Teman Kuliah di UI Beberkan Perilaku Tersangka Wanita Pemutilasi : Dulunya Tukang Kritik dan Dipecat

Teman Kuliah di UI Beberkan Perilaku Tersangka Wanita Pemutilasi : Dulunya Tukang Kritik dan Dipecat
Tribunnews.com
Editor: Malda Hot News —Minggu, 20 September 2020 10:22 WIB

Terasjabar.id - Laeli Atik Supriyatin alias LAS ternyata adalah seorang sarjana Fakultas MIPA Universitas Indonesia.

Diketahui, saat ini Laeli adalah tersangka wanita dalam kasus mutilasi yang menewaskan manajer HRD perusahaan kontraktor Rinaldi Harley Wismanu (32), yang mayatnya ditemukan di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.

Teman semasa kuliahnya menyebut bahwa Laeli sebagai mahasiswa yang pintar dan kritis.

Bahkan Laeli sempat menjabat Ketua Pemira UI tahun 2014.

"Dia kritis, dan pintar," kata Ridwan teman sekampusnya, Jumat (18/9/2020).

Bahkan Laeli sering mengkritik kinerja organisasi BEM UI.

"Sampai-sampainya ngelakuin hal kayak gitu tuh, kayak Damn! Gila banget," ujar Ridwan.

Nama Laeli juga sebenarnya sempat menjadi bahasan netizen di Twitter pada tahun lalu.

Kala itu ada akun yang menyebut Laeli menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan Djumadil Al Fazri, yang kini menjadi tersangka juga dalam kasus mutilasi tersebut.

Cerita ini pun diungkit lagi netizen kala Laeli dan Al Fazri ditangkap polisi.

tribunnews
DAF (26) alias Fajri dan LAS (27) alias Laeli tersangka kasus mutilasi saat ditemui Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Disertakan juga hashtag yang sempat populer pada tahun lalu, #AkuMensJanganSentuhAkuYa. Selain itu, Laeli mempunyai blog di Wordpress.

Ada beberapa tulisan yang dimuat dalam blog tersebut, di antaranya 'Berbicara Cinta' hingga 'Cara Tuhan Menyapa Manusia'.

Kutipan-kutipan yang ada dalam blog tersebut pun kini dikutip ulang oleh netizen di media sosial.

Ketua BEM UI 2014, Ivan Riansa juga mengenal Laeli.

Ia menuturkan, Laeli kerap melayangkan kritik terhadap organisasi yang dipimpinnya tersebut semasa kuliah.

“Kalau dibilang suka mengkritik, memang benar. Makanya dulu motivasinya mau menjadi pemira Karena dia pengen biar pemimpin 2015 itu menurut dia bisa lebih baik daripada saya,” kata Ivan ketika dihubungi, Sabtu (19/8/2020).

Ivan menuturkan, dirinya mengenal Laeli saat wanita 27 tahun ini menjadi project officer Pemira UI pada tahun 2014 silam.

“Saya kan Ketua BEM 2014 pas pemilu pertama Pak Jokowi. Nah, Laeli itu Saya kenal menjelang pergantian akhir tahun kan ada transisi kepemimpinan juga di lembaga kemahasiswaan UI. Enggak cuma di BEM, ada di tiga lembaga lah eksekutif,legislatif, yudikatif. BEM, MPM dan MWA UI,” bebernya.

Ivan menilai, kritikan yang dilemparkan Laeli terhadap pihaknya cukup relevan dan merupakan hal yang lumrah dalam dunia organisasi.

“Kritikannya standar saja soal politik internal kampus kok, tidak substansial karena Indonesia juga sedang pesta demokrasi ya sehingga BEM juga fokusnya keluar, aktif untuk mengawal pemilihan dengan baik. Karena salah satunya kita juga mengatur lokasi biar anak-anak daerah di UI bisa milih,” ujarnya.

Kendati demikian, Ivan berujar bahwa Laeli tak tuntas mengemban tugas nya sebagai project officer, lantaran diberhentikan di tengah jalan.

“Secara kinerja yang belum banyak publik tahu, dia di tengah jalan saat menjalankan amanah sebagai project officer juga dipecat akhirnya sama lembaga yudikatif. Tidak perform juga (kinerjanya),” ungkapnya.

Diduga, pemecatan ini disebabkan karena Laeli berafiliasi atau berpihak dengan satu diantara sejumlah calon.

“Kan harusnya dia lembaga penyelenggara kayak KPUnya, harusnya tidak boleh berpihak. Makanya akhirnya dihentikan oleh semacam DKPP dan ada saya juga salah satunya,” jelas Ivan.

Ivan mengungkapkan, dirinya tak terkejut bilamana Laeli terlibat masalah bila melihat rekam jejaknya di dunia akademis.

“Iya kalau misalnya dibilang anak sedikit bermasalah dari kuliah memang saya juga cukup tahu track recordnya secara kinerja tidak profesional karena akhirnya dia dipecat. Tapi saya pribadi juga cukup kaget (kasus mutilasi) karena hal ini bukan hal yang biasa,” timpalnya.

“Saya ya jujur kaget karena walaupun saya tahu dia aktif dan secara kinerja juga biasa saja tapi tidak menyangka sajalah, karena ini kan di luar batas kemanusiaan,” ujarnya.

(TRIBUNJAKARTA.COM/TRIBUNNEWS)


LAS MIPA Universitas Indonesia


Loading...