Hisabnya sang konten kreator bukanlah sekadar ancaman, tetapi pengingat. Bahwa teknologi ini adalah ladang amal baru. Jika ulama dahulu meninggalkan kitab yang dibaca lintas zaman, kini kita bisa meninggalkan jejak digital yang menjangkau lintas generasi.
Pertanyaannya, apakah jejak itu cahaya atau kegelapan?
Seperti hujan yang turun tanpa pilih tanah, memberi kehidupan pada sawah maupun padang gersang, begitu pula kebaikan. Kreator sejati tidak memilih-milih siapa yang akan menerima, ia hanya terus menebar kebaikan tanpa pamrih.
Pada akhirnya, dunia boleh bertepuk tangan, tetapi hisab Allah-lah yang menentukan nilai sejati dari setiap konten. Lebih baik sedikit tetapi tulus, daripada banyak tetapi sia-sia. Maka gunakanlah jari untuk menulis kebaikan, kamera untuk merekam inspirasi, dan pikiran untuk membingkai hikmah. Agar kelak, ketika hisab tiba, jejak digital kita menjadi saksi amal yang tak pernah padam.***