Oleh : Subchan daragana
Pemerhati Sosial/ Magister Komunikasi Ubakrie
Mendengar dengan hati, mengurus dengan aksi :
Di banyak sudut kampung, kita bisa melihat sosok Ketua RT yang ikhlas menjalankan tugasnya. Ia tidak digaji besar, bahkan sering merogoh kocek pribadi. Dipilih oleh warga, sering kali tanpa ia minta. Namun, begitu amanah itu jatuh ke pundaknya, semua urusan warga ditanganinya. Dari surat pengantar, ronda malam, sampai urusan warganya yang berduka, ia hadir. Tidak ada spanduk janji, tidak ada jargon kampanye. Yang ada hanya kerja.
Kalau dipikir-pikir, bukankah itu cermin kepemimpinan yang sesungguhnya? Kepemimpinan yang melayani, bukan minta dilayani. Kepemimpinan yang menggerakkan dengan cara mendengarkan.
Di titik ini, kita belajar bahwa mendengar itu bukan seremonial, melainkan jalan menemukan solusi. Ketua RT mendengar curhat warga bukan untuk sekadar dicatat, tapi untuk ditindaklanjuti. Kalau ada warga yang rumahnya kebanjiran, ia segera menggerakkan gotong royong membersihkan saluran air. Kalau ada yang sakit, ia bantu urus rujukan. Semua sederhana, tapi nyata.