Firasat Karen Pooroe Sebelum Anaknya Meninggal, Ternyata Sempat WhatsApp Arya Claproth

Firasat Karen Pooroe Sebelum Anaknya Meninggal, Ternyata Sempat WhatsApp Arya Claproth
Tribunjabar.id
Editor: Malda Teras Seleb —Sabtu, 15 Februari 2020 15:23 WIB

Terasjabar.id - Beberapa hari sebelum Zefania (6) meninggal, Karen Pooroe tidak bisa tidur.

Seperti firasat ibu, Karen Pooroe gelisah dan merasa dadanya sakit tanpa tahu penyebabnya.

Selama tiga hari Karen Pooroe tidak terlelap, obat tidur yang diresepkannya bahkan tak mampu membuat kantuk.

Sudah berbulan-bulan Karen Pooroe tidak bertemu putrinya yang tinggal bersama sang suami, Arya Claproth.

Zefania dikabarkan jatuh dari balkon lantai enam apartemen di mana Arya tinggal pada Jumat (7/2/2020) sekitar 21.30 WIB.

Beberapa jam setelah kejadian Zefania jatuh dari balkon, Karen Pooroe mengirim pesan WhatsApp ke Arya Claproth.

"Saya sudah punya firasat karena 3 hari saya ga tidur. Jam 1 malam pada tanggal 7 menuju tanggal 8 setelah sekian lama saya WhatsApp Arya," kata Karen Pooroe ketika menjadi bintang tamu Hotman Paris Show yang tayang pada 12 Februari 2020.

Dalam pesan WhatsApp itu, Karen Pooroe ingin sekali bertemu Zefania. Ia memohon-mohon agar bisa dipertemukan.

"Arya saya sangat merindukan Zefi kalau kamu masih punya hati itu hak dia bertemu ibunya. Kamu mau benci saya terserah tapi jangan lakukan itu sama anak kamu please call me tomorrow, I need to see her face, I just want to talk to her," begitu isi pesan WhatsApp sesuai pengakuan Karen.

Bukan jawaban yang diinginkan Karen, ia justru diberi tahu Zefania telah meninggal beberapa jam setelah pesan tersebut dikirim.

Pada Sabtu (8/2/2020) sekitar pukul 11.00 WIB, Karen Pooroe dikabari bahwa Zefania berada di rumah sakit.

Ada seseorang yang menelepon ke nomor Lita yang merupakan tante dari Karen. Selama hidup di Jakarta, Karen tinggal di rumah tantenya.

Awalnya Karen Pooroe mengira panggilan tersebut adalah prank atau telepon iseng.

Apalagi tutur kata yang digunakan sang penelepon tidak meyakinkan.

Untuk meyakini telepon itu, Karen memastikan hal itu ke Polres Jakarta Selatan.

Namun, kabar tersebut belum pasti. Akhirnya Karen Pooroe tidak percaya bahwa anaknya telah tiada.

"Aduh ini saya diprank. Ada orang yang mau ngerjain saya, maua ngejebak saya," katanya.

Selang 5 menit, Karen mendapat telepon lagi. Telepon tersebut mengabarkan bahwa Zefania jatuh dari lantai 6.

Hal pertama yang terlintas di benar Karen Pooroe adalah apakah anaknya masih hidup.

Ketika mengetahui anaknya telah meninggal, Karen Pooroe lemas dan tidak bisa berpikir jernih.

"Di situ saya sudah enggak bisa apa-apa lagi. saya pergi ke RS Fatmawati. I'm dissoriented."

Karen pergi ditemani adiknya menuju kamar jenazah.

Tangis Karen Pooroe pecah setelah membuka penutup mayat.

"She's gone. Dia balik ke pelukan saya tapi sudah tidak ada (meninggal)," ucap Karen.

Tanpa pikir panjang, Karen Pooroe langsung memeluk Zefania dan tidur di sampingnya.

"Saya peluk dia. Saya pukul diri saya sendiri. Ini mimpikan Tuhan. Ini enggak benar. Saya jatuh pingsan berkali-kali," katanya.

Karen Pooroe sempat bertemu dengan Arya Claproth di rumah sakit.

Ia tidak akan memaafkan Arya karena tidak mengizinkannya bertemu sang anak.

Karen Pooroe dan Arya Claproth masih berstatus suami istri namun keduanya tengah menjalani proses perceraian.

Penyesalan Karen

Saat Zefania meninggal, sang ayah sedang berada di kamar apartemen.

Ia tengah bekerja dan menggunakan headset.

Karen Pooroe mengaku tak habis pikir Arya Claproth lalai menjaga Zefania.

Ia membenarkan bahwa suaminya itu memang kerap menggunakan headset bila bekerja.

Sambil menahan air mata, napas yang terengah-engah, dan mata yang terlihat sembab, Karen menumpahkan kekesalannya kepada Arya.

"Arya itu kalau sudah bekerja dia suka pakai earphone, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di sekitar," kata Karen Pooroe di Polres Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020) malam, dikutip dari Kompas.com.

Karen berandai-andai bila Zefania diasuh olehnya mungkin kejadian tersebut tidak akan terjadi.

"Make sure dulu, anak tidur dulu dong, itu sudah malam banget jam 8 atau jam 9. Kalau diasuh saya, anak jam 8 malam sudah tidur, sudah makan, sudah seka-seka," ujar Karen.

Karen mengaku tak habis pikir anaknya masih dibiarkan bermain pada malam hari.

Terlebih, lanjut dia, di luar pengawasan Arya.

"Ini jam segitu anak bisa main ke balkon, bapaknya masih bisa kerja. Tidak akan terjadi (peristiwa tersebut) kalau (Zefania) dengan saya, saya tidak akan meninggalkan anak itu sendiri," kata Karen.

Karen akan fokus terhadap kasus meninggalnya sang anak meski begitu ia juga tetap akan meneruskan proses perceraiannya.

"Enggak lah, terus dong, berlanjut akan terus tetap berjalan cerai, tinggal ketok palu saja," ucap Karen

Menurut Karen, tidak ada lagi yang bisa ia pertahankan dari rumah tangganya. Ditambah lagi, sang anak sudah meninggal dunia.

"Toh saya tidak perjuangkan apapun, saya kan perjuangkan hak asuh anak, sekarang apa yang saya perjuangkan lagi? Tinggal ketuk palu," ujarnya.

Tetapi, Karen mengatakan sidang perceraiannya dengan Arya yang sedianya digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada 11 Februari 2020, terpaksa ditunda sampai pekan depan.

"Besok saya hold dulu, besok enggak ada dulu. Saya enggak tahu, nanti Om Wemmy (kuasa hukum) yang atur. 'Om, besok enggak ada sidang dulu ya'," ucap Karen.

Jenazah Zefania sudah dimakamkan di TPU Tanah Kusir pada Minggu (9/2/2020).

Arya Claproth tidak menghadiri prosesi pemakaman.

Ia menghindari kejadian yang tak diinginkan bila datang ke pemakaman.

Terlebih tensi di antara ia dan keluarga Karen Pooroe tengah memanas.(Tribunjabar.id)


Zefania Karen Pooroe Anak Meninggal


Loading...