Terkenal Galak, Guru Pelaku Kekerasan di Kota Bekasi Tetap Disayang Sejumlah Siswa

Terkenal Galak, Guru Pelaku Kekerasan di Kota Bekasi Tetap Disayang Sejumlah Siswa
Tribunjakarta.com
Editor: Malda Hot News —Jumat, 14 Februari 2020 09:53 WIB

Terasjabar.id - Guru pelaku kekerasan terhadap siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi bernama Idianto, dikenal galak tetapi disayang sejumlah murid.

Keanehan ini muncul ketika sejumlah siswa menangis histeris di lapangan saat menggelar acara peringatan hari jadi sekolah yang berlangsung kemarin, Kamis, (13/2/2020).

Guru bernama Idianto teracam dipindah atau dimutasi pascakasus kekerasan yang dilakukan terhadap siswa terungkap ke publik.

Seorang siswa mengatakan, tangis haru yang dicurahkan sejumlah siswa bukan tidak beralasan, Idi sapaan akrabnya, merupakan guru yang baik dan jujur.

"Kalau orang jahat enggak mungkin ditangisin, pak Idi orang baik kita enggak mau dia keluar (dimutasi)," jelasnya.

Siswa mengaku, selama ini Idi memang konsen dalam mendidik kedisiplinan siswa. Dia memang dikenal tegas dan punya karisma ketika memberikan pembelajaran materi di dalam kelas.

"Itu (perbuatan pak Idi) karena kesalahan kita sendiri, kita sudah dikasih toleransi sebenarnya tapi kami tidak datang lebih awal, dia hanya ingin tertib," ungkap Siswa lain.

"Kami berharap pak Idi masih tetap di sini, ngajar di sini," tambahnya.

Dijuluki Guru Killer

Sementara itu, sebagian siswa lain sebelumnya sempat mengatakan bahwa Idi memang dikenal galak. Bahkan, sebagian menjulukinya 'guru killer'.

"Pak Idi emang terkenal galak, dia kalau sama anak-anak sering dibilang 'guru killer', banyak yang takut siswa sama dia," kata seorang siswa laki-laki, Kamis, (13/2/2020).

Dia menjelaskan, sebagai guru, Idayanto mengajar dan memberikan materi seperti kebanyakan guru pada umumnya.

Tapi yang membedakan sang 'guru killer' dengan guru lain adalah cara dia memarahi siswa, Idianto menurut murid-murid kerap melakukan kekerasan.

"Dia kalau lagi marah galak banget, kadang suka lempar pulpen kalau ada murid yang becanda di kelas, lempar penghapus apa aja dilempar enggak cuma pakai mulut doang marahnya," jelas dia.

Ketua OSIS Muhammad Altafrafif (17), mengatakan, guru Idayanto memang dikenal galak dan kerap memarahi siswa.

Tetapi menurut dia, kemarahan Idayanto tentu selalu memiliki alasan yang kuat seperti misalnya siswa terlambat atau berpakaian tidak sesuai aturan.

"Gurunya emang salah si, tapi kalau marah pasti ke murid-murid yang punya salah atau melanggar misal telat atau pakaian atribut enggak sesuai," jelas dia.

Siswa yang akrab disapa Rafif ini berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di SMA-nya. Adapun harapan untuk sang 'guru killer', dia menyerahkan sepenuhnya ke pihak sekolah.

"Saya berharap tidak ada kekerasan lagi, kasus ini sudah diurus sama sekolah dan pihak berwenang," jelas dia.

Disebut Emosional Sempat Cekcok Hingga Banting Komputer

Seorang guru Ade Saeful Bahri, mengatakan, Idi dikenal sebagai sosok yang temperamental, ia bahkan sempat terlibat cekcok dengan sesama guru hingga melempar komputer.

"Yang bersangkutan memang tempramental, bukan pertama kali, ada beberapa kali," kata Wakil Kepala SMA Negeri Ade Saeful Bahri, kepada awak media, Kamis (13/2/2020).

Ade mengungkapkan, oknum guru itu pernah kesal dan menarik siswa sampai bajunya robek.

Oknum guru itu juga pernah terlibat perselisihan dengan guru lain hingga melempar kursi.

“Orangnya memang emosian, guru-guru sudah pada kenal, waktu itu pernah ribut sama guru lain sampai lempar kursi dan banting komputer," ungkapnya.

Meski begitu, Idi dikenal sebagai guru yang pandai dan ahli dalam bidang geografi dan sosiologi, hanya saja kekurangannya adalah sulit mengontrol emosi.

"Ya tapi itu kurangnya emosian, terkenal suka marah-marah, kami guru-guru juga takut kalau lagi keluar emosinya," tegas dia.

Sejumlah Siswa Gelar Aksi Bela Idi, Pajang Spanduk Berisi Dukungan

Sejumlah Siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi menangis histeris mendengar kabar guru bernama Idianto Muin, terancam dipindah tugaskan usai kedapatan melakukan aksi kekerasan terhadap murid.

Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 12 Kota Bekasi kemarin, Kamis, (13/2/2020), ditiadakan dalam rangka, peringatan hari jadi sekolah.

Peringatan hari jadi sekolah ini diisi dengan kegiatan kesenian, mereka berkumpul di depan panggung yang sudah disiapkan, mengenakan kebaya untuk pelajar perempuan dan kemeja batik untuk pelajar laki-laki.

