TERASJABAR.ID- Ketua Presidium Corong Jabar yakni kumpulan para tokoh politik, pendidikan, pengusaha di Jawa Barat, Iyus Sumpena SH SPm mengaku kecewa karena pihaknya mendengar masih ada kecurangan dalam penerimaan siswa baru tahun 2025.
Kang Iyus, panggilan Iyus Sumpena mendengar dari sejumlah sumber bahwa kecurangan terjadi di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Kecurangan yang dia dengar adalah pada jalur domisili.
Seperti diketahui, da 4 jalur penerimaan siswa baru di tahun ini. Selain jalur domisili, ada juga jalur Afirmasi, yang diperuntukkan bagi murid dari keluarga ekonomi tidak mampu dan penyandang disabilitas, dengan validasi berbasis data sosial dari pemerintah.
Kemudian jalur prestasi, berlaku untuk SMP dan SMA, dengan perhitungan bobot nilai rapor, prestasi akademik/non-akademik, serta kemungkinan adanya tes terstandar yang ditetapkan pemerintah daerah. Terakhir jalur mutasi, yang diperuntukkan bagi murid dimana orang tuanya berpindah tugas serta anak guru yang mendaftar di sekolah tempat orang tuanya mengajar.
Kecurangan yang dikeluhkan sejumlah orangtua adalah dugaan rekayasa jarak untuk jalur domisili. Kecuragan terjadi dengan cara manipulasi Jarak siswa dari tempat domisili ke seolah tujuan.
Sebagai contoh dua orang siswa yang rumahnya berdekatan mendaftar ke salah satu sekolah yang sama. Logikanya dalam list penerimaan siswa, posisi urutan kedua siswa tersebut berdekatan. Karena ada dugaan rekayasa atau kecurangan, terjadi penympangan, siswa pertama berada di urutan 30 besar sedangkan siswa yang kedua berada di urutan ratusan. “Ini aneh, nggak akan terjadi kalua nggak ada kecurangan,” kata salah seorang orangtua siswa.