Harga minyak Goreng di Pasar Tradisional Masih Tinggi, Pedagang: Pembeli Bingung

Harga minyak Goreng di Pasar Tradisional Masih Tinggi, Pedagang: Pembeli Bingung
Tribunnews.com
Editor: Malda Teras Viral —Kamis, 20 Januari 2022 13:47 WIB

Terasjabar.id - Kebijakan pemerintah terkait harga minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter sudah mulai diterapkan sejak Rabu, 19 Januari 2022 kemarin.

Namun, minyak goreng subsidi dengan harga khusus ini sementara baru tersedia di ritel modern. Sedangkan di pasar tradisional masih dilakukan penyesuaian dalam kurun satu minggu.

Begitu pula pantauan tribunjateng.com hingga hari kedua penerapan kebijakan ini, harga minyak goreng di pasar tradisional masih stagnan dengan harga tinggi.

Sejumlah pedagang mengakui, harga per liter minyak goreng saat ini masih berada pada kisaran Rp 17 ribu sampai Rp 21 ribu bergantung dari merk yang dijual.

"Harganya masih biasa (masih sama), Rp 18.500 per liter itu dari pabriknya. Kalau saya jual lagi ya lebih harganya," kata Marni, satu di antara pedagang sembako di Pasar Peterongan Semarang, Kamis (20/1/2022).

Marni menyatakan, dirinya mengetahui bahwa sejak kemarin pemerintah sudah menerapkan kebijakan harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter untuk toko-toko ritel.

Namun untuk pasar tradisional, menurutnya, belum ada tanda-tanda turunnya subsidi harga khusus.

Ia mengatakan harga yang ia peroleh dari sales minyak goreng masih sama seperti sebelum-sebelumnya.

Hal ini menurutnya menimbulkan keresahan bagi pedagang. Sebab kata dia, ketimpangan harga minyak goreng yang terjadi ini membuat para konsumennya kebingungan.


"Pedagang (pelanggan saya) banyak yang tidak tahu. Merek tanya, 'kok harganya tidak turun', sedangkan di supermarket sudah turun. Itu mereka malah bingung, dikira di pasar juga sudah turun ternyata masih tinggi," ungkapnya.

Dengan kebingungan-kebingungan itu, menurutnya, membuat para pelanggan akhirnya terpaksa membeli sebab telah sampai di pasar.

Ia mengaku khawatir apabila hal itu berlanjut, akan membuat para konsumennya beralih melakukan pembelian di tempat lain.

"Mereka tetap jadi beli, tapi terpaksa. Dikiranya pedagang di sini masih nglarangke (meninggikan harga), padahal memang harga masih tinggi karena subsidi belum masuk," keluhnya.

Marni lantas meminta agar pemerintah segera menerapkan kebijakan yang sama bagi pasar tradisional. Hal itu agar tidak ada lagi ketimpangan harga antara toko retail dan pasar tradisional.

"Kalau (subsidi) diturunkan ya serentak, biar tidak bingung. Juga biar subsidi adil merata," ungkapnya.

Senada dikatakan Ahmad, pedagang lain di Pasar Peterongan Semarang. Ia menuturkan, sejak diterapkannya subsidi harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter kemarin, harga di pasar tradisional masih cenderung stagnan di harga tinggi.

Menurutnya, harga minyak goreng saat ini berkisar antara Rp 17 ribu sampai Rp 21 ribu per liter.

"Harganya masih tinggi. Yang turun hanya ini, (menunjuk satu merk) kemarin sampai Rp 20 ribu per liter sekarang Rp 17 ribu per liter. Lainnya biasa," ungkapnya.

Dengan tingginya harga minyak goreng tersebut, menurut Ahmad, membuat banyak pelanggannya mengeluh.

Ia berharap harga minyak goreng segera turun.

"Belum ada subsidi. Mudah-mudahan harga cepat turun, begitu saja," tukasnya. (idy/Tribunjateng.com)



Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Harga minyak Goreng di Pasar Tradisional Masih Tinggi, Pedagang: Pembeli Bingung, https://jateng.tribunnews.com/2022/01/20/harga-minyak-goreng-di-pasar-tradisional-masih-tinggi-pedagang-pembeli-bingung?page=all.

Pedagang Viral Minyak Pasar Tradisional


Loading...