Disela-sela acara, tiba-tiba sejumlah siswa meneriakkan kalimat-kalimat dukungan kepada guru mereka bernama Idiyanto.

"Pak terimakasih pak, jangan pergi," ucap murid-murid SMAN 12 bersamaan.

Spanduk bertuliskan 'Kamis Siswa SMAB 12 Cinta Guru Mendidik' dibentangkan oleh sekelompok siswa.

Beberapa spanduk kecil bertulisan kalimat dukungan juga dipamerkan siswa, ada yang berisi 'Kami Cinta Pak Idi' dan 'Pak Idi Tak Bersalah'.

Tidak lama setelah itu, sejumlah siswa bahkan terlihat menangis histeris, mereka tidak terima ketika guru yang dicintai harus dipindah.

Tangis harus pecah seantero sekolah, mereka memohon kepada pihak sekolah agar kasus kekerasan yang dilakukan Idiyanto tidak dijadikan alasan untuk menentangnya dari sekolah.

"Jangan sampai satu keselahan kecil menghilangkan seribu kebaikan, pak Idi orang baik," ungkap seorang siswi.

Mereka mengaku, kekerasan yang dilakukan Idi hingga berujung pemukulan merupakan kesalah siswa. Kala itu, terdapat 172 siswa yang terlambat masuk sekolah hingga membuat Idi selaku kesiswaan naik pitam.

"Memang dia salah tapi kami akui kesalahan dia karena kami juga, marahnya Pak Idi bukan tanpa alasan, dia ingin mendidik kami," tegas seorang siswa berkerudung putih.

Kemungkinan Dimutasi

Sosok Idianto, guru pelaku kekerasan terhadap siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi dikenal tempramen, dibenci siswa tetapi tidak sedikit yang membela dan berharap dia tetap menjadi bagian dari sekolah.

Kepala Bidang Guru dan Kependidikan Dinas Pendidikan, Provinsi Jawa Barat, Asep Suhangga, mengatakan, pihaknya telah mendatangi sekolah dan meminta penjelasan secara langsung terkait kasus kekerasan tersebut.

"Ya tentunya ada suatu kejadian, secara pribadi saya tidak bisa memutuskan, saya melaporkan hasil apa yang saya temukan ke pimpinan kami," kata Asep dijumpai di Bekasi, Kamis, (13/2/2020).

Temuan-temuan hasil kunjungan langsung ke SMA Negeri 12 Kota Bekasi ini bersifat obyektif, ril dan komprehensif. Termasuk kata dia, keanehan adanya dukungan dari sejumlah siswa yang menginginkan Idiyanto tetap mengajar.

"Sudah kami dapatkan dengan kondisi yang seperti hal-hal yang sifatnya anomali itu tadi ketika ada yang siswanya histeris itu menjadi bagian dari pertimbangan kami," jelas dia.

Asep belum mau bicara terlalu jauh soal sanksi apa yang sepatutnya diterima oleh Idiyanto. Sebab, kewenangan itu ada pada Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat yang akan memutuskan.

"Itu bagian dari kebijakan pimpinan, tetapi yang pasti harus ada tindakan administratif yang harus ditindaklanjuti. Apapun bentuknya kita akan sampaikan," tegas dia.

Terkait adanya beberapa siswa yang menangis histeris ketika kabar desas-desus pemutasian Idiyanto dari SMA Negeri 12 Kota Bekasi, menurut Asep, bisa jadi mereka adalah siswa yang merasa nyaman dengan kehadiran guru seperti itu.

"Ya mungkin pada bagian lain, dia itu guru yang bisa mensugesti siswa, begitu semangatnya, idealismenya, tapi mungkin ada sesuatu yang berlebihan juga dalam kaitan dengan pembinaan, dan itu fakta yang bicara bawa dia memang melakukan kekerasan," tegas dia.

Jika sanksi pemutasian dikenakan, Idi yang merupakan seorang PNS bisa saja dipindahtugaskan ke sekolah lain atau ke bagian lain di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Mungkin begitu (pindah ke sekolah lain) atau ke tempat lain, saya berat (bicara soal mutasi), karena itu bukan bagian dari kebijakan saya, itu bagian dari pertimbangan yang harus dibicarakan lagi," tandasnya.

Kronologis Kasus Kekerasan Siswa

Seperti yang diketahui, Idiyanto melakukan aksi kekerasan terhadap sejumlah siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi pada, Selasa, (11/2/2020).

Aksi itu dilakukan ketika dia geram melihat terdapat 172 siswa telat masuk sekolah. Sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Idiyanto turun tangan menangani ratusan siswa yang telat.

Mereka dikumpulkan di halaman sekolah, tetapi beberapa siswa nampak menjadi sasaran luapan amarah guru yang juga mengajar mata pelajaran geografi dan sosiologi tersebut.

Detik-detik aksi kebrutalan Idi sedang memukul siswa bertubi-tubi pada bagian badan hingga kepala, terekam jelas kamera salah satu siswa yang sedang melakukan aktivitas di dalam kelas.

Rekaman itu kemudian dikirim ke grup sesama siswa hingga satu orang mantan murid yang sudah tidak lagi bersekolah di SMA Negeri 12 Kota Bekasi, menyebarkan ke akun media sosial.(Tribunjakarta.com)




Bekasi Pemukulan Wakepsek Bekasi Barat SMA Negeri Siswa Guru Killer


Loading...