Kelompok Oportunis Disebut Dalangi Demo Rusuh Kematian George Floyd di AS

Kelompok Oportunis Disebut Dalangi Demo Rusuh Kematian George Floyd di AS
Merdeka.com
Editor: Malda Hot News —Kamis, 4 Juni 2020 09:21 WIB

Terasjabar.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding kelompok ekstremis kiri yang menghasut massa demonstran untuk menjarah dan melakukan perusakan di sejumlah kota di AS di tengah protes warga atas kematian pria kulit hitam, George Floyd.

Namun hasil penyelidikan intelijen tidak menemukan banyak bukti kelompok ekstremis terlibat dalam kerusuhan tersebut.

Laman Reuters melaporkan, Rabu (4/6), dalam penyelidikan internal pada 1 Juni lalu oleh Reuters, sejumlah pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengatakan sebagian besar kekerasan yang terjadi dalam unjuk rasa didalangi oleh para oportunis.

Penyelidikan yang disiapkan oleh departemen intelijen dan unit analisis menyebutkan ada sejumlah bukti berdasarkan sumber dan laporan DHS yang mengatakan kelompok anti-fasis Antifa kemungkinan berperan dalam kekerasan saat unjuk rasa. Demikian keterangan dari aparat kepolisian lokal dan pernyataan publik serta wawancara dengan Reuters.

Reuters hanya memperoleh sebagian dokumen dan tidak bisa menyimpulkan apakah itu menggambarkan keterkaitan kelompok Antifa dengan demonstrasi dalam penjelasan yang lebih rinci.

Dokumen yang diperoleh Reuters tidak memberikan bukti spesifik kekerasan dalam demo didalangi oleh kelompok ekstrem, namun benar ada kelompok pemuja kulit putih yang menghasut ketegangan antara para demonstran dengan aparat keamanan. Meski begitu tidak ada bukti yang menunjukkan kaum pemuja kulit putih menyebabkan terjadinya kekerasan dalam demonstrasi tersebut.

Juru bicara DHS Alexei Woltornist mengatakan pihaknya akan menuntut tanggung jawab kepada mereka yang melakukan kerusuhan namun dia tidak mengomentari khusus hasiil penyelidikan intelijen.

Gedung Putih dan Departemen Kehakiman tidak merespons ketika dimintai komentar soal ini.

Warga AS turun ke jalan untuk memprotes pembunuhan pria kulit hitam George Floyd oleh polisi kuit putih yang menindih leher Floyd dengan lututnya selama hampir sembilan menit pada 25 Mei lalu.

Dalam beberapa hari kemudian, unjuk rasa di sejumlah kota di AS diwarnai penjarahan dan bentrokan dengan polisi. Sebagian demo itu berlangsung damai dan pada Selasa malam penjarahan dan perusakan sudah berkurang.

Trump sebelumnya menyalahkan kelomppk Antifa yang sebetulnya bukan sebuah organisasi melainkan gerakan yang menentang otoriterisme.

Jaksa Agung AS William Barr mengatakan kekerasan yang terjadi di Minneapolis dan sejumlah kota lain didalangi oleh "kelompok ekstrem kiri", seperti yang dikatakan Trump sebelumnya. Barr menuturkan, mereka yang menyebabkan kekerasan itu bergerak ke sejumlah lokasi demo di luar negera bagian. Tapi dia tidak merinci lebih jauh.

Dua pejabat Kementerian Kehakiman yang enggan disebut namanya mengatakan kepada Reuters, mereka hanya melihat bukti kecil untuk mendukung klaim jaksa agung itu.

Seorang pejabat senior DHS mengatakan ada "dugaan kuat" kekerasan di sejumlah kota itu terorganisir. Pejabat itu mengutip dugaan bahwa para demonstran di New York berusaha membawa pasokan batu, botol, dan minyak tanah untuk beraksi di sejumlah tempat dan para pendemo di sedikitnya dua kota berusaha mengganggu komunikasi radio polisi. [pan/Merdeka.com]

Virus Corona Presiden Donald Trump Kerusuhan


Loading...