Ini 3 Kisah Mengharukan Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air

Ini 3 Kisah Mengharukan Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air
Editor: Malda Hot News —Senin, 11 Januari 2021 09:27 WIB

Terasjabar.id - Musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 memunculkan banyak kisah mengharukan.

Kisah Ratih Windania yang terbang bersama putrinya dan keluarganya bisa jadi paling mengharukan.

Bahkan kisah  Ratih masuk pemberitaan situs terkenal Inggris, Daily Mail.

Batapa tidak,  Ratih Windania memposting foto selfie dengan ketiga anaknya tertawa saat keluarga naik ke pesawat.

Dia berkata: 'Bye bye family. Kami sedang menuju rumah sekarang. '

Pesan itu dikirim tepat sebelum mereka naik pesawat dari ibu kota Indonesia.

'Pray for us,' abangnya Irfansyah Riyanto memposting di Instagram dengan foto keluarga.

Pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pontianak itu jatuh di sekitar Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu 9 Januari 2020 lalu.

Selain menemukan sejumlah barang milik para penumpang Sriwijaya air yang berjumlah total 62 orang, juga sudah ditemukan lokasi jatuhnya pesawat.

Pencarian black box pesawat sudah dilakukan sejak Minggu (10/1/2021).

Berikut ini adalah kumpulan kisah haru sekitar musibah jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.

1.  Baju Pengobat Rindu

Foto semasa hidup Riyanto, korban pesawat nahas Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh Sabtu (10/1/2021). Sebelum terbang, Riyanto sempat menulis status WA terakhir. (TribunSolo.com, Adi Surya Samodra)
Foto semasa hidup Riyanto, korban pesawat nahas Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh Sabtu (10/1/2021). Sebelum terbang, Riyanto sempat menulis status WA terakhir. (TribunSolo.com, Adi Surya Samodra) ()

Riyanto berangkat bersama kakaknya, Suyanto ke Jakarta menggunakan bus dari Terminal Pilangsari, Sragen.

Sebelum berangkat, anak Riyanto yang masih berusia 1 tahun tidak memperbolehkannya pergi.

"Tidak boleh berangkat. Dipegangi benar.

Tidak boleh berangkat. Anaknya nangis terus," ungkap Ernawati, Minggu 10 Januari 2021.

Riyanto kemudian menghibur sang anak lalu menidurkannya sebelum akhirnya berangkat bersama Suyanto.

Saat itu, Riyanto sempat mengingatkan kepada buah hatinya bahwa jika rindu, maka ia meminta sang anak untuk milat pakaiannya.

Seolah pakain tersebut akan menjadi obat rindu jika sang buah hatinya itu kangen terhadap dirinya.

"Setelah tertidur, bapak baru berangkat," kata Ernawati.

Bahkan, Riyanto menitipkan sebuah pesan kepada Ernawati.

"Bila (anaknya) kangen. Lihat baju bapaknya saja," ucapnya.

Riyanto kemudian menghibur sang anak lalu menidurkannya sebelum akhirnya berangkat bersama Suyanto.

Mata Sri Wisnuwati berkaca-kaca saat bercerita awal mula Suyanto berangkat ke Jakarta sebelum menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Warga Girimulyo RT 18, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen itu berangkat bersama sang adik Riyanto.

Mereka berangkat dari rumah Riyanto, diantar menggunakan sepeda motor menuju Terminal Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Kamis 7 Januari 2021.

Suyanto dan Riyanto menggunakan bus untuk bertolak ke Jakarta. Bertolaknya warga Sragen itu lantaran ingin menjalani uji swab PCR.

Awalnya mau mencoba layanan uji swab PCR di Sragen, lantaran waktu tunggu terlalu lama, mereka memilih bertolak ke Jakarta.

"Kalau di Jakarta, hasilnya 24 jam bisa diambil," kata Sri, Minggu 10 Januari 2021.

Sebelum bertolak ke Jakarta, Suyanto sempat meminta doa dan restu Sri.

Ia meminta supaya hasil uji swab PCR negatif Covid-19.

"Doakan, semoga lolos uji swab PCR," ucap Sri.

Suyanto dan Riyanto tiba di Jakarta, Jumat 8 Januari 2021, mereka kemudian menjalani uji swab PCR di salah satu rumah sakit di sana.

"Kemudian memberitahu saya kalau hasilnya negatif Covid-19," ujar Sri.

