Masih Ada Anak di Sumedang Jadi Korban Kekerasan, Pelakunya Sering Orang Terdekat

Masih Ada Anak di Sumedang Jadi Korban Kekerasan, Pelakunya Sering Orang Terdekat
Kemeneg PP & PA
Editor: Admin Hot News —Sabtu, 24 Juli 2021 08:26 WIB

TERASJABAR.ID - Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan angka kekerasan terhadap anak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Pasalnya, kasus kekerasan terhadap anak di kabupaten tersebut masih  terjadi.

Informasi yang dihimpun TribunJabar.id dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sumedang, tercatat ada 7 kasus kekerasan terhadap anak sejak Januari 2021 lalu.

LIHAT JUGA:






View this post on Instagram

A post shared by Teras Jabar (@terasjabar.id)


Wakil Ketua P2TP2A Sumedang, Retno Ernawati menyebutkan, berdasarkan data yang dilaporkan ke P2TP2A, kasus kekerasan terhadap anak di Sumedang tidak terjadi kenaikan yang signifikan.

Namun, kata Retno, di Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Polres Sumedang datanya lebih bisa menggambarkan.

Sebab, ujar dia, yang melaporkan ke P2TP2A biasanya yang membutuhkan pendampingan psikologi.

TONTON JUGA:

"Hingga saat ini, sebanyak 7 kasus yang masuk ke P2TP2A Sumedang. Dari 7 kasus tersebut itu tidak semuanya kekerasan seksual, ada kasus persekusi anak, perkosaan, pelecehan seksual, dan hak asuh anak," ujar Retno saat dihubungi TribunJabar.id melalui pesan singkat, Jumat (23/7/2021) malam.

Retno mengatakan, lemahnya ketahanan keluarga menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak di Sumedang.

Menurutnya, pada dasarnya anak harus dilindungi, baik di rumah maupun di sekolah, dan di tempat-tempat umum lainnya, termasuk di transportasi umum.

Selain itu, kata dia, kasus kekerasan terhadap anak sering dilakukan justru oleh orang-orang terdekat.

BACA JUGA:Tidak Bisa Vaksinasi Covid-19 karena Bawa KTP Lama? Kemenkes: NIK Sama, Tidak Masalah

Minimal orang-orang terdekat yang seharusnya melindungi, dan membuat aman anak di lingkungan keluarga, sekolah dan tempat umum itu merupakan PR  bersama.

"Orang tua harus kooperatif, sekolah harus berperan aktif. Kalau ada anak bermasalah solusinya anak harus pindah sekolah, itu cara yang sebaiknya tidak diambil," tuturnya 

"Sekolah yang keren adalah sekolah yang mampu mendampingi siswanya di saat senang dan susah, begitu juga orang tua dan kerabat dekat. Jangan jadi figur yang ditakuti anak, jadilah figur yang bisa menjadi tumpuan anak bila ada masalah," kata Retno.

(SUMBER TRIBUNJABAR.ID)

KPA covid19 sumedang


Loading...