Bupati Kuningan: Inovasi Dan Pemikiran 9 Kepala Daerah Dalam Mempertahankan Budaya Mewarnai HPN 2023

Bupati Kuningan: Inovasi Dan Pemikiran 9 Kepala Daerah Dalam Mempertahankan Budaya Mewarnai HPN 2023
Editor: Malda Teras Kuningan —Rabu, 8 Februari 2023 11:42 WIB

Terasjabar.id - Kuningan  | Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengapreasiasi inovasi dan pemikiran Bupati Kuningan H. Acep Purnama dan 9 kepala daerah lainnya di Indonesia dalam mempertahankan budaya ditengah arus globalisasi.


Demikian disampaikan Ketua PWI Pusat, Atal Sembiring Depari, saat membuka Dialog Kebudayaan bersama 10 bupati/walikota, Kementrian Pertanian, Kementrian PUPR, Dirjen Kebudayaan, Dewan Pers, dan Para Juri, di Hotel Santika Dyandra Medan Sumatera Utara, Selasa (7/02/2023).
Dialog kebudayaan ini mewarnai agenda Hari Pers Nasional (HPN) 2023.


“Saya salut dengan inovasi dan pemikiran para kepala daerah dalam mempertahankan budaya dan kearifan lokal ditengah arus globalisasi dan pesatnya kemajuan negara super power. Peran pers juga dalam mempertahankan budaya sangatlah penting guna menyeimbangkan informasi global dan ikut menjaga, mempertahankan dan melestarikan keanekaragaman budaya Indonesia,” ujar Atal.

Gambar
Dialog Kebudayaan berkangdung cukup menarik, dipandu oleh budayawan Yusuf Susilo Hartono selaku moderator. Para kepala daerah satu persatu memaparkan tema yang disuguhkan saat presentasi AK-PWI 2023 pada 3 Januari lalu
Bupati Kuningan H.Acep Purnama menjelaskan, kaitan budaya dengan ketahanan pangan. Budaya adalah sesuatu hal yang merupakan tradisi dan turun menurun, mau tidak mau itu harus dipertahankan. “Jati ulah silih ku junti (yang asli jangan sampai tergeser dengan yang baru dan pendatang-red), karena disekeliling Kita ada yang memiliki, ada yang harus dihormati, dan ada yang harus dijaga,” papar Bupati Acep.


Jika sudah mempertahankan kebudayaan (kearifan lokal) maka akan timbulah rasa kemandirian, rasa hormat kepada orangtua, rasa sayang kepada lingkungan sekitar, termasuk merawat, menjaga dan melestarikan daerah (desa)nya sendiri. Potensi dan kekayaan alam yang dimiliki Kuningan itu lah perlu dilestarikan, berawal dari kecintaan dan membangun desa maka akan lahir sebuah komitmen untuk cinta kepada daerahnya sendiri.


Hal tersebutlah yang menjadikan Bupati Acep “keukeuh” jika membangun harus diawali dari desa, dan menjadi visi misi pasangan Bupati H.Acep dan Wakil H.M.Ridho Suganda. “Desa adalah kekuatan utama yang berkesinambungan. Dari desa bisa menghasilkan padi, ubi jalar dan tanaman lainnya. Bagaimana kami juga harus mempertahankan konservasi, dan kami juga tidak mudah memberikan ijin untuk investasi, jika kenyataannya merusak lingkungan, dan kami berprinsip untuk mempertahankan budaya ini,”.


Seperti kegiatan tradisi Kawin Cai, yang mempertahankan sumber air dengan pola kawin cai. Tradusi Babarit, Seren taun, Cingcowong dan tradisi lainnya. Hal itu, menurut Bupati Acep jika dikolaborasikan dengan tekhnologi modern dan tetap menghormati tradisi ulu-ulu, maka Bupati Acep yakin keseimbangan hidup akan tetap terjaga.


Hal senada dusampaikan bupati lainnya, seperti Bupati Halmahera Selatan, H.Sidik yang memaparkan tema pangan dengan inovasi kopranya bisa membangkitkan ekonomi. Begitu pun Bupati Serdang Bedagai dengan inovasi Cetak Sawah Mandiri, Bupati Indragiri Hilir dengan inovasi kelapa-nya, Bupati Agam, Bupati Sleman, dan Walikota Medan yang menetapkan 13 etnis sebagai warisan budaya yang harus ditanamkan di pegawai lingkungan pemerintah daerahnya.
Dirjen Kebudayaan, Restu, dan Sekjen Kementrian PUPR, Moh.Zaenal Fatah mengapresiasi semua paparan para kepala daerah tersebut. “Kita sepakat jika menempatkan kebudayaan bukan sebagai masa lalu, tetapi masa kini dan masa depan,” tandas Dirjen Kebudayaan Restu.

(H Aboy)

Kuningan PWI HPN Inovasi Viral Globalisasi


Loading...