Ini Penampakan Cakraningrat Alias Sutarman Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu, Ada di Uang 20 Ribu

Ini Penampakan Cakraningrat Alias Sutarman Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu, Ada di Uang 20 Ribu
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Rabu, 9 September 2020 09:45 WIB

Terasjabar.id - Paguyuban Tunggal Rahayu tiba-tiba jadi perbincangan.

Paguyuban ini disebut-sebut berpusat di Garut, Jawa Barat.

Tepatnya ada di Kecamatan Caringin yang ada di Garut selatan.

Karena ada reaksi dari warga, paguyuban berpindah ke Kecamatan Cisewu.

Pemerintah Kabupaten Garut, beserta polisi dan Bakorpakem kini tengah bergerak mencari pemimpin Paguyuban Tunggal Rahayu.

Siapa pemimpinnya?

Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Garut, Wahyudijaya, pimpinan paguyuban mengklaim dirinya bernama dan bergelar Prof Dr Ir H Cakraningrat SH.

Namun dari penelusuran Bakesbangpol, nama asli pimpinan paguyuban itu adalah Sutarman.

Sutarman diketahui hanya lulusan SMP.

tribunnews
Kepala Bakesbangpol Garut, Wahyudijaya menunjukkan uang pecahan 20.000 bergambar pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu di Kantor Bakesbangpol Garut, Selasa (8/9/2020). Uang itu dijadikan alat transaksi para pengikut paguyuban. (Tribun Jabar/Firman Wijaksana)

Lalu seperti apa sosok Sutarman atau Cakraningrat?

Wahyudijaya mengatakan, foto Sutarman atau Cakraningrat ada dalam uang pecahan 20.000 yang dibuat Paguyuban Tunggal Rahayu.

Paguyuban Tunggal Rahayu memang dikabarkan memiliki uang tersendiri.

Uang itu bahkan disebut sudah dipakai untuk transaksi.

Wahyu menyebut, paguyuban itu sudah membuat uang pecahan 1.000, 5.000, 10.000, dan 20.000.

Dan di uang pecahan 20.000 itu, terdapat gambar pimpinan paguyuban.

"Mereka sudah mempunyai uang sendiri. Bahkan di gambar uang 20.000 itu, ada foto pimpinan paguyuban. Seperti memakai baju ala Pak Soekarno," katanya.

Dilihat dari desain foto di uang tersebut, Wahyu menyebut jika gambar yang dipakai merupakan foto Soekarno.

Namun wajah presiden pertama Indonesia itu diubah menjadi wajah Cakraningrat.

"Informasinya sudah dijadikan alat transaksi oleh anggotanya. Yang mengagetkan, dia memakai Bank Indonesia di dalam uangnya. Mungkin persoalan uang ini nanti dikaji lagi sisi hukumnya," ucapnya.

tribunnews
Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut Wahyudidjaya menunjukkan berkas oganisasi atau paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu, Selasa (8/9/2020). (KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG)

Kehilangan Jejak Sutarman

Jumlah pengikut paguyuban ini masih diinventarisasi.

Sebarannya dari dokumen yang ada Bakesbangpol Garut ada di 4 kecamatan.

Paling dominan para pengikutnya tersebar di wilayah selatan Garut.

Namun ada juga pengikutnya yang berada di Kabupaten Bandung, Kabupaten/Kota Tasikmalaya dan Majalengka.

Di Majalengka, jumlah pengikutnya paling banyak.

"Orang yang dulu datang ke sini untuk mengurus perizinan tidak datang lagi saat kami akan konfrontir. Kami malah kedatangan dari Kesbang Majalengka yang menyebut di sana sudah banyak pengikutnya," ucapnya.

Selintas, pergerakan paguyuban tersebut hampir mirip dengan Sunda Empire.

Mereka menjanjikan sesuatu kepada anggotanya, yakni pencairan uang dari Bank Swiss.

"Polisi sudah memanggil saksi-saksi atas keberadan organisasi ini. Untuk keberadaan pimpinannya belum diketahui. Kami masih kehilangan jejak," katanya.(firman wijaksana)

(Tribunjabar.id)


Cakraningrat Paguyuban Rahayu Garut


Loading...