Puluhan Disabilitas Netra yang Terusir dari Wyata Guna Manfaatkan Karpet dan Halte untuk Tinggal Sementara

Puluhan Disabilitas Netra yang Terusir dari Wyata Guna Manfaatkan Karpet dan Halte untuk Tinggal Sementara
PARA penyandang disabilitas, dari Wyata Guna membeberkan kronologi dia dan kawan-kawan disabilitas netra sampai menginap di trotoar, sejak Selasa, 14 Januari 2020 malam.* /NOVIANTI NURULLIAH/PR
Editor: Admin Teras Bandung —Rabu, 15 Januari 2020 13:23 WIB

Terasjabar.id - Puluhan mahasiswa disabilitas netra terlantar di Jalan Pajajaran, Kota Bandung, depan kompleks bangunan Panti Wyata Guna, setelah perubahan status panti menjadi balai.

Mantan penerima manfaat Wyata Guna kini tidur beralaskan karpet dan sajadah, di trotoar, dan memanfaatkan halte untuk jadi penyangga terpal.

Perwakilan penyandang disabilitas, Elda Fahmi (20), membeberkan kronologi dia dan kawan-kawan disabilitas netra sampai menginap di trotoar, sejak Selasa, 14 Januari 2020 malam.

Sejak Kamis, 9 Januari 2020, para penghuni asrama di komplek Wyata Guna sudah disilakan keluar untuk penataan.

Menurut Elda, seperti dikutip dari media difabel solider.id, mereka diberikan tenggang waktu selama setengah jam saja, untuk diskusi soal penataan yang dimaksud.

Solusi yang bisa diputuskan sementara, para disabilitas netra masih bisa tinggal di kawasan kompleks Wyata Guna, karena masih ada yang menempuh jenjang pendidikan.

Jumlah anak didik yang menempati asrama dari tingkat Sekolah Dasar (SDLB) hingga Sekolah Menengah Atas (SMALB) ada sekitar 29 orang sedang jenjang perguruan tinggi sebanyak 36 mahasiswa.

Untuk rehabilitasi sosialnya berupa memberikan pelayanan, pelatihan, dan bidang kreatif seperti musik, barista, pijat, komputer dan lainnya. Sementara untuk akademisinya berupa pelayanan asrama dan pembimbing.

Akan tetapi, untuk akademisi lembaga mulai tidak memberikan pelayanan seperti yang seharusnya.

“Dari lima asrama yang ada, satu sudah dikosongkan dan sekertariat juga sudah kosong,” kata Elda.

Kantor Berita Antara melaporkan, puluhan orang yang diusir dari Wyata Guna, kini memasang karpet serta memasang terpal plastik sebagai tenda berteduh di Jalan Pajajaran.

Selain itu barang-barang milik para penyandang disabilitas juga tersimpan di tempat pengungsian sementara tersebut.

"Kata (pengelola Balai Wyata Guna) kalian nggak punya hak di sini lagi, ini udah balai. Kalian tolong pergi karena kami tidak memberikan pelayanan lagi," kata Elda di depan Balai Wyata Guna, Rabu, 15 Januari 2020.

Menurut Elda, kini para penyandang disabilitas hanya mendapat pelayanan selama enam bulan ketika status panti diubah menjadi balai. Selain itu, perubahan status menjadi balai bakal berdampak pada layanan rehabilitasi yang akan diterima oleh penyandang disabilitas.

"Di sini balai pada dasarnya tidak memberikan pendidikan dasar, hanya pelayanan pelatihan lanjutan yang dimana mereka tidak memberikan layanan pendidikan," kata Elda.

(pikiran-rakyat.com)

Puluhan Disabilitas Netra yang Terusir dari Wyata Guna Manfaatkan Karpet dan Halte untuk Tinggal Sementara Bandung


Loading...