Terasjabar.id - Mario Mandzukic sudah resmi jadi pemain klub Qatar, Al Duhail. Pemain asal Krosia itu dikenalkan secara resmi di Doha pada Kamis (2/1/2020). Saat sesi perkenalan tersebut, ia masih mengenang kebersamaannya bersama Juventus, dalam nada positif.
Sebelum hijrah ke Al Duhail, Mario Mandzukic bak mengalami mimpi buruk di Juventus. Ia tak sekalipun turun memperkuat Nyonya Tua sejak Mei 2019.
Padahal, sebelum kedatangan Maurizio Sarri sebagai pelatih kepala Nyonya Tua, Mandzukic terbilang jadi andalan di sektor depan klub yang bermarkas di Turin tersebut.
Namun, selama itu, Mandzukic mengaku memiliki waktu untuk mempertimbangkan semua tawaran yang datang kepadanya. Karier panjangnya di sepak bola Eropa justru membuatnya berpikir serius mencari lingkungan lain untuk melanjutkan kiprahnya.
"Tak bermain merupakan sesuatu yang baru bagi saya," ungkap Mandzukic, menyiratkan betapa ia mengalami momen kelam dalam hidupnya, setidaknya dalam enam bulan terakhir.
"Tapi, saya ini pejuang seumur hidup saya. Jadi, saya terus berjuang menjaga kondisi tetap bugar. Jelas, saya perlu mengenal rekan satu tim baru saya, tapi saya merasa baik dan menjaga diri saya dalam kondisi prima," imbuhnya.
"Saya tak suka bicara tentang masa lalu, jadi mari melihat ke masa depan. Saya sudah menyampaikan semua yang ingin saya katakan di media sosial, dan saya tak ingin mengulanginya," lanjut pemain berusia 33 tahun itu.
Tidak lama setelah dikonfirmasi meninggalkan Juventus dan gabung Al Duhail, Mandzukic menggugah salam perpisahan penuh haru, tepat pada Hari Natal (25/12/2019).
Dalam ucapannya itu, kendati diperlakukan bak habis manis sepah dibuang, Mario Mandzukic tetap berterima kasih kepada sosok-sosok di Juventus, termasuk rekan satu tim, serta menyatakan kebanggaannya ikut membawa raksasa Serie A itu memenangi berbagai gelar dalam 4,5 tahun kebersamaan.