Asih Sekarning Pasien Kanker Kulit Tewas Diduga Perawat RSHS Bandung Lalai, Suami: Pelayanannya yang Saya Rasa Sangat Kurang

Asih Sekarning Pasien Kanker Kulit Tewas Diduga Perawat RSHS Bandung Lalai, Suami: Pelayanannya yang Saya Rasa Sangat Kurang
Tribun Jabar/ Nazmi Abdurraman -- Makam Asih di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikutra, Kota Bandung, Jumat (20/5/2022).
Editor: Epenz Teras Bandung —Jumat, 20 Mei 2022 13:32 WIB

Terasjabar.id - Arif Susanto mengaku istrinya Asih Sekarning, sudah dua kali diabaikan petugas saat dirawat di RSHS Bandung

Asih Sekarning merupakan pasien kanker kulit stadium akhir. Asih meninggal pada Senin 16 Mei 2022, setelah diduga terlambat mendapatkan pergantian oksigen dari perugas RS. 

"Ini sudah dua kali kejadian. Yang pertama itu Sabtu malem jam 02.00 , dua hari sebelum meninggal, sama sempat kehabisan oksigen, saya sudah laporan ke petugas jaga, tapi pada tidur semua. Sudah saya bangunin, tapi malah pada tidur lagi termasuk satpamnya," ujar Arif, saat ditemui di TPU Cikutra, Kota Bandung, Jumat (20/5/2022). 

Sebelumnya, Asih meninggal setelah diduga terlambat mendapat penanganan dari petugas RSHS Bandung.

"Saya sih, cuma minta ke pihak sana (RS) datanglah ke rumah, lihat anak-anak saya masih pada kecil, sampai sekarang belum ada ke rumah untuk minta maaf," katanya. 

Menurutnya, pelayanan yang diberikan petugas RSHS Bandung kurang baik. Sebelum meninggal, kata dia, istrinya sudah dua kali terlambat mendapat penanganan dari petugas. 

"Pelayanannya yang saya rasa sangat kurang, karena ini sudah dua kali kejadian," katanya. 

Kronologi

Dugaan kelalaian perawat RSHS Bandung mengakibatkan seorang pasien kanker kulit bernama Asih Sekarningsih (34) warga Gang Samsi II, RT 8/1, Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, meninggal dunia.

Suami korban, Arif Susanto (36) menuturkan, istrinya itu mengidap penyakit kanker kulit stadium akhir selama 9 bulan terakhir dan selalu bolak-balik melakukan pemeriksaan ke RSHS Bandung.

Namun, dia menyesalkan tindakan dari pihak RSHS yang terkesan cuek dan tak cekatan dalam memeriksa pasiennya yang datang.

"Selama 9 bulan saya bersama istri selalu bolak-balik RSHS. Datang ke bagian poli tapi enggak diperiksa sama sekali dan hanya diberikan surat untuk datang ke laboratorium. Lalu, saya pun ke laboratorium setelah itu pulang dan lakukan pendafataran lagi untuk bulan depannya hingga seperti itu selama 9 bulan enggak ada tindakan apa-apa," katanya saat ditemui di kediamannya, Jumat (20/5/2022).

Arif lantas membawa istrinya ke RSHS Bandung lantaran kondisi istri yang drop pada Rabu (11/5/2022) dengan napas yang sudah sesak dan memasuki ruang instalasi gawat darurat (IGD) pada Rabu sore itu.

"Setelah mendaftar ke IGD dan masuk ruangan, istri saya masih didiamkan belum ada tindakan dari RSHS. Ya sekitar 1 jam setengah enggak ada tindakan. Saya lalu datang kembali ke petugas untuk menanyakan kapan tindakan diambil dan pihak rumah sakit hanya katakan 'oh ya tunggu'. Padahal, di sana banyak suster dan lainnya terlihat bermain komputer dan handphone," ujarnya.

Arif pun memutuskan untuk mendatangi petugas rumah sakit untuk mereka segera melihat istrinya yang saat itu kondisinya semakin memburuk terlihat pucat hingga akhirnya baru diambil tindakan.

"Dan ujungnya itu istri tiada (meninggal) pada Senin (16/5/2022) di ruang rawat Inap dengan cara kerja pihak rumah sakit yang seperti itu lagi tak cekatan. Penanganan memang ada, tetapi lalai ketika kami meminta istri untuk diperiksa terkadang susah dan itu bukan hanya sekali. Sampai-sampai ujungnya itu tabung oksigen yang dipakai istri habis dan tidak segera diisi," katanya.

Kini, Arif mesti membesarkan tiga orang anaknya, yakni laki-laki kelas 1 SMP, perempuan kelas 2 SD, dan bungsu laki-laki yang belum sekolah.

Arif pun kondisinya kini tanpa ada pekerjaan setelah dua bulan lalu sempat bekerja menjadi pegawai restoran, namun memutuskan untuk keluar guna mengurus sang istri.

Ketika ditanyakan apakah anak-anaknya selalu mencari-cari ibunya, Arif menyebut ketika kemarin-kemarin selalu menanyakan.

"Tapi alhamdulillah sekarang anak-anak kondisi baik ya paling menanyakan sekali dua kali namanya juga anak-anak hingga si bungsu sempat ngalindur (mengigau) ingat ibunya," ujarnya.

Arif pun menginginkan pihak rumah sakit datang ke kediamannya dan meminta maaf ke dirinya, anak-anaknya, orangtua korban, hingga datang ke makamnya, karena kelalaian pihak rumah sakit yang mengakibatkan istrinya meninggal dunia.

"Sampai detik ini belum ada itikad baik dari rumah sakit baik untuk klarifikasi atau bagaimana ke ibu saya, ke anak-anak saya dan datang ke makam. Saya enggak ada kepikiran mengingingkan materi. Hanya minta maaf itu saja," ucapnya.

Sebelum bolak-balik pemeriksaan ke RSHS, lanjut Arif, dia mengajak istri periksa ke puskesmas. Dari puskesmas diminta rujuk ke RS Santo Yusuf. Tetapi, karena alat-alat di RS Santo Yusuf tak memadai untuk kanker ini, akhirnya dirujuk ke RSHS.

"Saya selalu ajak kontrol istri pakai motor dan selama 9 bulan pemeriksaan selalu enggak cekatan," katanya.

Disinggung terkait pesan sang istri sebelum meninggal, Arif mengatakan tidak ada pesan apa-apa lantaran sang istri sudah tak bisa berbicara.

"Ketika video call saja ketika istri kangen anak-anak, dia hanya bisa menangis," katanya dengan wajah yang sendu.

Sosok Asih Sekarningsih di mata sang kakak pun dinilai sebagai adik yang baik dan taat. Selain itu, dia juga sosok yang suka membantu.

"Kami kehilangan sekali Asih. Apalagi, Asih ini sejak kecil dengan saya, maka kemarin ketika tiada perasaan sangat hancur dan berat, sampai-sampai saya pingsan," ujar kaka korban.(*)

Asih Sekarning pun akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Senin 16 Mei 2022. Almarhumah kini sudah dimakamkan di TPU Cikutra. 
 



Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Asih Pasien Kanker Kulit Tewas Diduga Perawat Lalai, Suami: Pelayanan RSHS Bandung Sangat Kurang, https://jabar.tribunnews.com/2022/05/20/asih-pasien-kanker-kulit-tewas-diduga-perawat-lalai-suami-pelayanan-rshs-bandung-sangat-kurang?page=all.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Mega Nugraha

Arif Susanto Ashih Sekarning RSHS Bandung Pasien Kanker Kulit


Loading...