, sementara rumah di Saguling hanya sesekali dikunjungi Sambo.

"Kediaman Bangka tamu ada di luar, di kediaman Bangka kediaman Saguling tidak banyak yang tahu selain internal kalau Pak FS pulang dari kantor istirahatnya di Bangka," kata Eliezer.

"Istirahat sementara apa ke Saguling? tanya hakim.

"Sampai besoknya sampai dinas lagi," jawab Eliezer.

"Sering di mana FS Bangka apa Saguling? tanya hakim.

"Bangka," jawab Eliezer.


Eliezer mengatakan Sambo hanya berkunjung ke Saguling untuk ibadah di hari Minggu. Eliezer mengatakan Sambo sering kali pulang malam dan menginap di Bangka.

"Sering tinggal di mana FS selama saudara jadi ajudan?" tanya hakim.

"Di Bangka, kalau di Saguling ibadah pagi," jawab Eliezer

"Bangka dan Saguling kan tidak jauh, kenapa FS pisah rumah?" tanya hakim.

"Biasanya beliau kan pulang tengah malam Bangka di-swab terus mandi-mandi," jawab Elizer.

Hakim pun bertanya alasan Sambo pulang selalu larut malam. Eliezer mengaku tidak tahu.

"Saya cuman pengin tahu apa sih kalau alasannya FS selalu pulang malam kenapa selalu ke Bangka? tanya hakim.

"Saya kurang tahu," jawab Eliezer.

2. Ferdy Sambo Sebut Yosua Harus Dikasih Mati


Eliezer menceritakan detik-detik sebelum akhirnya melakukan penembakan yang menewaskan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Eliezer mengaku penembakan itu dilakukan atas perintah dari Ferdy Sambo.

Awalnya pada Jumat (8/7) di hari penembakan, Eliezer diminta menemui Sambo yang menurut pengamatannya dalam kondisi emosional. Eliezer lantas duduk di sofa dan mendapatkan cerita dari Sambo perihal peristiwa di Magelang pada hari sebelumnya.

Tak berapa lama, menurut Eliezer, Putri Candrawathi turut bergabung duduk di sofa itu. Eliezer menyebut Putri saat itu juga menangis.

"(Ferdy Sambo bilang) Yosua melecehkan Ibu di Magelang. Saya kaget, takut, karena kami ajudan di Magelang. Saya diam, dalam hati saya, 'Ini betul kah?'," kata Eliezer.

"(Sambo bilang) 'Kurang ajar! Dia sudah nggak menghargai saya, dia menghina harkat martabat saya'. Emosi, nangis, muka merah. Sesekali dia diam nangis, dia bilang 'Memang harus dikasih mati anak itu, nanti kau yang tembak manusia itu'," imbuh Eliezer menirukan ucapan Sambo saat itu.


Eliezer mengatakan, saat diperintah Sambo untuk menembak Yosua, dia saat itu tidak menjawab lantaran takut. Sambo juga saat itu menceritakan strategi dan skenario pembunuhan. Sambo, menurut dia, juga mengungkapkan skenario isolasi dan tembak menembak.

"Saya nggak jawab sama sekali, masih antara takut, ini nyata kah yang dia sampaikan. Jadi gini Cad skenario dia jelaskan, ibu dilecehkan Yosua, ibu teriak, kamu dengar kamu respons, Yosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kamu tembak balik, Yosua yang mati," kata Eliezer sambil menirukan Sambo kala itu.

"Dia Jelaskan itu saya kaget, saya disuruh bunuh orang, pikiran saya kalau disuruh bunuh orang, tertekan. 'Sudah kamu aman karena posisi nya kamu bela ibu', kamu bela diri ditembak duluan," imbuhnya.

Setelah Sambo menjabarkan skenario tembak-menembak, Eliezer mengatakan Sambo bicara dengan Putri. Mereka bicara bisik-bisik.

"Di samping itu sempat ngobrol sama ibu, pelan. Membahas tentang CCTV, kedua tentang sarung tangan. Bapak bisik ke ibu saya nggak bisa dengar, kayanya dia bilang 'iya nanti pakai sarung tangan'," ucap Eliezer.

Simak Eliezer berdoa sebelum tembak Yosua di halaman selanjutnya.

