Virus Corona Varian Delta Asal India Diduga Sudah Ada Di Bandung, Lebih Berbahaya dan Cepat Menyebar

Virus Corona Varian Delta Asal India Diduga Sudah Ada Di Bandung, Lebih Berbahaya dan Cepat Menyebar
CNBC Indonesia
Editor: Malda Teras Health —Rabu, 16 Juni 2021 09:09 WIB

Terasjabar.id - Waspada, Covid-19 varian Delta asal India yang jauh lebih menular dan lebih berbahaya dari varian sebelumnya diduga kuat sudah menyebar di Kota Bandung dan sekitarnya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) terhadap sejumlah sampel Covid-19 di Bandung tengah dilakukan untuk memastikan hal itu.

Walaupun hasilnya belum keluar, pria yang akrab disapa Emil ini merasa bahwa varian tersebut memang sudah beredar di Bandung.

"Feeling saya, ada ya, tapi harus kita tunggu secara resmi," kata Emil di Markas Kodam III Siliwangi, Selasa (15/6/2021).

Kalaupun memang varian baru ini ada di Jabar, kata Emil, antisipasinya sebenarnya sama, yakni disiplin dengan penerapan protokol 5M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Daya mematikannya tidak terlalu tinggi, ada catatannya. Tapi daya tularnya 2,4 kali lipat. Jadi kata Pak Menkes ibaratnya yang sekarang 1000 cc, tipe varian itu 3000 cc, jadi kecepatan menularnya tinggi, makanya lompatannya terduga dari sana juga," katanya.

Namun, para dokter di Cina, seperti dilansir The New York Times, menyebut varian Delta ini berbeda dan lebih berbahaya daripada versi asli virus korona.

Pasien yang terinfeksi varian Delta menjadi lebih sakit, dan kondisinya memburuk dengan lebih cepat.

Di Jawa Barat, kata Emil, kasus baru Covid-19 melonjak tajam pascalibur Idulfitri lalu.

Padahal pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di Jabar hingga hari H Idulfitri terbilang sangat berhasi.

"Sampai hari Idulfitri (keterisian) rumah sakit hanya 29 persen, rekor itu. Tiba-tiba lompatannya hanya dalam dua minggu dalam sebulan ini melompat ke 75 persen. Sudah melewati batas kritis 70 persen," katanya.

Di Bandung Raya, yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dan Kota Cimahi, lompatannya bahkan lebih tinggi lagi.

Keterisian rumah sakit di Bandung Raya sudah 84 persen.

Itu sebabnya, kata Emil, ia langsung memberlakukan status Siaga 1 Covid-19 untuk kawasan Bandung Raya ini.

Emil juga meminta masyarakat dari luar Bandung Raya untuk tidak berpergian ke wilayah Bandung Raya setidaknya hingga sepekan ke depan, termasuk untuk berwisata.

"Khususnya pariwisata yang memang selalu ramai ada di KBB dan Kabupaten Bandung, kebetulan keduanya zona merah," kata Emil.

Belajar dari peristiwa ini, kata Emil, Pemprov Jabar sangat merekomendasikan pada pemerintah pusat untuk tak lagi mengadakan libur panjang berikutnya, yakni selama Iduladha.

"Karena terbukti libur mudik Idulfitri betul-betul destruktif, ya, dalam keterkendalian yang sudah sangat baik selama PPKM mikro," katanya.

Menyusul pemberlakuan Siaga 1 ini,  sekolah tatap muka kembali ditunda pelaksanaannya, terutama yang berada di zona merah.

"Kedisiplinan kita baru 75 persen. Presiden menginstruksikan ke angka 90 persen. Maka kami terus akan menggiatkan, tadi instruksi ke TNI dan Polri untuk melakukan turun lagi ke lapangan mengingatkan, shock therapy juga, agar kedisiplinan meninggi. Jangan sampai kita lagi Siaga 1 tapi kedisiplinan malah turun," katanya.

Tak hanya di Jabar, lonjakan kasus Covid-19 pascalibur Idulfitrijuga terjadi di wilayah lainnya di Indonesia.

Namun, kenaikan terbesar terjadi di Pulau Jawa.

"Lima provinsi teratas yang mengalami kenaikan kasus seluruhnya berasal dari Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Jawa Timur,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, (15/6).

”Bahkan provinsi keenam teratas juga berasal dari Pulau Jawa yaitu Provinsi Banten," imbuhnya.

Dalam seminggu terakhir, DKI Jakarta mengalami pertambahan sebanyak 7.132 kasus. Jawa Tengah sebanyak 4.426 kasus dan Jawa Barat sebanyak 2.050 kasus.

Di Yogyakarta pertambahan kasus mingguan mencapai 973 kasus, sementara Jawa Timur  939 kasus, dan di Banten 440 kasus.

Wiku mengatakan lonjakan pada minggu ke-5 pasca-dulfitri mayoritas terjadi di daerah tujuan mudik. Peningkatan juga terjadi di daerah-daerah tujuan rantau seperti DKI Jakarta.(syarif abdussalam/tribun network)



Bandung India Covid Delta Viral Masyarakat


Loading...