Beredar Kabar Anggota DPR dan Keluarga Akan Lakukan Tes Covid-19, Walhi: Tenaga Medis Lebih Butuh

Beredar Kabar Anggota DPR dan Keluarga Akan Lakukan Tes Covid-19, Walhi: Tenaga Medis Lebih Butuh
Suara.com
Editor: Malda Teras Health —Rabu, 25 Maret 2020 14:10 WIB

Terasjabar.id - Wakil Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Edo Rakhman mengatakan saat ini tenaga medis jauh lebih membutuhkan tes virus corona ketimbang anggota DPR. 

Pasalnya tim medislah yang sedang berjuang di garda terdepan dalam meredam penyebaran virus corona.

Hal itu menyusul dengan rencana akan dilakukannya tes corona anggota DPR dan keluarganya.

Dikutip TribunJakarta dari Kompas.com, Edo mengungkapkan, tim medis harus diprioritaskan untuk menjalani tes Covid-19.

"Dalam kondisi krisis dan pandemik seperti saat ini, maka tindakan prioritas harus ditujukan pada siapapun yang berjuang di garis depan, tenaga kesehatan, relawan," ujar Edo, Rabu (24/3/2020).

Dia meyakini bahwa saat ini skala prioritas bukan ditujukan kepada anggota DPR. 

Mengingat, sejauh ini belum ada kepastian berapa banyak ketersediaan alat untuk melakukan rapid test di Indonesia.

Edo mengatakan, dalam situasi seperti ini, perlu ada tindakan strategis yang harus segera dilakukan oleh pemerintah.

Menurutnya, strategi yang perlu dilakukan pemerintah dalam melakukan tes corona adalah dengan memprioritaskan kelompok rentan, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Kemudian orang yang telah berhubungan dengan pasien positif corona.

Edo menyebut kerentanan anggota DPR berbeda jauh dengan masyarakat yang masih terpaksa harus bekerja dan berjejalan di angkutan umum.

Sebab, menurut Edo, mereka belum ada kepastian ekonomi maupun bekerja pada sektor informal yang mengandalkan pemasukan harian.

Sedangkan pada sisi lain pemerintah tak cukup memiliki ketegasan memberikan jaminan ekonomi.

Begitu juga pengusaha masih meminta pekerjanya masuk dan bank masih membiarkan tagihan kredit mikro tetap berjalan.

Dia menegaskan, di tengah keterbatasan jumlah alat dan akses, tak cukup bagi anggota DPR maupun elit pejabat pemerintah agar bisa menjalani tes corona, sekalipun berdalih menggunakan anggaran sendiri.

"Maka uang saja tidak cukup tanpa akses dan privilage politik yang mereka miliki," katanya.

Diwartakan sebelumnya, Sekretariat Jenderal DPR menjadwalkan tes Covid-19 yang disebabkan virus corona bagi para anggota dewan serta keluarganya mulai Kamis (25/3/2020) mendatang.

Sekjen DPR Indra Iskandar mengatakan saat ini pembagian jadwal masih dalam penyusunan karena jumlah peserta yang ikut diperkirakan mencapai 2.000 orang.

Asumsi ini berdasarkan jumlah anggota dewan sebanyak 575 orang dengan masing-masing empat anggota keluarga.

"Dijadwalkan mulai dari Kamis sampai dengan selesai. Ini sedang menyusun jadwal, belum selesai karena jumlah anggotanya kan banyak. Keluarga mungkin 2.000 lebih," kata Indra saat dihubungi, Senin (23/3/2020).

DPR Beli Sendiri 20.000 Alat Rapid Test

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, pembelian alat tes virus corona untuk pemeriksaan seluruh wakil rakyat beserta keluarganya bukan menggunakan anggaran negara.

Beberapa wakil rakyat berinisiatif untuk membeli alat rapid test Covid-19 sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.

"Sebagian anggota inisiatif patungan membeli alat rapid test," kata Dasco saat dihubungi, Selasa (24/3/2020).

Oleh karena itu, menjelang pembukaan masa persidangan yang direncanakan pada 30 Maret 2020, DPR menggelar tes Covid-19 secara mandiri.

"Sebentar lagi DPR akan memasuki masa sidang. Dikhawatirkan sidang nanti kalau tidak ada antisipasi, anggota yang dari dapil mungkin membawa lalu menyebarkan virus ke kompleks parlemen," papar Dasco.

Ia menegaskan, pembelian alat tes Covid-19 ini berangkat dari kegelisahan sejumlah anggota Dewan karena mereka berkunjung ke banyak daerah selama masa reses.

Dasco mengatakan, DPR memahami bahwa tidak mungkin jika mereka harus ikut mengantre ikut tes Covid-19 di layanan kesehatan umum, sedangkan banyak anggota masyarakat yang membutuhkan.

"Kami patungan dan beli karena tidak mau membebani anggaran negara dan rumah sakit untuk tes corona, itu saja," lanjut Dasco.

Dasco mengatakan, alat rapid test Covid-19 dibeli langsung dari produsen di China.

Produsen memperbolehkan pembelian oleh institusi dengan minimal pemesanan 20.000 unit.

"Kami kontak langsung. Oleh pabrik di sana ditanya, kalau untuk pembelian perorangan tidak boleh, kalau pemerintah atau institusi boleh. Ya, kami pakai alamat DPR. Tapi bukan uang negara, hanya pakai alamat DPR," tuturnya.

Menurut Dasco, pembelian alat tes Covid-19 ini merupakan solusi mandiri DPR dalam upaya pencegahan.

Sisanya Akan Disumbangkan untuk Rakyat

Dasco Ahmad menyatakan, sebagian besar alat tes Covid-19 yang dibeli DPR akan didistribusikan ke daerah-daerah yang membutuhkan.

Dasco mengatakan, DPR telah berkoordinasi dengan pemerintah terkait rencana distribusi alat rapid test tersebut.

"Pembelian ini pun ada batas minimalnya, sehingga kami sepakat kelebihan alat ini akan diberikan ke masyarakat yang membutuhkan. Memang ada beberapa pemda yang sangat membutuhkan, kami akan kirim," kata Dasco, Selasa (24/3/2020).

Ia mengatakan sejak awal, mereka bersepakat kelebihan ribuan alat tes Covid-19 yang dibeli akan disumbangkan untuk masyarakat.

"Kami beli bukan buat dijual, kami beli banyak karena ada minimal pembelian. Kami juga menyumbang ada koordinasi dengan pemerintah mana saja yang perlu disumbang," kata Dasco.

(TribunJakarta/Kompas.com)



Virus Corona Anggota DPR Tenag Medis Covid 19


Loading...