Kota Bandung Kembangkan Sistem Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Informasi

Kota Bandung Kembangkan Sistem Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Informasi
(Ist/Sindonews.com : Google)
Editor: Epenz Hot News —Jumat, 22 Januari 2021 09:39 WIB

Terasjabar.id - Kota Bandung hingga kini masih menyimpan permasalahan yang cukup pelik, yakni masih besarnya volume sampah yang belum mampu dikelola hingga mencemari lingkungan.

Berdasarkan data Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung, setiap warga Kota Bandung menghasilkan sampah 0,6 kg. Dengan kata lain, total volume sampah yang dihasilkan mencapai 1.600 ton per hari. Ironisnya, hanya 1.200 ton sampah per hari yang mampu dikelola.

Dari jumlah tersebut, 30 persen di antaranya merupakan jenis sampah non-organik dan 10 persen lainnya sampah plastik. Berbagai program pun telah ditempuh oleh Pemerintah Kota Bandung guna memperbaiki pengelolaan sampah dan kepedulian lingkungan di tingkat warga, seperti hadirnya program Buruan SAE dan Kang Pisman.

Melihat kondisi tersebut, Kota Bandung dinilai membutuhkan pengolahan sampah yang lebih efektif dan efisien melalui penerapan sistem berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Lewat sistem tersebut, salah satu perusahaan startup asal Bandung menghadirkan aplikasi bernama Greeny
untuk memudahkan pengolahan sampah non-organik dengan tujuan peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Bahkan, Greeny juga memanfaatkan jasa layanan perbankan. Pasalnya, Greeny adalah platform yang mampu mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai uang. Aplikasi tersebut, memberikan solusi untuk lingkungan hidup dan memberikan penghasilan kepada warga serta memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat sebagai mitra dan pelapak sampah.

"Setiap pengguna Greeny hanya cukup menempatkan sampah plastik, kertas, dan logam ke dalam wadah yang telah disediakan oleh Greeny di setiap rumah pengguna aplikasi," ujar Founder Greeny, Boy Tjakra dalam webinar bersama warga Kelurahan Padang Serang, Kota Bandung, Kamis (21/1/2021) kemarin.

Boy menjelaskan, sampah non-organik yang dimasukan ke dalam wadah telah dikelompokan seperti plastik, kertas, dan logam. Setelah wadah sampah pengguna penuh, pengguna aplikasi tinggal menekan tombol untuk memanggil mitra melalui fitur kontak, chat maupun WhatsApp.

Mitra kemudian akan menjemput sampah non-organik setiap saat yang diinginkan pengguna aplikasi Greeny. Setelah mitra memeriksa dan menimbang secara akurat bersama pengguna aplikasi atau warga, mitra akan menutup rapat polybag yang dilanjutkan dengan scan quick response (QR).

FOLLOW JUGA :



"Seluruh data informasi sampah tersebut disampaikan melalui kode QR pada aplikasi dimana informasi tersebut juga secara otomatis diterima pada aplikasi Greeny, warga, mitra, RW, dan pelapak Greeny," paparnya.

Boy meyakinkan, mitra Greeny yang bertugas menjemput sampah ke rumah warga atau pengguna tidak pernah berganti. Dia pun tetap bertanggung jawab di wilayah lingkungan pengguna untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pengguna.

Dengan aplikasi Greeny, semua elemen yang terlibat seperti warga, RW, mitra, dan pelapak akan mendapat manfaat dari sistem transaksi ini. Pengguna aplikasi pun dapat menarik tunai setiap saat untuk berbagai kebutuhan di dalam aplikasi doku yang sudah ditentukan oleh Greeny.

"Selain warga, lingkungan pun ikut merasakan manfaat dari aplikasi Greeny ini karena ikut membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah," imbuhnya.

Untuk saat ini, aplikasi Greeny baru bisa dirasakan oleh warga di Kelurahan Sadang Serang sejak 15 Januari 2021 lalu. Rencananya, aplikasi ini akan terus dikembangkan ke berbagai kelurahan dan kecamatan di Kota Bandung. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan dikembangkan di kota-kota lainnya di Indonesia.

Lurah Sadang Serang, Hasan Arifin menyambut baik hadirnya aplikasi Greeny. Hasan mengungkapkan, pengelolaan sampah melalui program Buruan SAE dan Kang Pisman sudah secara aktif sudah dilaksanakan di 7 RW di Kelurahan Sadang Serang.

Menurut dia, penggunaan teknologi yang sudah semakin dilirik oleh masyarakat demi memudahkan berbagai kegiatan sudah harus dilakukan juga untuk pengelolaan sampah, agar lebih efektif, efisien, praktis, serta menguntungkan warga.

"Program ini cukup baik jika dilakukan secara aktif dan berkesinambungan oleh seluruh warga, RT/RW hingga tingkat kelurahan serta kecamatan. Hanya saja, jika program pengelolaan sampah ini bisa dilakukan lebih efektif, efisien, dan menguntungkan untuk warga, tentu akan jauh lebih menarik," katanya.

Disadur dari Sindonews,com 

Kota Bandung Pandemi Covid-19 PD Kebersihan Kota Bandung Prokes


Loading...