Ide Konkret Engagement Warga Bandung
Untuk menjadikan komunikasi publik lebih hidup, ada beberapa ide yang bisa digulirkan:
1. Gerakan Post + Aksi
Setiap kebijakan disertai tantangan. Misalnya, program Bandung Bersih dilengkapi challenge: tiap RT membuat video memilah sampah, diunggah dengan tagar resmi. Pemkot men-share yang terbaik. Warga tidak hanya mendengar, tetapi ikut berkreasi.
2. Forum Digital Warga
Wali Kota mengadakan livestream rutin: bahas isu sampah, kemiskinan, atau literasi. Warga bisa bertanya langsung, memberi usul. Hasilnya dipublikasikan agar warga tahu usulan mereka benar-benar dipakai.
3. Influencer Sosial Lokal
Kader PKK, RT/RW, komunitas dijadikan micro-influencer. Mereka membuat konten sederhana: memilah sampah, membaca buku bersama anak, mengajar literasi digital. Pemerintah memberi platform agar konten ini bisa viral.
4. Dashboard Publik Transparan
Pasang data terbuka: berapa RW sudah jalankan Kawasan Bebas Sampah (saat ini baru 414 dari 1.597), berapa ton sampah terangkut, berapa warga miskin sudah terbantu. Transparansi membuat warga percaya dan mau ikut. ( sumber : portaljawabarat. go.id 2025)
5. Program Percontohan
Wali Kota turun langsung ke satu RW, jadi role model. Tindakan itu jadi konten inspiratif, mendorong RW lain meniru. Engagement berjalan bukan karena aturan, tetapi karena teladan.
Penutup: Hadiah untuk Bandung
Hari Jadi Kota Bandung ke-215 adalah momentum. Kota ini tidak akan maju hanya dengan seremonial, tetapi dengan komunikasi publik yang sehat, partisipatif, dan inspiratif. Pemerintah jangan berhenti pada pencitraan; yang lebih penting adalah membangun engagement sejati.
Dari like menuju share, dari posting menuju aksi, dari followers menuju kolaborator—itulah perjalanan komunikasi publik Bandung. Dengan algoritma kebaikan, kota ini bisa melahirkan warga yang kreatif, peduli, dan berdaya.
Hadiah terbaik untuk Bandung bukan pesta, melainkan keterlibatan nyata setiap warganya. Jika kita semua ikut menekan tombol share dalam bentuk aksi, maka Bandung akan benar-benar menjadi kota yang layak dicintai, ditinggali, dan dibanggakan.***