Jeritan Hati Istri Dianiaya Karena Pergoki Suami Video Call Wanita Lain: Suami Saya Dipanggil Sayang

Jeritan Hati Istri Dianiaya Karena Pergoki Suami Video Call Wanita Lain: Suami Saya Dipanggil Sayang
Tribunjakarta.com
Editor: Malda Hot News —Rabu, 3 Juni 2020 09:26 WIB

Terasjabar.id - Istri mana yang tak sakit hati jika memergoki suaminya tengah melakukan video call mesra dengan wanita lain. 

Tentunya hampir semua istri akan merasa kecewa dan sakit hati.

Begitupun yang dirasakan, GS (33), perempuan yang tinggal di Palembang, Sumatera Selatan.

Ia memergoki suaminya, MN (38) tengah melakukan video call dengan wanita lain.

Tak senang suaminya melakukan percakapan mesra dengan wanita lain, GS pun langsung merebut ponsel suaminya tersebut.

Namun aksi GS rupanya mendapatkan balasan yang tak terduga dari sang suami.

Bukannya mengaku salah dan meminta maaf, MN malah menganiaya GS habis-habisan hingga istrinya itu cedera.

Dilansir Kompas.com, GS menceritakan kejadian penganiayaan itu bermula ketika ia memergoki suaminya sedang melakukan video call bersama seorang perempuan.

Dari percakapan yang terjadi, ia menduga perempuan itu adalah selingkuhan suaminya.

Sebab GS sempat mendengar bahwa perempuan tersebut memanggil suaminya dengan sebutan 'sayang.'

"Wanita itu memanggil suami saya sayang, sehingga saya dekati mau ambil ponselnya," tutur GS, (1/6/2020).

Melihat MN sedang asyik video call, GS berupaya merebut ponsel tersebut.

Merasa keasyikannya terusik, MN yang direbut ponselnya seketika murka kepada GS.

Ia tak terima kesenangannya diganggu oleh sang istri.

MN yang berprofesi sebagai notaris seketika langsung menganiaya GS secara sadis.

Kaki Dipelintir

Dikatakan GS, peristiwa itu terjadi pada Rabu (13/5/2020) sekira pukul 17.30 WIB

GS menerima pukulan di perut serta kakinya dipelintir oleh MN.

"Saya langsung dipukul, malah perut saya yang ditendang dan juga didorong," kata GS.

Usai menganiaya, suami perempuan ini sempat berhenti memukuli GS karena dirinya saat itu akan berbuka puasa.

Belum selesai sampai di situ, selang beberapa jam, perempuan ini mengaku kembali dianiaya.

Ia mendapatkan tamparan dari sang suami. Selain itu, kaki perempuan ini juga dipelintir sang suami hingga keseleo.

Selesai berbuka puasa, ia kembali dipukuli sang suami di dalam kamar. Ia dipukuli di bagian tangan, punggung, pipi dan bahu.

Akibat kejadian itu, korban banyak mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya.

Sering Dianiaya

Dikatakan GS, ia sudah sering mendapatkan perlakuan KDRT dari suaminya.

Bahkan ia sampai lupa seberapa sering mendapat perlakukan kasar dari sang suami.

Dikatakannya, sebulan pasca menikah ia sudah mengalami pemukulan yang dilakukan sang suami.

"Sampai sekarang, kaki saya masih sakit. Saya sudah tidak tahan lagi selalu dipukuli, bahkan pernah melapor ke orangtua suami saya."

"Tetapi malah saya yang disalahkan dan diancam jangan sampai melapor ke keluarga saya. Karena tak tahan lagi, makanya saya laporkan suami saya polisi," ungkapnya.

GS juga harus berhenti bekerja sebagai staf di salah satu bank karena perintah dari sang suami.

Setelah berhenti, bukannya diberikan nafkah, malah selalu disiksa di rumah.

Selama tujuh tahun menjalin pernikahan, GS dan MN telah memiliki satu orang anak.

Namun, dalam rumah tangga mereka, korban mengaku kerap mendapatkan perlakuan kasar dari terlapor tanpa sebab.

"Suami saya berprofesi sebagai notaris, dulu saya juga bekerja di salah satu bank. Tapi disuruh berhenti sama suami, setelah itu saya sering disiksa tanpa alasan jelas," jelas korban.

Disaksikan Pengasuh Bayi

Peristiwa penganiayaan yang dialami GS rupanya disaksikan oleh pengasuk bayinya.

Namun saat GS dianiaya MN, sang pengasuh bayi tak bisa berbuat apa-apa.

"Saya sempat minta tolong sama pengasuh anak saya, tetapi pengasuh anak saya hanya diam saja karena takut dimarahi suami saya itu."

"Karena tidak bisa menolong, pengasuh anak saya itu hanya menangis melihat saya disiksa suami," katanya.

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Selama lima jam, perempuan ini dianiaya sang suami saat itu.

Meski sudah meminta ampun dengan cara memeluk, akan tetapi hal itu tidak menghentikan suami berbuat kasar.

Laporkan Suami ke Polisi

Merasa terancam, GS lalu memilih kabur dan pulang ke rumah orangtuanya dan melaporkan peristiwa tersebut.

"Malam saya langsung visum ke rumah sakit dan melapor ke Polsek,"ujar GS.

Orangtua GS pun akhirnya mencoba mendatangi kediaman anaknya tersebut didampingi oleh perangkat RT setempat bersama warga, untuk menjemput korban.

Selama di sana, MN justru tak keluar menemui mertuanya tersebut.

"Saya minta tolong sama pegawai suami saya untuk minta bawakan barang-barang kebutuhan saya dan anak. Selama itu dia (terlapor) tidak muncul saat kami di rumah," ujar korban.

Terpisah, Kepala Polsek Sukarami Kompol Irwanto membenarkan adanya laporan tersebut.

Saat ini kasus tersebut sedang dilakukan penyelidikan.

"Laporan sudah di terima, saat ini kami masih melakukan penyelidikan," katanya.

(tribunjakarta/sripoku/kompas)



Virus Corona Video Call Penganiayaan


Loading...