3. Eliezer Berdoa Sebelum Tembak Yosua


Eliezer mengaku sebelum melakukan perintah Ferdy Sambo menembak Brigadir N Yosua Hutabarat dia sempat berdoa. Dia berdoa agar rencana Sambo membunuh Yosua gagal.

Dia mengatakan setelah diperintah Sambo dan dijelaskan skenario tembak menembak dia terdiam dan takut. Kemudian, dia berdoa

"Saya berdoa 'Tuhan kalau bisa ubah pikiran Pak Sambo, kalau bisa ubah pikiran biar nggak jadi', karena saya takut harus cerita ke siapa lagi, saya beraninya berdoa," ujar Eliezer.

Setelah dia berdoa, dia dipanggil keluar untuk pergi bersama Putri ke rumah Duren Tiga. Dia sebelumnya berada di rumah Saguling.

"Saya keluar, Agus bilang ke saya ibu udah turun, saya keluar, saya ambil masker di gudang, saya keluar di mobil sudah ada Ricky Rizal, Yosua, dan di belakang ada Kuat," kata Eliezer.

4. Sambo dan Putri Pisah Rumah Setelah Peristiwa Wanita Menangis di Rumah Bangka


Eliezer mengungkapkan momen sosok wanita misterius yang menangis di rumah Ferdy Sambo di Bangka, Jakarta Selatan, ketika Sambo dan Putri Candrawathi di rumah. Eliezer mengatakan sejak kejadian wanita menangis itu Sambo lebih sering tinggal di rumah Saguling tempat Putri dan anaknya tinggal.

Momen wanita misterius di rumah Bangka itu terjadi pada Juni lalu, Eliezer mengatakan saat itu Putri dulu lebih tiba di rumah Bangka dengan wajah marah, kemudian disusul Ferdy Sambo tiba juga dengan wajah marah. Setelah itu, ada rekan Sambo yang dipanggil Koh Erben datang ke rumah tersebut.

Tidak diketahui, wanita ini datang bersama Koh Erben atau seperti apa. Sebab, saat Koh Erben datang, Eliezer sedang ke belakang rumah.

"Tiba-tiba almarhum bilang sama Mateus 'tidak ada selain kami berdua, maksudnya Yosua dan Mateus yang ada di dalam area rumah kediaman Bangka, semua nunggu di luar'," kata Eliezer di PN Jaksel, Rabu (30/11/2022).

Eliezer menyebut dia berjaga di depan rumah bersama Farhan dan Alfons. Kemudian di belakang ada Romer, Sadam, dan sejumlah asisten rumah tangga (ART) Sambo di rumah Bangka.

Tidak diketahui apa yang terjadi di dalam. Namun, sekitar dua jam kemudian ada wanita yang keluar dari rumah Sambo. Eliezer mengaku tidak pernah sama sekali melihat wanita itu. Wanita itu keluar rumah dalam kondisi menangis.

"Sekitar satu jam, dua jam, baru tiba-tiba ada orang keluar dari rumah. Pagar kami tutup, dia ketuk dari dalam rumah. Saya bilang Alfons 'ada orang keluar', dia buka pintu, tiba-tiba ada perempuan. Saya tidak kenal dia, nangis dia, baru ini (saya lihat), siapa ya?, karena saya nggak ada waktu dia datang. Saya lihat di di dalam ada pak Erben juga di depan rumah," ucap Eliezer.


Saat itu wanita yang tidak diketahui Eliezer itu mencari drivernya. Setelah bertemu dengan drivernya, wanita itu langsung meninggalkan rumah Bangka.

"Perempuan itu bilang nanya driver dia di mana. Saya lari ke samping panggil drivernya, mobil Pajero hitam, baru drivernya datang, perempuan itu naik langsung pulang," ungkapnya.

Sejak kejadian wanita menangis itu, Sambo, katanya sering ke rumah Saguling. Padahal sebelumnya Sambo ke rumah Saguling hanya ibadah pagi saja, Sambo lebih sering tinggal di rumah Bangka.

"Semenjak kejadian itu, pak FS sudah sering kali di Saguling," pungkasnya.

5. Susi Update Status 'Cukup Tahu Saja' Usai Peristiwa Magelang


Eliezer Pudihang Lumiu mengungkap sempat melihat asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Susi, menangis di rumah di Magelang, Jawa Tengah. Bahkan, kata Eliezer, Susi sempat mencurahkan isi hatinya lewat status di aplikasi Whatsapp. Apa isinya?

