Elon Musk, SpaceX, Meluncurkan Satelit Baru Untuk Layanan Internet Starlink

Elon Musk, SpaceX, Meluncurkan Satelit Baru Untuk Layanan Internet Starlink
https://www.astrospace.it/
Editor: Admin Teras Techno —Kamis, 4 Januari 2024 14:45 WIB

Terasjabar - Perusahaan antariksa milik Elon Musk, SpaceX, meluncurkan satelit baru untuk layanan internet Starlink pada Rabu, (3/1/2024) waktu Amerika Serikat (AS). Satelit itu diluncurkan ke orbit rendah (Low Earth Orbit) menggunakan roket Falcon 9. Dalam peluncuran kali ini, SpaceX mengorbitkan sebanyak 21 satelit. Enam di antaranya ditujukan untuk mengakomodasi jaringan seluler operator AS, T-Mobile dan operator negara lainnya. Keenam satelit tersebut menjadi satelit pertama yang mendukung teknologi "Direct to Cell". Artinya, satelit ini bisa langsung terhubung ke telepon seluler di Bumi.

Teknologi itu memungkinkan operator seluler di seluruh dunia untuk menyediakan akses internet tanpa batas. Dengan begitu, pelanggan bisa berkirim pesan teks, menelepon, atau berselancar di internet di mana pun mereka berada, di darat atau pesisir pantai, tanpa perlu mengubah komponen atau firmware pendukung. Meski begitu, Musk menjelaskan bahwa kecepatan satelit tersebut tidak bisa menyaingi jaringan seluler terestrial yang ada.  "Perlu dicatat bahwa (satelit) ini hanya mendukung sekitar 7 MB per zona.

Jadi, meskipun ini solusi yang bagus untuk lokasi tanpa sinyal, kecepatannya tidak cukup bersaing dengan jaringan seluler terestrial yang ada," jelas Musk dikutip KompasTekno dari Ars Technica, Kamis (4/1/2024). Meski terbatas, kecepatannya bisa dibilang bersaing dengan layanan komunikasi satelit milik Apple. Selain tekologi Direct to Cell tadi, satelit Starlink ini juga punya modem canggih yang berperan sebagai Base Transceiver Station (BTS) di luar angkasa. Jadi mekanisme integrasi jaringannya serupa dengan BTS di darat. Secara teknis, satelit Starlink ini akan bisa terhubung dengan ponsel yang mendukung jaringan LTE.

Lain dengan satelit sebelumnya yang perlu perangkat khusus untuk memakai jaringan satelit. Namun pada tahap awal, satelit ini hanya akan mengakomodasi pengiriman pesan teks pada tahun ini. Sementara iu layanan telepon atau panggilan suara dan internet, baru dimulai sekitar tahun 2025. Fasilitas ini juga diklaim bakal mendukung perangkat Internet of Things (IoT) pada tahun 2025. Selain T-Mobile, beberapa operator dari negara lain juga sudah mendaftar ke Starink untuk memakai satelit direct to cell tadi. Beberapa di antaranya yaitu operator Rogers di Kanada, KDDI Jepang, Optus Australia One NZ dari Selandia Baru hingga Salt Swiss dan Entel di Chili dan Peru.

Satelit Starlink bisa jangkau pelosok

Starlink merupakan layanan internet yang diselenggarakan oleh SpaceX, sebuah perusahaan penerbangan luar angkasa milik Elon Musk. Layanan internet Starlink disalurkan ke pengguna menggunakan satelit luar angkasa yang dikembangkan oleh SpaceX. Sebagai sebuah layanan internet, Starlink sudah dikenalkan ke publik sejak tahun 2018. Hingga tahun 2022, terdapat hampir 2.000 satelit Starlink yang berhasil diorbitkan ke luar angkasa menggunakan roket milik SpaceX, yakni Falcon 9. Dengan satelit tersebut, Starlink berjanji akan menyediakan layanan internet jaringan broadband berkecepatan tinggi dengan jangkauan area yang luas, bahkan pada lokasi terpencil sekalipun.

Dikutip dari laman resmi Starlink, saat berlangganan Starlink, pengguna bakal memperoleh dua perangkat untuk mengakses layanan internet, yakni antena penangkap sinyal satelit (Starlink Base) dan WiFi Router. Nah, satelit Starlink yang berada di luar angkasa akan memancarkan jaringan broadband ke bumi. Setelah itu, jaringan tersebut bakal ditangkap oleh antena yang dipasang di rumah pengguna, kemudian disalurkan ke perangkat WiFi Router untuk dibagikan ke gadget.

Dengan proses seperti itu, layanan Starlink secara sederhana beroperasi mirip dengan layanan internet yang cukup banyak tersedia di Indonesia. Layanan internetnya sama-sama dibagikan melalui sambungan WiFi Router. Bedanya, Starlink membagikan jaringan broadband dengan memanfaatkan satelit luar angkasa, bukan lewat kabel fiber optic yang biasa dipakai oleh kebanyakan operator di Indonesia. Sementara itu, kecepatan akses internet yang ditawarkan Starlink berkisar pada angka 100 Mbps hingga 200 Mbps, dengan waktu transfer data atau latensi 20 ms. Untuk cakupan area Starlink, dikatakan bisa menyentuh hingga daerah-daerah pelosok

(Sumber: KOMPAS.com)

elon mask spacex starlink


Loading...