VIRAL ! Muncul Petisi Dukungan Kepada Guru Pelaku Kekerasan di SMA Negeri 12 Kota Bekasi

VIRAL ! Muncul Petisi Dukungan Kepada Guru Pelaku Kekerasan di SMA Negeri 12 Kota Bekasi
Tribunjakarta.com
Editor: Malda Teras Viral —Jumat, 14 Februari 2020 11:20 WIB

Terasjabar.id - Keberadaan Idianto di SMA Negeri 12 Kota Bekasi rupanya tetap mendapat dukungan, usai kasus kekerasan yang dilakukannya kepada murid viral di media sosial.

Hal ini terbukti dari munculnya petisi di situs change.org yang berjudul, "Jangan Mutasi Pak Idi". Petisi tersebut hingga pukul 10.37 WIB, telah mendapat dukungan sebanyak 496 tandatangan.

Petisi itu dibuat oleh Aryaguna Kusuma Putra, dalam keterangannya, dia menulis Idi merupakan guru SMAN 12 Kota Bekasi yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang kesiswaan.

"Beliau berani menggunakan cara-cara yang dianggap kekerasan demi tegakkanya aturan-aturan yang telah berlaku," tulis Aryaguna dalam keterangan petisi yang dibuat di situs change.org.

"Baru-baru ini Pak Idi (panggilan akrabnya) terjerat kasus kekerasan terhadap siswa akibat memukul beberapa siswa yang terlambat. Hal ini menyebabkan beliau dimutasi. Sebagai siswa SMAN 12 Bekasi, tentunya tidak bisa menerima hal ini begitu saja," tambahnya dalam keterangan petisi.

"Bagi saya, Pak Idi adalah sosok yang berbeda dari guru kebanyakan. Walaupun cara-caranya dianggap sebagai kekerasan, tetapi beliau punya integritas yang tinggi, bersih, serta mempunyai pengetahuan yang luas. Sudah kurang lebih 2 tahun saya diajarnya, dan saya selalu menemukan pengetahuan baru ketika saya diajar oleh beliau," tulisnya.

Masih dalam keterangan petisi itu, sang pembuat petisi menilai, ketika Idi menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, sekolah berubah drastis.

Aturan-aturan sekolah kembali ditegakkan, pungutan liar yang dahulu ada di sekolah diberantas habis oleh guru yang juga seorang pengajar mata pelajaran.

"Saya mohon, kembalikan Pak Idi kepada kami. Beliau memang bersalah karena sudah melakukan tindak kekerasan, tetapi, karena beliau sekolah ini menjadi lebih baik, menjadi lebih bersih, dan menjadi lebih berkarakter," ungkap Arguna dalam keterangan di petisi yang ia buat.

Sejumlah komentar dukungan juga terlihat, Clara Clarissa menuliskan komentar dalam petisi itu bahwa dia setuju agar ancaman mutasi yang bakal diterima Idi dapat dipertimbangkan.

"Saya setuju dengan petisi ini, saya harap Diknas beserta jajaran pemerintah lain dapat mempertimbangkan kembali," tulisnya dalam kolom komentar.

Seperti yang diketahui, Idianto melakukan aksi kekerasan terhadap sejumlah siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi pada, Selasa, (11/2/2020).

Aksi itu dilakukan ketika dia geram melihat terdapat 172 siswa telat masuk sekolah. Sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Idiyanto turun tangan menangani ratusan siswa yang telat.

Mereka dikumpulkan di halaman sekolah, tetapi beberapa siswa nampak menjadi sasaran luapam amarah guru yang juga mengajar mata pelaharan geografi dan sosiologi tersebut.

Detik-detik aksi kebrutalan Idi sedang memukul siswa bertubi-tubi pada bagian badan hingga kepala, terekam jelas kamera salah satu siswa yang sedang melakukan aktivitas di dalam kelas.

Rekaman itu kemudian dikirim ke grup sesama siswa hingga satu orang mantan murid yang sudah tidak lagi bersekolah di SMA Negeri 12 Kota Bekasi menyebarkan ke akun media sosial.

Aksi dukungan untuk Idi juga sebelumnya muncul dari sejumlah siswa, sejumlah Siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi menangis histeris mendengar kabar guru bernama Idianto Muin, terancam dipindah tugaskan usai kedapatan melakukan aksi kekerasan terhadap murid.

Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 12 Kota Bekasi kemarin, Kamis, (13/2/2020), ditiadakan dalam rangka, peringatan hari jadi sekolah.

Peringatan hari jadi sekolah ini diisi dengan kegiatan kesenian, mereka berkumpul di depan panggung yang sudah disiapkan, mengenakan kebaya untuk pelajar perempuan dan kemeja batik untuk pelajar laki-laki.

Disela-sela acara, tiba-tiba sejumlah siswa meneriakkan kalimat-kalimat dukungan kepada guru mereka bernama Idiyanto.

"Pak terimakasih pak, jangan pergi," ucap murid-murid SMAN 12 bersamaan.

Spanduk bertuliskan 'Kamis Siswa SMAB 12 Cinta Guru Mendidik' dibentangkan oleh sekelompok siswa.

Beberapa spanduk kecil bertulisan kalimat dukungan juga dipamerkan siswa, ada yang berisi 'Kami Cinta Pak Idi' dan 'Pak Idi Tak Bersalah'.

Tidak lama setelah itu, sejumlah siswa bahkan terlihat menangis histeris, mereka tidak terima ketika guru yang dicintai harus dipindah.

Tangis harus pecah seantero sekolah, mereka memohon kepada pihak sekolah agar kasus kekerasan yang dilakukan Idiyanto tidak dijadikan alasan untuk menentangnya dari sekolah.

"Jangan sampai satu keselahan kecil menghilangkan seribu kebaikan, pak Idi orang baik," ungkap seorang siswi.

Mereka mengaku, kekerasan yang dilakukan Idi hingga berujung pemukulan merupakan kesalah siswa. Kala itu, terdapat 172 siswa yang terlambat masuk sekolah hingga membuat Idi selaku kesiswaan naik pitam.

"Memang dia salah tapi kami akui kesalahan dia karena kami juga, marahnya Pak Idi bukan tanpa alasan, dia ingin mendidik kami," tegas seorang siswa berkerudung putih.(Tribunjakarta.com)


SMAN 12 Bekasi Telat Guru Jabatan Penganiayaan


Loading...