Bocah Tewas Ditabrak Saat Mau Jajan di Warung Lalu Sopir Kabur, Terungkap Nomor Polisi Truk Penabrak

Bocah Tewas Ditabrak Saat Mau Jajan di Warung Lalu Sopir Kabur, Terungkap Nomor Polisi Truk Penabrak
Tribunjakarta
Editor: Malda Hot News —Sabtu, 5 September 2020 14:03 WIB

Terasjabar.id - Pasangan suami istri Haris Suhendra (28) dan Irma Purnamasari (28) syok saat mengetahui anak semata wayangnya, Muhammad Al Farisy, warga Jalan Talang Kemang, Kecamatan Gandus Palembang, Sumatera Selatan, tewas ditabrak truk pada Kamis (3/9/2020).

Paman Korban, Dodi menjelaskan, bocah lima tahun itu diduga hendak menyeberang jalan untuk jajan di warung tak jauh dari rumahnya.

"Kondisi jalan malam saat itu sepi. Keponakan saya ini mau jajan pergi ke warung. Kami baru tahu ketabrak dari tetangga," ucap Dodi.

Atas kejadian itu bahkan warga dan Pak RT setempat sempat mengejar truk yang menabrak Muhammad Al Farisy.


Ketua RT 22 Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus Palembang Sahnan (49) menuturkan korban tewas beberapa saat sebelum pelaksanaan Salat Magrib.

Ketika itu, terdengar suara dentuman keras saat truk tersebut melintas.

"Belum tahu kalau truk menabrak korban ini. Setelah truk lewat terlihat korban tergeletak dan sudah meninggal. Sedangkan truk yang menabraknya kabur," kata Sahnan dilansir dari TribunSumsel (grup TribunJakarta) pada Sabtu (5/9/2020).

Lanjut Sahnan, korban terlihat sudah tergeletak tak bernyawa tepat di depan rumahnya.

tribunnews
Bocah lima tahun tewas ditabrak truk di Jalan Lettu Karim Kadir, Kelurahan Gandus, sekitar pukul 18.00 WIB pada Kamis (3/9/2020). (TRIBUNSUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI)

Mengetahui hal tersebut, ia meminta warga untuk mengevakuasi korban.

Sedangkan, dirinya berupaya mengejar truk tangki air yang sudah menabrak korban.

Sekitar 500 meter, truk tangki air ini berhenti.

Melihat truk tangki berhenti, membuat Sahnan langsung mendekati truk tangki tersebut.

"Ternyata, saat sampai di dekat truk tangki air itu ternyata sopirnya sudah tidak ada lagi. Truknya ditinggal," ujar Sahnan.

Sementara itu, usai menerima laporan dari keluarga korban, polisi segera bertindak mencari sopir truk.

"Pelakunya masih kita kejar," kata Kanit Lakalantas Polrestabes Palembang Iptu Sucipto.

Berdasarkan pemeriksaan, polisi telah melacak nomor polisi truk tersebut, yaitu BG 8220 MO.

Sucipto menyatakan, akibat kecelakaan itu, korban sempat terseret sejauh 200 meter dan mengalami luka parah di bagian kepala.

"Ketika korban hendak menyeberang langsung ketabrak truk ini. Korban sempat terseret sekitar 200 meter," kata Sucipto.

Pilunya Ibu Korban

Sahnan menyatakan, perasaan hancurnya hati orang tua bocah lima tahun itu yang harus mengikhlaskan kepergian anak semata wayangnya.

tribunnews
Muhammad Al Farisy bocah 5 tahun yang meninggal dunia setelah ditabrak truk tangki, Kamis (3/9/2020). (TRIBUNSUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI)

"Terutama ibunya, syok sekali nangis-nangis terus. Sering pingsan, keadaannya lemas. Orang tuanya juga tidak ikut ke Rumah Sakit. Mereka masih syok," tegas Sahnan.

Rencananya usai diperiksa, jenazah Farisy akan langsung dibawa pulang ke rumah duka untuk kemudian dimakamkan di TPU terdekat.

"Rencananya akan dimakamkan di TPU Talang Kemang hari ini juga," ujar Sahnan.

Pesan Sang Bocah

Ketua RT 21 Kelurahan Gandus Suandi (52) mengatakan, kakek korban, ayah dan ibu korban syok mendengar kabar meninggalnya anak satu-satunya tersebut.

Terlebih, Suhendar (28) dan Irma Purnamasari (28) ini sempat menunggu kurang lebih lima tahun untuk memiliki anak tunggalnya ini.

"Sempat menunggu lima tahun, orangtuanya sebelum memiliki anak tunggal laki-laki ini," kata Suandi, Jumat (4/9/2020).

Suandi menyatakan, ada satu hal yang sempat diungkapkan oleh Farisy sebelum meninggal dunia.

Meski demikian, ungkapan tersebut baru disadari oleh pihak keluarga saat korban sudah meninggal.

Dua hari sebelum meninggal dunia akibat tabrak lari tersebut, korban sempat berbicara kepada orangtuanya bahwa tak lama lagi bakal ada keramaian di rumahnya.

"2 hari sebelum kejadian dia sempat ngomong bersiaplah sebentar lagi ada orang ramai-ramai kerumah kita mau sedekahan. Tidak tahu kalau itu adalah firasat," kata Suandi dilansir dari Sripo (grup TribunJakarta). 

Ketika korban meninggal dunia barulah keluarga mengetahui maksud dari omongan bocah tersebut.

Bahkan dikatakan kakek korban, pada 17 Agustus lalu lebih tepatnya pada saat korban mengikuti lomba 17 Agustus korban terlihat haru pada saat dipandang.

"Tidak tau, waktu sudah tiada baru tau maksud dari omongan dia itu. Waktu 17an lalu memang sudah terlihat haru pada saat memandangnya," ungkap Suandi.

Korban meninggal dunia dengan mengalami luka yang cukup parah di bagian kepalanya.

(TRIBUNJAKARTA/SRIPO/TRIBUNSUMSEL)




Kemang jalang Talang Sumsel Anak Warung Terlindas Truk


Loading...