Kerja dari Subuh, Sopir Jenazah Covid Ungkap Cerita Pilu: Anggah Remeh Corona, Ayo Ikut Jadi Kernet

Kerja dari Subuh, Sopir Jenazah Covid Ungkap Cerita Pilu: Anggah Remeh Corona, Ayo Ikut Jadi Kernet
Tribunjakarta
Editor: Malda Teras Viral —Kamis, 17 September 2020 08:34 WIB

Terasjabar.id - Sosok Muhammad Nursyamsurya, sopir mobil ambulans yang kerap kali mengangkut jenazah Covid-19 menuturkan kisah pilunya.

Syam, begitu sapaan akrabnya, menjelaskan pengalamannya yang mengangkut belasan jenazah positif maupun diduga terinfeksi Covid-19.

Bahkan, di masa saat ini Syam mengaku bisa mengakut 60 jenazah Covid-19, jauh lebih banyak dari sebelumnya.

"Lebih berat saat ini karena korban lebih banyak tetapi kita punya pengalaman di bulan Maret - April 2020, bagaimana cara melayani dan membawa jenazah itu mengajarkan kami untuk lebih cepat lagi," ujar Syam.

Syam menyatakan, jika bulan Maret - April hanya mengangkut 40 - 50 jenazah Covid-19, maka saat ini bisa mencapai 60 jenazah Covid-19 yang harus diangkutnya dalam sehari.

"Dari subuh sampai subuh lagi saya harus bekerja," beber Syam.

Syam menjelaskan, kondisi meningkatnya jenazah Covid-19 ini tak lepas dari adanya pelonggaran PSBB yang berlangsung untuk menghadapi new normal.

"Itu peningkatannya di Agustus dan September ini," aku Syam.

tribunnews
Sejumlah warga yang kedapatan tak pakai masker saat keluar rumah di Parung, Kabupaten Bogor diberi hukuman duduk di sebelah keranda mayat dalam mobil jenazah, Kamis (3/9/2020). (ISTIMEWA/Dokumentasi Kecamatan Parung)

Muhammad Nursyamsurya menyatakan, kerap kali ia berjalan beriringan dengan ambulans lainnya ketika selesai dari pemakaman menuju rumah sakit.

"Kita masuk tol itu bareng, terus berpisahnya di tol dalam kota, ada yang arah utara, barat, selatan. Kita menjemput jenazah lagi," jelas Syam.

Dengan kondisi demikian, Syam meminta pengguna jalan untuk memberikannya jalan ketika mengangkut jenazah Covid-19 untuk dimakamkan.

Pasalnya, ia kerap kali merasa kesulitan untuk mencapai tujuan karena adanya lalu lintas yang macet.

"Kalau saat sore itu, waduh rasanya itu berat karena jalanan benar-benar padat," ujar Syam.

Lebih lanjut, Syam menilai, masyarakat tak ada takut-takutnya dengan Covid-19 dengan melihat kondisi jalanan yang saat ini telah ramai.

"Mungkin karena kemarin new normal jadi mereka kayak biasa aja padahal virus ini masih ada. Yang paling sedih itu kalau sudah jemput satu rumah sakit, itu suami istri," papar Syam.

Syam menyatakan, terdapat berbagai kejadian yang menimpa satu keluarga maupun pasangan suami istri yang berujung pada kematian karena diduga terinfeksi Covid-19.

"Dalam sehari ada satu keluarga, bahkan dokter dan perawat juga ada," jelas Syam.

Dengan terjadinya peningkatan korban meninggal akibat virus corona, Syam berpesan kepada masyarakat untuk lebih sadar diri jika pandemi ini belum berakhir.

tribunnews
Puskesmas Kecamatan Cilincing menggelar swab test Covid-19 bagi tenaga medis dan Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (14/7/2020). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

"Saya baca-baca di medsos, masih ada yang menganggap enteng PSBB, virus corona dan nongkrong-nongkrong. Sekarang saya mengajak kalian yang menganggap enteng corona, ikut saya sehari-sehari bekerja. Ikut jadi kernet, gimana rasanya memakamkan puluhan orang dalam sehari."