Eliezer mengatakan kejadian itu terjadi pada 7 Juli lalu. Mulanya saat dirinya dan Ricky mengantar anak Sambo ke Jogjakarta, tiba-tiba ada telepon masuk dari Putri Candrawathi. Putri sambil menangis memintanya dan Ricky untuk segera pulang ke rumah.

"'Ih Bang ibu telepon saya Bang', ibu nangis 'Kamu di mana dek? balik sekarang dek, mana di mana Ricky, tolong ibu dek," kata Eliezer menirukan suara Putri.

Mendengar tangisan Putri di telepon, Eliezer dan Ricky langsung bergegas menuju ke rumah Magelang. Setiba di rumah, kata Eliezer mulanya tidak ada siapa pun di sana. Namun, setelah naik ke lantai 2 sudah ada Kuat dan ART bernama Susi.

"Saya matiin (telepon) 'Bang, Bang, Bang, Ibu nangis Bang' langsung berdua lari ke mobil, saya yang bawa mobil, kencang Rumah sepi Yang Mulia masuk lah kami berdua kok tidak ada orang, Bang Ricky naik ke lantai 2 ke atas saat lihat ada Kuat sama Susi," jawab Eliezer.

Eliezer mengaku saat itu sempat menengok ada Putri Candrawathi yang tengah terbaring di tempat tidur di kamar. Eliezer pun menanyakan kepada Kuat apa yang terjadi. Dengan penuh emosi, Kuat mengatakan agar Eliezer tidak tahu dulu terkait masalahnya.

"Yang nelepon saya ibu, saya nengok ke arah kamar ibu ada di kamar lagi baring saya nanya Om Kuat dia kayak orang emosi 'Om ada masalah apa?' 'Sudah kamu tidak usah tahu dulu' baru dia ajak saya turun," kata Eliezer menirukan percakapan dengan Kuat.

Eliezer pun sempat bertanya kepada Yosua. Kala itu, kata Eliezer, Yosua juga tidak mengetahui dan malah menyebut Kuat marah-marah.

"Saya keluar tanya ke Bang Yos 'Bang?' 'Hem' 'Bang? Ada masalah apa?' 'Tidak tahu tuh Kuat marah-marah', 'Bang saya sudah tanya Kuat, Kuat bilang tidak usah tahu, saya kalau ada apa-apa jangan libatkan saya'," kata Eliezer menirukan percakapan dengan Yosua.

Singkat cerita, Eliezer kemudian sempat melihat Susi menangis di kamar. Namun Susi tak menjawab saat ditanya apa masalahnya.

"Masuk ke dalam itu kalau lewat kelihatan ada Susi duduk di samping tempat tidur nangis-nangis 'Kenapa?' dia tidak jawab saya," kata Eliezer.

Karena tak dijawab Susi, Eliezer pun langsung masuk ke kamar dan membuka ponsel. Di sinilah, saat membuka aplikasi Whatsapp, Eliezer melihat Susi membuat status dengan memasang foto selfie lalu diberi stiker di bibir bertuliskan 'Cukup tau aja'.

"Saya masuk kamar, pas saya saya main handphone, buka-buka handphone, saya kan simpan nomor Susi, saya lihat Susi buat status selfie foto dia sendiri, baru di muka, di bibir pakai stiker bertuliskan 'cukup tau aja'," ujarnya.

6. Eliezer Takut Bernasib Seperti Yosua


Eliezer menjelaskan alasan dia tidak berani menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Richard mengaku takut bernasib sama seperti Yosua.

"Memang Ferdy Sambo ini siapa sih, kenapa kok bisa ditakuti, dia kan penegak hukum?," tanya hakim di ruang sidang

"Takut, Yang Mulia," jawab Richard.

"Kenapa takutnya?" timpal hakim

"Saya pada saat dia kasih tahu (skenario pembunuhan) ke saya di Saguling pikiran saya, saya akan sama seperti almarhum yang mulia," jelasnya.


Selain itu, perbedaan pangkat Ferdy Sambo yang saat itu Jenderal Bintang dua dengan jabatan Kadiv Propam Polri menjadi alasan Richard tak bisa menolak perintah tersebut. Richard mencontohkan perbedaan pangkat dia dengan Sambo bagaikan langit dan bumi.

