Kesaksian Seorang WNI, Kota Daegu Korea Selatan Bak Kota Mati, Warga Mengurung Diri di Rumah

Kesaksian Seorang WNI, Kota Daegu Korea Selatan Bak Kota Mati, Warga Mengurung Diri di Rumah
Liputan6.com
Editor: Malda Hot News —Senin, 24 Februari 2020 17:11 WIB

Terasjabar.id - Jumlah kasus virus corona covid-19 di Korea Selatan meroket dalam beberapa hari saja, menjadi 763 orang yang terinfeksi pada Senin (24/2/2020). Pemerintah Korea Selatan pun meliburkan kegiatan sekolah dan warga membatasi aktivitas di luar rumahnya.

Hal ini berimbas kepada warga Indonesia yang tinggal di Korea Selatan, khususnya Kota Daegu, yang menjadi kota dengan jumlah kejadian terbanyak. Pemerintah Korea Selatan pun memberlakukan status red alert atau kewaspadaan tertinggi dalam hal penyebaran penyakit.

Warga Banyumas, Jawa Tengah, yang tengah bekerja di Gyeongbuk, Alan Kusuma (28), mengatakan tempatnya bekerja dan tinggal selama hampir lima tahun ini terletak 7 kilometer dari pusat Kota Daegu

Setelah pemerintah Korea Selatan memberlakukan status red alert, kata Alan, atasannya meminta bawahannya hanya keluar rumah untuk bekerja, belanja kebutuhan pokok, atau kondisi darurat.

"Saya dan 17 rekan kerja dari Indonesia masih bisa bekerja. Tapi atasan memerintahkan untuk jangan kemana-mana. Tempat kerja saya soalnya masih pinggiran Daegu. Kalau yang kerja di pusat Daegu sudah diliburkan," kata Alan melalui ponsel, Senin (24/2/2020).

Alan mengatakan pemerintah pun memperpanjang libur sekolah, padahal seharusnya mulai masuk sekolah pada Senin ini. Alan mengatakan kondisi Daegu dan sekitarnya sangat sepi bak kota mati. Warga sudah mengurung diri di rumahnya masing-masing.

Alan yang bekerja di sektor industri ini mengatakan dirinya dan rekan-rakannya sudah berbelanja bulanan dengan jumlah dua kali lipat dari biasanya. Semua orang, katanya, khawatir jika Daegu akan menjadi Wuhan selanjutnya.

"Persediaan kebutuhan pokok di toko-toko banyak yang sudah habis. Keluarga kami di Indonesia khawatir. Tapi belum ada kepastian pulang karena masih ada kontrak kerja, sekarang pasrah saja dulu. Saya sebentar lagi kontrak kerjanya habis, mau lima tahun," katanya.

Alan mengatakan banyak isu yang beredar seputar meroketnya jumlah kasus virus corona di Korea Selatan. Beberapa media, katanya, menyoroti sebuah sekte keagamaan yang diduga sebagai awal meroketnya jumlah pasien virus tersebut di Korea Selatan.

Alan menuturkan banyak orang yang khawatir anggota sekte keagamaan bernama Shincheonji tersebut menularkan virus corona kepada orang lain. Sebab berdasarkan data pemerintahan, katanya, lebih dari separuh pasien virus corona di Korea Selatan adalah anggota gereja tersebut.(Tribunjabar.id)




WNI Korea Selatan Daegu Kota Mati Rumah


Loading...