"Saya gak ngerti tetapi dalam surat tertulis penyakit menular. Saya minta tolong stop jangan menganggap enteng, ini masalah kemanusiaan, masalah nyawa orang," aku Syam.

INI VIDEONYA:

Unicef Upayakan Vaksin Covid-19 yang Aman dan Terjangkau

Indonesia melakukan penandatanganan kesepakatan dengan organisasi pendanaan untuk anak-anak atau UNICEF dalam rangka kerja sama menghadirkan vaksin Covid-19 yang aman, luas, dan
terjangkau.

Penandatanganan MOU for the Provision of Procurement Services Kementerian Kesehatan RI
dan Perwakilan UNICEF itu disiarkan secara virtual, Rabu (16/9/2020).

Tampak hadir Menteri Kesehatan RI, Terawan, Debora Comini, perwakilan UNICEF di Indonesia, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, serta Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir.

Terawan mengatakan, Indonesia bekerja keras untuk mendapatkan vaksin corona yang aman, efektif,
dan dalam skala besar.

Salah satunya, menjalin komunukasi dengan GAVI (Global Alliance for Vaccine and Immunization), CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations), dan WHO melalui COVAX.

tribunnews
Dari Kiri ke Kanan: Oscar Permadi - Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Terawan Agus Putranto - Menteri Kesehatan, Debora Comini - Perwakilan UNICEF Indonesia, Retno Marsudi - Menteri Luar Negeri, Erick Thohir - Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. (UNICEF/2020/Arimacs Wilander)

"Peran UNICEF dalam COVAX sangat penting yakni akan memastikan setiap negara termasuk Indonesia memiliki akses vaksin yang aman, cepat dan merata," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan UNICEF di Indonesia Debora Comini mengatakan, pengadaan vaksin merupakan upaya kolektif yang harus melibatkan banyak pihak.

"Pengadaan vaksin harus melalui solidaritas dan kerja sama internasional. Suatu negara tidak bisa bekerja sendirian. Kami berharap vaksin covid-19 dapat hadir sesegera mungkin. Kami juga ingin memastikan vaksin tersedia untuk semua orang, termasuk semua anak-anak," harap Comini. 

tribunnews
Ilustrasi vaksin virus corona. AS menolak tawaran vaksin dari Rusia. (Fresh Daily)

Tersedia 2021
Pada kesempatan yang sama juga, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, ketersediaan vaksin Covid-19 melalui jalur multilateral dapat diperoleh pada 2021 mendatang.

Ia melanjutkan, jalur multilateral itu berasal dari skema GAVI (Global Alliance for Vaccine and Immunization), CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations), dan WHO melalui Covax Facility

"Perkiraan, vaksin melalui jalur multilateral ini akan tersedia tahun 2021," ujar mantan dubes RI untuk
Belanda ini.

Retno mengatakan, Indonesia saat ini telah ditetapkan memenuhi syarat sebagai negara kategori advance market commitment (AMC) dalam kerangka Gavi, Covax Facility, yakni terdapat bantuan keringanan financial melalui mekanisme official development assistance (ODA).

Untuk itu, Indonesia terus mengintensfikan komunikasi dengan GAVI dan Covax Facility mengenai waktu ketersediaan vaksin, maupun harga vaksin menjadi lebih murah.

“Diharapkan vaksin dalam mekanisme multilateral sudah ada, maka semua infrastruktur yang diperlukan
sudah siap sehingga tidak terjadi delay dalam deliverynya,” harap dia.

Retno mengatakan, Indonesia terus berupaya untuk mengupayakan akses vaksin baik melalui kerjasama bilateral maupun multilateral.

“Semua ikhtiar kita jalankan baik jangka pendek termasuk jalur multilateral maupun jalur jangka panjang melalui kemandirian vaksin dengan pengembangan vaksin dalam negeri,” kata Menlu.(Tribunjakarta.com)


Virus Corona Ambulans Kernet Jakarta


Loading...