Anggota DPR Minta Kementan Kaji Ulang Temuan Kalung Antivirus Corona

Anggota DPR Minta Kementan Kaji Ulang Temuan Kalung Antivirus Corona
Pikiran Rakyat
Editor: Malda Hot News —Senin, 6 Juli 2020 13:34 WIB

Terasjabar.id - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Saleh Partaonan Daulay meminta Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penelitian lanjutan atas temuan obat antivirus Corona. Menurutnya, kalung anticorona itu belum bisa dipastikan keampuhannya, sebab banyak peneliti dan lembaga penelitian yang meragukan hal tersebut.

"Menurut saya, temuan itu masih perlu didalami lagi. Kementan harus melibatkan lembaga riset lain. Orang-orang belum yakin atas temuan itu. Jika banyak yang belum yakin, tentu belum tepat jika diproduksi massal," tegas Saleh di Jakarta, Senin (6/7).

Kalung tersebut dikatakan terbuat dari bahan Eucalyptus yang mampu membunuh virus Corona. Namun, virus Corona yang dimaksud bukan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19. Karena itu, belum bisa diklaim sebagai antivirus Corona.

"Setelah mencobanya, saya tidak tahu apakah itu efektif sebagai antivirus corona atau tidak. Yang saya tahu, banyak peneliti yang masih meragukan. Merekalah yang paling bisa memberikan justifikasi terhadap temuan-temuan seperti ini," kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Saleh mengaku sudah melihat dua contoh produknya. Bentuknya roll on dan balsem. Bahkan dirinya sudah coba dua-duanya. "Modelnya seperti obat gosok. Kalau digosokkan ke leher atau kulit, rasanya sedikit panas. Baunya seperti minyak kayu putih. Kalau benar, ini bisa menjadi temuan besar. Sebaliknya jika tidak benar, takutnya nanti kita diolok-olok orang. Makanya, sekali lagi, sebelum produksi massal, pastikan dan uji kembali. Libatkan sebanyak mungkin para ahli. Terutama mereka yang nyata-nyata masih meragukan," harap legislator dapil Sumut II ini.


Prosedur Penelitian Obat
obat

Senada dengan Saleh Anggota Komisi IV DPR lainnya, Hamid Noor Yasin juga mendorong Kementan segera melakukan uji ilmiah dan publik atas temuannya itu. Bila penemuan kalung aromaterapi produk dari Kementan ini dikatakan obat, maka harus melalui tahap uji klinis kepada manusia sesuai dengan prosedur penelitian obat.

"Upaya Kementan ini terlalu terburu-buru dalam merilis produk kalung aromaterapi yang masih tergolong jamu, bukan obat. Menjadi persoalan sudah ada klaim dapat menyembuhkan Covid-19. Tanpa penjelasan memadai, banyak pihak akan menyangka kelenik atau jimat," ujarnya.

Ditegaskan Hamid, segala tindakan penyembuhan penyakit harus ketat dalam persoalan ilmiah dan uji klinis. Segala asumsi dan uji coba empiris yang tidak banyak dilakukan dapat membuat gaduh. Sebagai contoh yang perlu dihindari adalah, prilaku analogi minyak Eucalyptus memiliki 1,8 cineole, lantas dapat diklaim merusak struktur protein (mpro) dari virus corona sehingga virus tidak bisa memperbanyak diri, lalu mati.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyayangkan upaya pemerintah yang sudah bekerja keras mengendalikan virus corona dengan menemukan berbagai produk, baik obat maupun jamu, tetapi tidak dilakukan penjelasan dan komunikasi publik yang baik, sehingga menimbulkan keributan di sana sini.

"Saya sebenarnya mengapresiasi berbagai lembaga yang telah berupaya melakukan pencarian dan penemuan produk obat maupun metode untuk mengendalikan virus Corona ini. Tapi semua uji ilmiah beserta penjelasannya harus dilakukan secara seksama sehingga tidak perlu menimbulkan kontroversi. Semua penemuan yang tidak melalui uji klinis akan berhadapan pada perusahaan farmasi besar sekaligus kode etik kedokteran," seru Hamid.

Dia menambahkan Kementan memang seharusnya didukung dalam upaya menemukan produk penyembuh yang berasal dari dalam negeri. Tapi, sekali lagi dukungan pemenuhan standar dan prosedur mesti dilalui dahulu, baru kemudian merilis produk tersebut. Bukan langsung mempublikasikannya tanpa uji klinis dan penjelasan yang memadi kepada publik.

[idr/merdeka.com]

Virus Corona Pertanian Kementan


Loading...