Kronologis dan Penjelasan Lengkap Warga Usir Petugas Medis Berpakaian APD di Cikarang

Kronologis dan Penjelasan Lengkap Warga Usir Petugas Medis Berpakaian APD di Cikarang
WartaKota
Editor: Malda Teras Viral —Senin, 10 Agustus 2020 10:39 WIB

Terasjabar.id - Polres Metro Bekasi menjelaskan kronologi  warga usir petugas medis berpakaian APD (alat pelindung diri) di wilayah Desa Tanjung Sari, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi,

Sebelumnya beredar video yang memperlihatkan warga mengusir petugas medis berpakaian alat pelindung diri (APD) lengkap di Desa Tanjung Sari, yang viral di pesan berantai WhatsApp.

Warga menghardik hingga mendorong petugas medis itu untuk pergi dari wilayah tempat tinggalnya.

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Hendra Gunawan mengatakan, sebelumnya ada pasien meninggal yang merupakan tokoh agama setempat berinisal A.

Pasien itu dirawat selama enam hari di RSUD dan dinyatakan meninggal dunia.

Penyebab pasien meninggal itu mengarah ke virus corona atau Covid-19.

Akan tetapi belum dapat dipastikan karena lebih dulu meninggal dunia sebelum hasil pemeriksaan keluar.

"Dari riwayat penyakit warga mengetahui bahwa yang bersangkutan atau almarhum memiliki riwayat diabetes dan jantung," kata Hendra ketika dikonfirmasi, Senin (10/8/2020).

Hendra menjelaskan, atas dasar itu warga menolak proses pemakaman dilakukan sesuai protokol Covid-19.

Warga meminta proses pemakaman dilakukan di pemakaman umun biasa tidak dimakam khusus Covid dan minta disalatkan di rumah.

"Akhirnya disepakati, tapi tetap harus didampingi pihak rumah sakit untuk proses itu," ucapnya.

Namun, terjadi kesalahpahaman antar warga dengan petugas kesehatan.

Masih ada warga tidak memahami terkait protokol Covid-19, meskipun masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP).

Tak hanya itu, kesalahan lain juga ada pada pihak rumah sakit yang tidak meminta pengawalan kepolisian terkait proses tersebut.

"Kemarin itu dibatalkan permintaan pengawalan, itu saya juga sudah sampaikan kepada pihak RS, jangan sampe terjadi lagi."

"Apapun alasanya harus ada pengawalan oleh pihak kepolisian supaya menghindari hal-hal seperti kemarin," tutur dia lagi.

Warga yang mengusir petugas itu pun didatangi polisi dan berusaha mendamaikan kejadian tersebut setelah mendapat penjelasan.

Jenazah juga tetap dimakamkam di pemakaman umum oleh warga sekitar dan didampingi petugas kesehatan atau rumah sakit.

"Kita beri penjelasan, semua sudah saling memahami. Ini terjadi kesalahpahaman," ucapnya.

Atas kejadian ini Hendra meminta masyarakat memahami aturan kerja serta standar operasional prosedur yang harus diterapkan, baik itu terhadap pasien meninggal positif Covid-19 maupun PDP.

Dia juga meminta rumah sakit umum daerah agar lebih mempercepat proses pengecekan terhadap pasien PDP, khususnya yang sudah berat penyakitnya.

"Kasus-kasus prioritas ini harus dites cepat dan hasilnya harus dipercepat."

"Saya minta dari pihak RSUD apabila ada PDP yang meninggal dunia yang memang gejalanya mengarah kepada covid itu segera meminta pengawalan kepada Polres," katanya.

Wideo warga mengusir petugas medis berpakaian APD  lengkap di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, menjadi viral di pesan berantai WhatsApp.

Video berdurasi 3.40 menit itu memperlihatkan sejumlah warga mengusir dan memaki rombongan petugas kesehatan yang berpakaian APD lengkap.

Nampak, beberapa orang menenangkan warga yang emosi tersebut.

"Apa, jangan main protokol Covid aja, penghinaan namanya. Ngapain itu pakai baju-baju itu (APD)," kata salah seorang pria berkaus putih di video tersebut.

Pria itu bahkan sampai menarik dan mendorong petugas medis berpakaian APD tersebut.

Akhirnya, petugas tenaga medis dan sejumlah pengantar ambulan pergi. Ketika hendak pergi, warga yang masih geram terlihat terus meneriaki dan memakinya.

Keribuatan  warga itu terjadi Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang Utara.

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Hendra Gunawan membenarkan peristiwa pada video tersebut. Peristiwa itu terjadi, Sabtu (8/8/2020).

Peristiwa itu merupakan penolakan warga atas pemakaman jenazah terduga Covid-19 yang dilakukan sesuai standar protokol kesehatan.

"Jadi saya baru konfirmasi ke pihak rumah sakit (terkait dengan peristiwa penolakan pemakaman itu)."

"Biasanya kalau mengacu kepada SOP setiap pemakaman yang diduga Covid-19 atau suspek, karena hasilnya belum ada (positif atau negatif) maka pakai proses protokol," kata Hendra, Minggu (9/8/2020).

Hendra menjelaskan, pihak rumah sakit sempat meminta pengawalan anggota kepolisian untuk proses pemakaman agar terhindar dari hal yang tak diinginkan.

Akan tetapi, tiba-tiba membatalkannya karena ada yang menjamin proses pemakaman sesuai standar protokol Covid-19 di lokasi pemakaman itu aman dan tidak bakal terjadi penolakan.

"Terjadi lah itu, bahkan sampai ada yang dipukul, didorong," kata Hendra.

Atas peristiwa itu, Hendra menambahkan langsung menugaskan anggotanya mengumpulkan keterangan dan menyelidiki kasus tersebut.

Dia menambahkan, kasus pada video itu bukan penolakan pemakaman jenazah. Akan tetapi penolakan pemakaman jenazah sesuai protokol Covid-19.

"Karena memang masih menunggu hasil ya, (belum tahu positif atau negatif). Tapi sesuai SOP kan tetap pakai protokol, warga engga terima," ucap Hendra.

(Wartakotalive)


Cikarang Kronologi APD


Loading...