Suyanto dan Riyanto rencananya akan bertolak ke Pontianak dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu 9 Januari 2021.

Mereka menggunakan maskapai Sriwijaya Air SJ-182, penerbangan tersebut sedianya berjalan pukul 07.00 WIB.

Namun kemudian ditunda hingga pukul 13.30 WIB.

Selama menunggu, Sri dan Suyanto terus berkomunikasi melalui aplikasi pesan Whatsapp (WA).

"Kontak terakhir jtu jam 13.30 WIB. Suami masih berbalas WA dengan saya.

Pesannya tanya lagi dimana. Terus saya balas baru service sepeda motor," ucap Sri.

Setelahnya tidak ada pesan lagi, WA Suyanto terakhir kali aktif sekira pukul 14.15 WIB.

Sri kemudian mendapatkan kabar nahas insiden kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 selepas salat Maghrib.

Kabar itu didapatkannya dari istri Riyanto, Ernawati lewat kiriman tangkapan layar kabar insiden itu.

Sri belum percaya ketika pertama kali mengetahuinya.

"Awalnya sempat kepikiran itu belum pasti. Jadi jangan dipikirkan dulu," kata Sri.

Kemudian, Sri mengecek status WA milik Riyanto, status tersebut mengunggah foto tiket pesawat.

"Setelah dicek ternyata tipe pesawatnya sama," ujarnya.

Tak berselang lama, manifes penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 didapatkan Sri sekira pukul 19.00 WIB.

"Kabar data manifes penumpang keluar, ternyata nama suami saya ada di nomor 2 lalu ada nama adik ipar saya," ucapnya.

2 Selebram Syifa Mila

Lain lagi dengan kisah tentang Syifa Mila, selebgram asal Kalbar yang turut jadi penumpang di pesawat Sriwijaya Air jatuh Sj182 tersebut.

Sang Selebgram dan MUA asal Kalbar itu, punya impian besar untuk sang ibunda.

Emma Yusja, ibu kandung dari Syifa Mila, menceritakan bahwa buah hatinya itu mengungkapkan ada beberapa rencana dan impiannya yang belumlah tercapai.

Satu di antaranya yakni impiannya untuk menghadirkan sebuah rumah terbaik untuk sang Ibunda.

Juga tentang tekadnya membantu kuliah adik-adiknya.

“Dia pernah bilang sabar ya ma masih banyak rencana yang Syifa yang belum tercapai seperti bikin rumah.

Katanya enam bulan dia suruh saya menunggu ingin kumpulkan uang dan buat betulkan rumah. Dia juga ingin menyelesaikan kuliah adik-adiknya,” ujar Emma Yusja menceritakan tentang buah hatinya itu.

Tak hanya itu, Emma Yusja juga mengungkapkan hal lain yang tak bisa dilupakannya dari sosok Syifa Mila.

Hal itu yakni di mana pada 2019 lalu, anak sulungnya sudah sudah mendaftarkan Umroh di Masjid Kapal Sungai Raya Dalam.

“Dia juga sudah suruh urus paspor jadi bulan Maret 2020 tahun 2020 kemarin tapi tidak boleh berangkat karena adanya pandemi. Jadi ditunda dulu,” ungkapnya.

Syifa Mila menurut Emma Yusja memanglah sosok yang mandiri dan pekerja keras.

Syifa Mila menurutnya amat suka berbisnis.

Namun takdir yang tengah dialami Syifa Mila dalam tragedi pesawat Sriwijaya Air jatuh pada Sabtu 9 Januari 2021 tersebut bak menjadi pukulan keras baginya.

Ia menceriakan, saat keberangkatan sang putrinya ke Jakarta dengan rencana pulangnya sudah membeli tiket menggunakan pesawat Nam Air pagi pukul 07.00 WIB.

Namun keberangkatan dialihkan menggunakan pesawat Sriwijaya.

“Jadi ada keluarga saya yang dekat rumah bertanya apakah Syifa (Syifa Mila) ke Jakarta terus menggunakan pesawat apa .Saya bilang bahwa saya tidak sempat bernanya karena di telpon tergesa-gesa ,’

“Keluarga saya bilang namanya Syifa terdaftar di Sriwijaya yang hilang kontak tersebut,” jelasnya.

Ia mengatakan seharusnya Syifa pulang ke Pontianak menggunakan Nam Air yang pagi karena mau mengngejar ke Singkawang karena ada kerjaan.

