BENARKAH ? Masker Ternyata Tak Efektif Cegah Tertular Virus Corona, Malah Bikin Sesak Nafas

BENARKAH ? Masker Ternyata Tak Efektif Cegah Tertular Virus Corona, Malah Bikin Sesak Nafas
Wolipop
Editor: Malda Teras Health —Sabtu, 22 Februari 2020 13:11 WIB

Terasjabar.id - Tahukah Anda bahwa harga masker melonjak tinggi pasca menyebarnya virus corona?

Namun, meski sudah ludes dijual dan harganya melonjak tinggi, faktanya masker bukanlah cara terbaik untuk mencegah penularan corona.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir.

Menurut Honesti, masker bukan merupakan komponen terpenting untuk mencegah tertular virus corona.

Honesti justru menyebut daya tahan tubuh seseoranglah yang menjadi faktor terpenting agar tak tertular virus asal Wuhan, China itu.

“Masker enggak banyak bantu, virus (corona) ukurannya kecil."

"Kalau Anda buat masker serapat apapun yang ada malah bikin Anda sesak,” ujar Honesti di Jakarta pada Rabu (5/2/2020).

Honesti berpesan, pola hidup sehat merupakan kunci dari segala bentuk macam penyakit.

Atas dasar itu, ketimbang menggunakan masker, lebih baik masyarakat menjaga pola hidupnya agar daya tahan tubuhnya baik.

“Statistik yang kena (virus corona) yang daya tahan tubuhnya rendah."

"Pola hidup sehat itu membuat virus apapun segan di tubuh Anda,” kata Honesti.

Nah, supaya kita tidak mudah terserang penyakit, maka tubuh kita harus memiliki sistem imun atau daya tahan tubuh yang kuat.

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan agar tubuh kita kuat.

Misalnya menjaga kebersihan tubuh, mengonsumsi makanan bernutrisi, tidur cukup, berolahraga, hingga mendapatkan vaksin.

Tapi, ternyata ada hal yang bisa membuat daya tahan tubuh tubuh melemah.

Apa saja yang bisa memengaruhi melemahnya daya tahan tubuh ini?

Ini jawabannya seperti dilansir dari bobo.grid.id pada Jumat (21/2/2020).

Ilustrasi
Ilustrasi (Twitter)

Sedih

Ketika ada suatu hal yang membuat kita sedih terjadi secara tiba-tiba, ini bisa melemahkan daya tahan tubuh.

Misalnya, ketika seseorang kehilangan orang yang penting di hidupnya dan merasa sedih, ini bisa meningkatkan produksi senyawa kimia dan hormon yang meningkatkan risiko infeksi virus, misalnya seperti virus flu.

Hal itu juga berhubungan dengan meningkatnya hormon kortisol dan ketidakseimbangan hormon.

Ilustrasi.
Ilustrasi. (THINKSTOCKPHOTOS)

Stres

Menurut National Cancer Institute, stres yang berlangsung terus-menerus bisa memengaruhi daya tahan tubuh.

Rupanya, saat stres, otak memperbanyak produksi hormon kortisol.

Produksi hormon ini memengaruhi fungsi sel T yang bertugas melawan infeksi.

Karenanya, institusi kesehatan mental menyarankan kita untuk mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman, rutin berolahraga, dan melakukan latihan yang membuat rileks seperti yoga untuk mengurangi stres.

Sejumlah guru olahraga tingkat TK, SD, SMP, dan SMA serta pelatih olah raga mencoba mendrible bola basket saat pelatihan basket dari akademi pelatih Jr. NBA di GOR Kertajaya, Surabaya, Senin (10/2/2020). Pelatihan dasar olah raga basket yang diikuti 2000 guru olahraga dari 10 se-Kabupaten/Kota di Jawa Timur tersebut digelar untuk mengembangkan potensi dan minat dalam bermain basket. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Sejumlah guru olahraga tingkat TK, SD, SMP, dan SMA serta pelatih olah raga mencoba mendrible bola basket saat pelatihan basket dari akademi pelatih Jr. NBA di GOR Kertajaya, Surabaya, Senin (10/2/2020). Pelatihan dasar olah raga basket yang diikuti 2000 guru olahraga dari 10 se-Kabupaten/Kota di Jawa Timur tersebut digelar untuk mengembangkan potensi dan minat dalam bermain basket. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Kurang bergerak

Meski terlihat tidak berbahaya, sebenarnya kurang bergerak justru bisa menyebabkan kerusakan daya tahan tubuh, peradangan, dan penyakit kronis di tubuh.

Sebaiknya kita membuat rutinitas menggerakkan tubuh.

Seperti berolahraga 30 menit dalam sehari untuk mengurangi risikonya.(Tribunjabar.id)



VirusCorona Sesak Nafas Masker


Loading...