Produsen dan Peritel Masker Jangan Memanfaatkan Isu Dari Virus Corona

Produsen dan Peritel Masker Jangan Memanfaatkan Isu Dari Virus Corona
(Tribun Jabar : Google)
Editor: Epenz Hot News —Sabtu, 8 Februari 2020 08:17 WIB

Terasjabar.id - Dinas Kesehatan Purwakarta menanggapi adanya kelangkaan masker yang berada di sejumlah apotek di Purwakarta menyusul adanya isu virus corona akhir-akhir ini.

Kepala Dinas Kesehatan Purwakarta, Deni Darmawan mengatakan pihaknya akan segera meninjau ke apotek-apotek dan menginstruksikan ke bagian pengadaan obat untuk meminta menyediakan stok masker.

"Memang setiap permintaan pasti ada penawaran. Bukan cuma di Purwakarta yang langka tapi senasional ini terjadi, sehingga kementerian mesti memproduksi banyak (masker)," ujar Deni di Gedung Nagara, Pemkab Purwakarta, Jumat (7/2).

Ketika disinggung terkait antisipasi upaya dari kelangkaan masker ini, Deni menyebut cara mengantisipasinya yakni mengimbau kepada setiap orang yang menderita flu mesti beretika saat batuk dan bersin.

"Minimal memakai sapu tangan ketika batuk atau bersin. Dan warga kalau ingin memakai masker gak perlu beli yang jenis N95 karena memang harganya terbilang mahal dan lebih baik yang standar saja," ujarnya.

Sekertaris Daerah Kabupaten Cianjur, Aban Sopandi mengaku belum akan mengeluarkan kebijakan apapun terkait penanganan jaranganya masker di kotanya, ermasuk membagikan masker gratis kepada masyarakat secara massal.

"Secara prinsip ekonomi, kalau stok barang menipis, pasti harga naik, tapi barusan saya telepon Dinas Kesehatan, katanya permintaan kebutuhan masker masih normal, maka dari itu, kami belum akan melakukan upaya apapun, termasuk membagikan masker kepada masyarakat," ujarnya usai meninjau pelaksanaan tes CPNS di Telkom University. Jumat (7/2/2020)

Menurutnya, pembagian masker tentunya akan dilakukan apabila mungkin terjadi peristiwa luar biasa dan mendesak, seperti adanya kepekatan asap karena musibah kebakaran hutan atau kebocoran bahan kimia pabrik, yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan membahayakan masyarakat, atau kejadian bersifat emergency lainnya.

Petugas Apotek K24
Petugas Apotek K24 (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Aban mengimbau agar para produsen, distributor, dan pelaku usaha ritel lainnya jangan menjadikan kondisi ini sebagai sebuah peluang peningkatan keuntungan ekonomi, dengan meningkatkan harga masker di luar batas ketentuan.

"Jadi produsen, distributor, apotek, hingga warung semampu mungkin jangan menaikan harga, karena tingginya kebutuhan masyarakat," ucapnya.

Selain itu, dirinya pun mengimbau kepada masyarakat agar sebaik mungkin dalam menggunakan masker. Terlebih, jenis masker saat ini memiliki beraneka ragam. Sehingga sebaiknya masyarkat memilih masker yang dapat di gunakan berulang setelah di cuci bersih dan atau mempergunakan sapu tangan apabila tidak memiliki masker.

"Masker kan ada yang tidak satu kali pakai terus buang, tapi ada juga yang bisa digunakan lagi setelah dicuci bersih, jadi sebaiknya masyarakat memilih masker jenis ini, alternatifnya masyarakat dapat menggunakan sapu tangan bila memang di butuhkan," katanya.

Petugas Apotek Perdana di Purwakarta.
Petugas Apotek Perdana di Purwakarta. (Tribun Jabar/M Nandri P)

Sementara itu, kelangkaan persediaan masker bukan hanya terjadi di Kabupaten Cianjur saja, tetapi juga di Kota Bandung. Dimana seluruh apotek Kimia Farma di Bandung mengaku sudah kehabisan stok sejak seminggu lalu. Selain diduga karena melambungnya harga produksi, tetapi juga sulitnya menemukan produsen menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaan barang di pasaran.

Pharmacy Manager Apotek Kimia Farma Buah Batu, Aji Sutarmaji mengatakan, pihaknya mulai kehabisan persedian masker, termasuk masker N95 sejak Senin (3/2/2020). Bahkan menurutnya, kondisi ini dialami juga oleh seluruh unit apotek Kimia Farma di Kota Bandung.

"Yang jelas kami sudah tidak memiliki persediaan masker N95, termasuk unit apotek Kimia Farma se Kota Bandung lainnya stoknya kosong semua, saya tidak tahu kalau kondisinya di luar apotek Kimia Farma. Penyebabnya, karena memang tidak ada sumbernya (produsen) lagi, mau di cari kemanapun juga engga dapat," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. Jumat (7/2/2020).

Aji menjelaskan, kondisinya ketersediaan jenis masker lainnya, sama dengan N 95 yaitu kosong. Bahkan pihaknya harus melakukan jauh-jauh hari, hingga dua minggu sebelumnya, dimana hal itu pun belum dapat dipastikan keberadaanya.

Perajin masker hijab menjahit masker di Kotabaru, Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Rabu (5/2/2020).
Perajin masker hijab menjahit masker di Kotabaru, Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Rabu (5/2/2020). (Tribun Jabar/Januar P Hamel)

"Jadi memang keberadaannya tidak juga bisa di pastikan, misalnya kita rencana baru beli di akhir februari, karena stok januari masih ada, tapi ternyata belum juga pertengahan stoknya sudah habis, mau pesan lagi juga tidak ada, intinya sekarang masker di apotek kita tidak ada," ucapnya.

Disinggung mengenai adanya upaya penaikan harga sebelum ketersediaan masker kosong, Aji mengaku, hal tersebut tidak sempat Ia lakukan, lantaran permintaan kebutuhan pasar berlangsung sangat cepat. Sehingga pihaknya masih menjual masker dengan harga normal.

"Sebelum adanya kasus (coronavirus) biasanya kami tidak pernah jual masker N 95, tapi karena adanya kebutuhan, maka kami sediakan. Untuk harga, jenis N 95 saja kami masih jual normal yaitu, Rp 90 ribu per buah, begitu juga jenis masker biasa, misalnya merk triplay atau sensi sekitar Rp. 40 ribu per boks. Jadi kami belum sempat menaikan (harga), tapi barang sudah keburu habis," ucapnya.

Aji menambahkan, karena sistem pembelian alat kesehatan dari setiap apotek Kimia Farma dilakukan secara terpusat, maka kondisi persediaan barang antara satu apotek dan apotek Kimia Farma lainnya pasti sama.

"Bahkan beberapa waktu lalu ada pembeli yang membutuhkan masker sekian karton, katanya untuk di distribusikan kepada keluarganya atau bagaimana, tapi karena stoknya engga ada ya terpaksa kami tidak layani, padahal kalau di bayangkan, itu merupakan peluang, tapi mau bagaimana lagi," katanya. Disadur dari Tribunjabar.id (nandri p/cipta permana)

Masker Virus Korona Apotek Dinas Kesehatan Purwakarta Deni Darmawan


Loading...