Viral, Suhu Dingin Jadi Perbincangan Netizen, Ini Penjelasan Ahli Sampai Kapan Suhu Dingin Melanda

Viral, Suhu Dingin Jadi Perbincangan Netizen, Ini Penjelasan Ahli Sampai Kapan Suhu Dingin Melanda
CNN Indonesia
Editor: Malda Hot News —Kamis, 30 Juli 2020 10:31 WIB

Terasjabar.id - Saat ini, suhu dingin kembali jadi perbincangan warganet.

Di Google Trends Indonesia, Kamis (30/7/2020), kata kunci suhu masuk ke jajaran nomor dua.

Sudah ada 10 ribuan warganet yang menelusuri kata kunci tersebut di mesin pencarian Google.

Sementara itu, di Twitter, kata dingin juga masuk jajaran trending topic.

Kata dingin masuk urutan ke-10 jajaran trending topic tersebut.

Ada 40 ribuan cuitan yang menyertakan kata dingin.

Beberapa warganet juga menyebut, suhu di wilayah Jawa Barat termasuk Bandung sedang dingin-dinginnya, terutama saat malam, dini hari, dan pagi.

"Pagii, Bandung dingin nya ga ada ahlak weiiLoudlye," tulis @kueputugebi.

"Yh di Bandung always dingin," tulis @innerchildxx_.

"Pada bahas #dieng yang #dingin nih. Btw apa kabar Wonogiri, Batu, Malang, Magetan, Tawangmangu,Karanganyar, Bandung, sama Boyolali? Suhu 8°C dingin yah?" tulis @xthfaa_.

"bandung kayak lagi musim salju sumpah dingin banget........." tulis @tuawoonwai.

Lantas, apa sebenarnya penyebab suhu dingin yang saat ini sedang melanda beberapa wilayah Indonesia?

Ternyata, suhu dingin yang belakangan ini melanda disebabkan oleh beberapa faktor.

Namun, yang paling dominan disebabkan karena kandungan uap di atmosfer cukup sedikit.

Hal itu dikatakan oleh Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) Hary Tirto Djatmiko.

Kandungan uap di atmosfer ini terlihat dari tutupan awan yang tidak signifikan selama beberapa hari terakhir.

Uap air dan air adalah zat yang cukup efektif menyimpan energi panas, itu secara fisis.

Saat kandungan uap di atmosfer ini rendah, maka akan menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan bumi ke luar angkasa pada malam hari, tidak tersimpan di atmosfer.

tribunnews
Ilustrasi suhu dingin di Kota Bandung. (tribunjabar/gani kurniawan)

Dan energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.

Dikatakan Hary, setidaknya suhu dingin bakal berlangsung hingga dua bulan ke depan.

“Suhu udara dingin biasa terjadi di puncak musim kemarau pada Juli-Agustus. Sampai dengan menjelang bulan September,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/7/2020), dikutip TribunJabar.id, Kamis (30/7/2020).

Selain disebabkan karena kandungan uap di atmosfer cukup sedikit, dijelaskan oleh Hary, suhu dingin ini juga disebabkan lantaran pada Juli ini wilayah Australia sedang dalam periode musim dingin.

Adapun sifat dari massa udara yang ada di Australia ini dingin dan kering.

Saat ini pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia (monsoon dingin Australia) semakin signifikan.

Hal itu terjadi lantaran adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia.

Saat pergerakan massa semakin signifikan, berimplikasi pada penurunan suhu udara yang cukup signifikan pada malam hari di wilayah Indonesia khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT.

Tak hanya itu, saat puncak musim kemarau, dikatakan Hary, suhu udara umumnya lebih dingin dan permukaan bumi juga jadi lebih kering.

Saat kondisi seperti itu, panas matahari juga bakal lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa.

Hal itu juga menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan.

Selain itu, kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara.

(Tribunjabar.id)


Viral Suhu Dingin Ahli Netizen


Loading...