Asalnya Tinggal di Kandang Ayam, Kini Pasutri Ini Merasakan Kebahagiaan Karena Dapat Bantuan Rumah

Asalnya Tinggal di Kandang Ayam, Kini Pasutri Ini Merasakan Kebahagiaan Karena Dapat Bantuan Rumah
Tribunnews.com
Editor: Malda Teras Viral —Jumat, 18 Juni 2021 08:31 WIB

Terasjabar.id - Pasangan suami istri (pasutri) yang tinggal di kandang dengan ayam tengah merasakan kebahagian.

Pasalnya, mereka mendapat bantuan rumah dari Polres Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Rumah kayu bongkar pasang itu sudah siap ditempati oleh pasutri tersebut.

Diketahui, pasutri tersebut sempat viral beberapa waktu lantaran tinggal di kandang bersama ayam.

Mereka sudah tujuh tahun tinggal di rumah tak layak dengan dinding dan atap terbuat dari daun nipah.

Kapolres Ogan Ilir, AKBP Yusantiyo Sandy mengatakan, mereka sejak beberapa hari lalu mendengar kabar kepiluan pasutri tersebut.

"Makanya hari ini, kami langsung bergerak memberi bantuan berupa rumah yang cukup layak bagi Pak Sulaiman dan Bu Nuryati," kata Yusantiyo kepada wartawan, Kamis (17/6/2021).

Menurut Yusantiyo, pada momen ulang tahun Bhayangkara ke-75 ini dijadikan kesempatan untuk semakin mendekatkan diri kepada masyarakat.

Adapun bantuan rumah yang diberikan bukan asal jadi dan serampangan.

Polres Ogan Ilir memesan satu unit rumah kayu bongkar pasang asal Tanjung Batu yang kualitasnya diakui nasional dan internasional.

"Material bangunannya kami kirim ke alamat Pak Sulaiman dan Bu Nuryati di Dusun 1 Desa Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan. Langsung pasang dan siap ditempati," kata Yusantiyo.

Ia berharap bantuan ini dapat meringankan beban pasutri yang viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Sementara Sulaiman selaku penerima bantuan, tak kuasa menahan air mata.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Polres Ogan Ilir dan Polri pada umumnya.

"Terima kasih Pak Kapolres. Semoga polisi-polisi sehat selalu dan dilancarkan rezekinya," kata Sulaiman sambil berlinang air mata.

Sebelumnya diberitakan, karena memiliki tempat tinggal layak, Sulaiman dan Nuryati terpaksa tinggal di rumah tak layak huni.

Sulaiman dan Nuryati merupakan pasangan suami istri (pasutri) warga RT 02 Dusun I, Desa Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir.

Keduanya merupakan warga miskin yang terpaksa tinggal di rumah tak permanen yang dinding dan atapnya terbuat dari daun nipah.

Sulaiman dan Nuryati sudah tujuh tahun tinggal di rumah yang berlokasi di dekat sawah lebak tersebut.

"Kami tinggal di rumah ini sejak menikah tujuh tahun lalu," kata Sulaiman ditemui di kediamannya, Minggu (13/6/2021) lalu.

Pasutri ini mempersilakan wartawan masuk ke dalam rumah panggung seluas tak lebih dari 12 meter persegi ini.

Begitu masuk, bau tak sedap tercium dari beberapa karung berisi ayam yang digantung di dalam rumah.

"Kami tinggal sama ayam," kata Sulaiman.

Menurut pria 65 tahun ini, ia dan istrinya melakukan aktivitas sehari-hari di rumah yang berdiri di atas empat tiang penyangga setinggi 1,5 meter itu.

"Kami tidur, makan dan masak di sini," tutur Sulaiman sambil menunjukkan perlengkapan rumah tangga yang membaur menjadi satu itu.

Menurutnya, tak ada pilihan lain selain menempati tempat tinggal ini karena Sulaiman mengaku tak mampu membangun rumah.

Bahkan pasutri ini harus menumpang di atas lahan milik warga setempat untuk mendirikan rumah reot tersebut.

Sulaiman menuturkan, saat hujan terutama di malam hari, air membasahi seluruh isi rumah karena atap rumah yang hanya terbuat dari daun nipah.

"Kalau hujan, saya dan istri kebasahan karena air netes semua. Bukan lagi bocor, tapi benar-benar air jatuh ke kami," ungkap Sulaiman.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sulaiman dan istrinya bekerja serabutan.

Diantaranya menawarkan jasa merawat kebun dan sawah milik orang lain.

Pendapatan mereka perhari kadang tak tentu, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu jika sedang beruntung.

"Alhamdulillah, kadang dapat Rp 40 ribu cukup untuk makan, kadang tidak sampai segitu dan tidak bisa makan," tutur Sulaiman.

Kondisi pasutri ini pun viral di media sosial, hingga mengundang perhatian dari sejumlah pihak yang memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai.

Namun tetap saja, Sulaiman dan Nuryati hidup dalam ketidaknyamanan di rumah mereka itu.

Aparat pemerintahan di wilayah tempat tinggal pasutri ini bukannya tak ada upaya untuk memberikan bantuan.

Camat Pemulutan, Muhammad Zen mengatakan, berdasarkan laporan perangkat Desa Teluk Kecapi, upaya penyaluran bantuan terhadap pasangan Sulaiman dan Nuryati telah dilakukan sejak 2019 lalu.

Namun menurut Zen, ada dua kendala utama dalam penyaluran bantuan, yakni data kependudukan Sulaiman yang belum diperbaharui dan status kepemilikan lahan tempat tinggal.

"Pak Sulaiman, berdasarkan data kependudukan baik di KTP dan KK masih terdaftar sebagai warga Desa Pelabuhan Dalam. Sementara istrinya memang warga Desa Teluk Kecapi, tapi di KK masih ikut orang tua," ungkap Zen.

"Jadi bagaimana kami mau menyalurkan bantuan jika data kependudukannya belum diperbaharui. Sedangkan penyaluran bantuan ini harus ikut aturan," imbuh Zen menerangkan.

Kemudian juga status lahan tempat tinggal Sulaiman dan istrinya, menghambat untuk mendapatkan bantuan bedah rumah.

"Dari dinas terkait juga tidak bisa menganggarkan perbaikan rumah karena itu bukan lahan tempat tinggal Pak Sulaiman. Mengenai bantuan dari alokasi dana desa, tahun kemarin dialokasikan untuk penanganan Covid-19," papar Zen.

Ke depan, aparat pemerintahan di Kecamatan Pemulutan akan berupaya agar Sulaiman dan Nuryati memiliki data kependudukan yang jelas sehingga dapat menerima bantuan.

"Insha Allah ke depan akan kami upayakan dengan pihak terkait agar data kependudukan warga kami ini jelas dan bisa mendapat bantuan dan hunian yang layak," kata Zen.

(TribunSumsel.com/Agung Dwipayana)


Viral pasutri Kandang Ayam Polres Ogan Ilir


Loading...