“Tau-taunya di cancel di gabungkan ke pesawat Sriwijaya,”ucapnya.

Emma Yusja saat ini telah menuntaskan proses pengambilan tes DNA di Posko Antemortem Tim DVI (Disaster Victim Investigation) di Bandara Supadio.

“Sejauh ini mereka belum ada info kita disuruh mennunggu informasi melalui grub yang akan dikabarnya dari Basarnas,” ujarnya.

Ia berharap kejadian ini mempunyai titik terang dan semoga para petugas yang bekerja semaksimal mungkin bisa menemukan bangkai pesawat dan bisa mengevakuasi pesawatnya.

“Mudah-mudahan kala mu ada keajaiban saya harap anak saya masih ada tapi kalau sudah takdir saya iklas,” ujarnya.

Sejumlah materi di artikel ini juga telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Riyanto Jadi Penumpang Sriwijaya Air yang Jatuh, Anak Sempat Larang Pergi: Dipegangi, Nangis Terus

3.  Kisah Keluarga Ratih Windania

Kisah mengharukan korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Ratih Windania yang masuk pemberitaan Daily Mail 


Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tiga Kisah Mengharukan Korban Sriwijaya Air SJ 182, Salah Satunya Masuk Pemberitaan Daily Mail, https://wartakota.tribunnews.com/2021/01/11/tiga-kisah-mengharukan-korban-sriwijaya-air-sj-182-salah-satunya-masuk-pemberitaan-daily-mail?page=all.

Editor: Wito Karyono
Kisah mengharukan korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Ratih Windania yang masuk pemberitaan Daily Mail Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tiga Kisah Mengharukan Korban Sriwijaya Air SJ 182, Salah Satunya Masuk Pemberitaan Daily Mail, https://wartakota.tribunnews.com/2021/01/11/tiga-kisah-mengharukan-korban-sriwijaya-air-sj-182-salah-satunya-masuk-pemberitaan-daily-mail?page=all. Editor: Wito Karyono (twitter)

Insta story Penumpang Sriwijaya Air SJ 182, Ratih Windania menjadi viral dan tak kalah mengharukannya.

Lantaran postingannya itu bertulis kata pulang.

"Udah puas yah nak liburannya. Sekarang kita pulang."

Anak yang dimaksud di sini adalah Yumna Fanisyatuzahra.

Penyelam dari Badan SAR Nasional ( Basarnas ) menemukan jaket warna pink.

Jaket itu mirip dengan putri Ratih Windania, Yumna Fanisyatuzahra.

Mereka adalah penumpang dari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.

Namun kejadian naas, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu 9 Januari 2021.

Ratih Windania terbang bersama putrinya, Yumna Fanisyatuzahra, dan kedua orang tuanya, Toni Ismail dan Rahmawati.

Ternyata Ratih dan sejumlah anggota keluarganya melakukan penerbangan menggunakan Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.

Namun, penumpang pesawat itu mengalami peristiwa buruk, diduga pesawat Sriwijaya Air jatuh pada Sabtu (9/1/2021)

Ternyata ia mengetahui latar belakang dari keluarga Ratih.

Menurutnya, Ratih dan anggota keluarga yang menjadi korban adalah keluarga dari Ketua Paskas Bandung, Irfansyah Riyanto.

Menurutnya, Gerakan Paskas ini berhubungan erat dengan gerakan yang ia dan artis-artis lainnya tekuni, yaitu Kajian Musyawarah.

Ternyata ia mengetahui latar belakang dari keluarga Ratih.

Menurutnya, Ratih dan anggota keluarga yang menjadi korban adalah keluarga dari Ketua Paskas Bandung, Irfansyah Riyanto.

Menurutnya, Gerakan Paskas ini berhubungan erat dengan gerakan yang ia dan artis-artis lainnya tekuni, yaitu Kajian Musyawarah.

Ia menyebut, kegiatan Paskas Bandung mengumpulkan infaq beras untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan.

Arie menyebut, Ratih dan keluarganya aktif dalam kegiatan Paskas ini.

Rupanya, keluarga Ratih Windania yang merupakan korban pesawat Sriwijaya Air sempat hadir dalam acara yang digelar Kajian Musyawarah.(Tribunnews.com)



HotNews Pesawat Sriwijaya Air Inggris Daily Mail Keluarga


Loading...