Artinya, target pertumbuhan 5,5% bisa terdorong mendekati 7% bahkan 8%. Angka yang selama ini dianggap mimpi. Dan kalau PDB naik, mungkin nanti rakyat kecil bisa senyum-senyum di warung kopi sambil bilang,
“Lah, ini bukan lagi warteg economy, tapi sudah naik kelas jadi kopi latte economy.” 😄
Patriot Bonds: Saat Uang Konglomerat Pulang Kampung
Kalau Rp 200 triliun adalah dorongan dari atas, maka Patriot Bonds adalah undangan dari bawah—untuk memulangkan uang konglomerat Indonesia yang selama ini parkir di luar negeri, khususnya di offshore island.
Jumlahnya? Jangan kaget. Perkiraan konservatif menunjukkan dana konglomerat Indonesia di luar negeri mencapai ribuan triliun rupiah. Selama ini ia hanya berputar menghidupi ekonomi asing, sementara kita sibuk mencari utang baru.
Dengan Patriot Bonds, dana-dana itu bisa pulang kampung lewat pintu terhormat. Disalurkan ke kilang minyak, food estate, energi hijau, sampai digital economy. Bedanya dengan utang luar negeri? Ini bukan pinjam ke rentenir global, tapi mengajak konglomerat sendiri ikut membiayai masa depan bangsanya.
Dan bukankah lebih mulia kalau uang yang biasanya “jalan-jalan” di Karibia, sekarang ikut membangun irigasi di Karawang?
Duet Strategis: Dana Pemerintah + Patriot Bonds
Kombinasi Rp 200 triliun HIMBARA dan Patriot Bonds adalah duet strategis fiskal-moneter:
Dana pemerintah mencairkan kebekuan likuiditas.
Patriot Bonds menarik dana konglomerat untuk kembali membangun negeri.
Bersama, keduanya membentuk arsitektur pembiayaan nasional yang mandiri dan berdaulat.
Ibarat musik, ini bukan lagi konser tunggal. Ini duet besar: satu memberi bass, satu memberi melodi. Hasilnya: simfoni kemandirian ekonomi Indonesia.