Pak Hasan, Mantan Manajer Diskotik Jadi Mualaf, Jualan Cincau di Sukabumi, Nangis Dapat Hadiah Umroh

Pak Hasan, Mantan Manajer Diskotik Jadi Mualaf, Jualan Cincau di Sukabumi, Nangis Dapat Hadiah Umroh
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Kamis, 4 Juni 2020 14:24 WIB

Terasjabar.id - Nama Pak Hasan atau Hasanudin mendadak viral, kisah penjual es cincau di Sukabumi, Jawa Barat itu membuat banyak orang terenyuh.

Bagaimana tidak, pria berusia 66 tahun tersebut dulunya adalah seorang manajer sebuah diskotik di Ibu Kota bergaji Rp 100 juta per bulan.

Namun hidupnya berubah 180 derajat dan dia menjadi jatuh miskin.

Kisah mengenai Pak Hasan ini dibagikan oleh kanal YouTube bernama Gavy Story.

Dalam video bagian kedua yang diunggah oleh kanal tersebut pada Januari 2020, kakek yang telah menjadi mualaf itu sudah mendapatkan bantuan atau donasi.

Momen itu begitu mengharukan. Pak Hasan bahkan sampai menangis, mengucap syukur, dan berkali-kali berterima kasih.

Awalnya, seorang pria dalam video mengatakan, ada titipan untuk Pak Hasan.

"Banyak amat," kata Pak Hasan yang terlihat mengenakan peci putih.

Pria pemberi donasi itu lanjut berkata, donasi itu terkumpul lantaran saking antusiasnya yang menitipkan sebagian rezekinya.

"Kurang lebihnya sama bapak diterima," kata si pria memberikan donasi kepada Hasanudin.

Pak Hasan yang menerima amplop berisi uang tersebut langsung menangis.

"Ya Allah. Terima kasih," katanya. Suara Pak Hasan lirih.

Seorang perempuan yang juga ada dalam video mengatakan, rezeki atau donasi itu datangnya dari Allah.

Pria yang berada di sampingnya kemudian menimpali, "(Donasi ini) yang diturunkan lewat kita untuk bapak. Amanatnya supaya bapak melunasi utang riba bapak, dan diusahakan jangan meminjam utang riba lagi."

Pak Hasan memang sempat meminjam uang Rp 3-4 juta dari bank keliling.

Sebagian uang tersebut dibagikannya kepada teman-temannya yang juga mengalami kesulitan.

Sekilas tidak ada yang menduga jika penjual es cincau di Sukabumi, Jawa Barat, ini dulunya adalah seorang manajer. Ya, pria 66 tahun bernama Hasanudin ini dulunya memanglah seorang manajer di salah satu diskotik Ibu Kota.
Sekilas tidak ada yang menduga jika penjual es cincau di Sukabumi, Jawa Barat, ini dulunya adalah seorang manajer. Ya, pria 66 tahun bernama Hasanudin ini dulunya memanglah seorang manajer di salah satu diskotik Ibu Kota. (Tangkapan layar YT Gavy Story)

"Ini bisa dipakai juga buat usaha bapak, dan bapak pengen pindah kontrakan. Ini Insya Allah akan cukup buat bapak ya," kata pria pemberi donasi.

Setelah itu, pria itu memberikan sebuah kertas yang telah dilaminating kepada Pak Hasan.

Dia meminta agar Pak Hasan membaca kertas berisi tulisan dan logo kanal YouTube Gavy Story.

"Alhamdulillah donasi yang telah terkumpul untuk Bapak Hasanudiin Rp 55.400.000 Insya Allah donasi ini akan digunakan untuk pelunasan utang riba, modal usaha, dan satu paket umroh untuk Bapak Hasan," begitu bunyi tulisan di kertas tersebut.

Pak Hasan kembali menangis. Dia juga mengungkapkan lagi rasa terima kasihnya.

Dia seolah tak menyangka bisa mendapatkan hadiah umroh dan uang tunai.

Pria pemberi donasi mengatakan, jumlah uang sebesar Rp 55 juta itu adalah sisa dari pemotongan dana untuk umroh.

"Jadi sudah dipotong untuk pemberangkatan umroh, ini sisanya. Jadi bapak untuk nanti umroh tinggal langsung berangkat, cukup paling nanti mengumpulkan persyaratan untuk pemberangkatan saja," ujar pria tersebut.

Kisah Pak Hasan Bisa Jatuh Miskin

Melalui video bagian pertama yang diunggah kanal Youtube Gary Story, Pak Hasan sempat menceritakan jatuh bangun kehidupannya.

Hasanudin bercerita, awalnya semua berjalan baik dengan gaji yang dia dapatkan saat itu.

Penghasilan 100 juta perbulan bisa ia gunakan untuk apa saja, termasuk memanjakan istri dan anak.

Rumah mewah dan mobil juga sudah ia punya.

Saking bergelimangnya harta Hasanudin, banyak rekan-rekan yang datang untuk berutang.

Alhasil, uangnya pun semakin menipis hingga ia bahkan sampai pernah menumpuk utang hingga Rp 3 miliar.

Mulai dari situ kehidupannya pun berubah.

Konflik rumah tangga mulai muncul hingga akhirnya Hasanudin dan istrinya bercerai.

Ia pun tak patah arang dan kembali membina kehidupan baru dengan seorang wanita.

Namun lagi-lagi kehidupan rumah tangganya kandas di tengah jalan setelah dia jatuh miskin.
Hingga pada akhirnya, Hasanudin bertemu dengan seorang wanita muslimah yang menjadi istrinya sekarang.

Demi bisa menikahi wanita pujaan hatinya itu, Hasanudin memilih menjadi seorang mualaf di umur 43 tahun.

Setelah itu mereka memulai kehidupan baru yang sederhana di Sukabumi, Jawa Barat.

Meski jauh dari kekayaan seperti pada masa lalunya dulu sebagai manajer diskotik, namun Hasanudin mengaku senang.

Sebab dalam kehidupannya sekarang yang sederhana sebagai seorang penjual es cincau, ia mengaku lebih merasa tenang.

Pernah suatu ketika, ia dihadapkan pada kesulitan saat hendak membelikan anaknya sepatu dan membayar uang sekolah sebanyak Rp 300 ribu.

Saat itu, dagangannya tak kunjung laris hingga cincaunya mulai rusak, namun Hasanudin tetap berikhtiar.

Rezeki pun tak ke mana, tiba-tiba datang seorang pembeli yang membayarnya Rp 300 ribu untuk dua bungkus es yang dia jual.

Hasanudin pun bersyukur karena meski nilainya kecil namun Allah selalu ada ketika ia membutuhkan pertolongan.

"Saya buka uangnya pas Rp 300 ribu. Ya Allah saya sedih, Allah itu sering tolong saya. Allah tolong saya, saya jadi ada uang untuk beli sepatu anak. Dulu saya dapat gaji Rp 100 juta, sekarang nilainya dari itu," ucapnya

(Tribunjabar.id)


Pak Hasan Cincau Manajer Diskotik


Loading...