"Ini jenderal bintang dua menjabat sebagai Kadiv Propam, Yang Mulia. Dan posisi saya saat itu sampai saat ini, jabatan saya Bharada, pangkat terendah. Dari pangkat saya bisa lihat rentang pangkat itu bagai langit dan bumi," kata dia.

"Jangankan jenderal, sesama Bharada kalau dia beda satu pangkat sama saya dia suruh saya jungkir, saya jungkir. Saya tidak berani menolak, kalau dia suruh push-up saya lakukan. Apalagi ini jenderal," imbuhnya.

Richard menegaskan dirinya merasa berdosa dan bersalah karena mengikuti skenario yang dibuat Sambo untuk membunuh Yosua.

"Saya merasa berdosa, merasa bersalah. Karena saya mengikuti apa yang diperintahkan beliau," pungkasnya.

7. Eliezer Tak Ikut Tes Psikologi Dapat Izin Bawa Senjata


Eliezer mengaku dia tidak mengikuti tes psikologi untuk mendapatkan izin membawa senjata api (senpi) saat bertugas menjadi anggota Polri. anggota Brimob itu mendapat izin membawa senpi atas rekomendasi Ferdy Sambo.

"Kemarin saksi bilang bahwa kepemilikan senjata api itu dipertanyakan? Kamu tahu?" tanya hakim di ruang sidang.

"Tahu, Yang Mulia, pada saat itu saya mengurus senjata saya nggak ikut prosedur yang seharusnya, karena harus ada tes psikologi, itu nggak ada," jawab Richard.

Richard mengatakan, dia sudah mulai memiliki senjata api sejak Desember 2021. Saat itu, ketika awal bekerja dengan Ferdy Sambo, Sambo bertanya soal kepemilikan senjata api.

Selanjutnya, Ferdy Sambo memerintahkan Richard untuk meminta senjata api ke Kompol Chuck Putranto. Setelah itu, Richard langsung diminta ke Mabes Polri untuk membawa senjata api tersebut.

"Saat itu, Yang Mulia, saya pertama kali piket dengan FS dia nanya 'senjata api kamu sudah?', siap belum Bapak. 'Kamu hubungi Pak Chuck itu'. Saya telepon dia, 'izin, Komandan, ini Bapak sudah tanya'. 'Oh, iya, Chad, lagi diurus. Saya disuruh sama Sadam ke kantor, langsung dikasih. Surat izinnya dua tiga hari kemudian," jelasnya

8. Sambo Tertawa Usai Pembunuhan Yosua


Richard Eliezer mengungkapkan dia bersama Bripka RR sempat berkumpul dengan Ferdy Sambo setelah membunuh Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat. Disebutkan, Ferdy Sambo tertawa sambil menyebutkan salah menggunakan senjata saat membunuh Yosua.

Richard mengatakan saat itu dia dan Bripka Ricky dipanggil untuk menghadap Ferdy Sambo di kediamannya. Berulang kali Ferdy Sambo sambil tertawa menjelaskan salah menggunakan senjata saat mengeksekusi Yosua.

"Itu bukan di Provos, tapi di kediaman. Jadi saat itu ada saya, Bang Ricky juga. Sempat beliau berulang-ulang kali ke kami bilang sambil ketawa, sempat bilang salah pakai senjata," kata Richard di ruang sidang, Rabu (30/11/2022).

"Penyampaian itu kayaknya ada yang salah, sambil ketawa?," tanya jaksa.

"Itu bukan di Provos, tapi di kediaman. Jadi saat itu ada saya, Bang Ricky juga. Sempat beliau berulang-ulang kali ke kami bilang sambil ketawa, sempat bilang salah pakai senjata," kata Richard di ruang sidang, Rabu (30/11/2022).

"Penyampaian itu kayaknya ada yang salah, sambil ketawa?," tanya jaksa.

"Iya sambil ketawa dia," jawab Richard.

"Salah tembak kah?," timpal Jaksa

"Salah pakai senjata," jawab Richard.

Baca artikel detiknews, "8 Buka-bukaan Richard Eliezer di Sidang Pembunuhan Yosua Bikin Geger" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6436230/8--buka-bukaan-richard-eliezer-di-sidang-pembunuhan-yosua-bikin-geger.

Sidang Brigadir J Bharada E Pembunuhan Susi Ferdy Sambo Putri Richard Eliezer Senjata


Loading...