Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan gaya komunikasi lugas, merespons kritik Aura dengan argumen tajam. Ia mempertanyakan logika di balik keinginan menggelar wisuda di tengah keterbatasan ekonomi. “Rakyat miskin, nggak punya rumah lagi, tinggal di bantaran kali, tapi sekolahnya mau gaya-gayaan ada wisuda,” sindir Dedi. Ia menegaskan bahwa kenangan sejati tercipta dari proses belajar selama bertahun-tahun, bukan dari acara seremonial yang membebani orang tua. “Di negara mana TK, SMP, SMA ada wisuda? Hanya di Indonesia,” tambahnya.
Dedi juga menyinggung kondisi ekonomi keluarga Aura, yang ibunya adalah ibu rumah tangga dan ayahnya wiraswasta. “Anda miskin, jangan sok kaya. Orang miskin harus tekan pengeluaran untuk masa depan, bukan buat wisuda,” tegasnya. Ia menyarankan agar uang tersebut digunakan untuk kebutuhan lebih mendesak, seperti biaya kontrakan setelah penggusuran.
Meski begitu, Dedi tetap menunjukkan sisi humanis dengan menjanjikan bantuan tempat tinggal bagi warga terdampak, termasuk keluarga Aura. Ia juga mengusulkan perpisahan diadakan secara mandiri oleh siswa, seperti melalui pertunjukan seni OSIS, tanpa melibatkan sekolah agar tidak membebani guru atau orang tua.
Disebut Mirip Artis Iklan Pinjol
Selain perdebatan yang memicu pro dan kontra, penampilan Aura Cinta juga menjadi perbincangan. Warganet menyebut wajah dan gaya bicaranya mirip artis iklan pinjol yang kerap muncul di media sosial, lengkap dengan ekspresi dramatis dan gestur tangan yang khas.
“Aura Cinta ini kayak bintang iklan pinjol, gaya ngomongnya juga mirip, pantes viral!” tulis salah satu pengguna X.
Aura sendiri aktif di media sosial, dengan akun TikTok @iam_auracinta dan Instagram yang memiliki ribuan pengikut. Dalam unggahan terbarunya, ia mengaku kaget dengan viralnya video debat tersebut dan menerima banyak hujatan dari warganet.
“Karena banyaknya hujatan, saya dan keluarga sudah membuat video permintaan maaf untuk Pak Dedi Mulyadi. Saya hanya meminta keadilan, saya miskin, saya cuma mau perpisahan, Pak,” tulisnya di TikTok. Ia juga meminta warganet berhenti menghujat keluarganya, menegaskan bahwa tujuannya hanya menyuarakan aspirasi.