Sebuah “pesta rakyat”, usai kenduri pernikahan Maula Akbar (Ula) dan Luthfianisa Putri Karlina (Putri). Menyusul dua malam pertama pasangan pengantin yang tengah berbahagia. Ula (26) adalah anggota DPRD Jabar dan anak sulung Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. Putri (32) merupakan Wakil Bupati Garut dan juga anak sulung dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto. Perkawinan jejaka dan janda dengan tiga anak melulu lelaki.
Sakral & Kearifan Lokal
Momen sakral berlangsung di Pendopo Bupati Garut, ketika Ula mengucapkan ijab kabul pernikahan di hadapan penghulu — Rabu siang, 16 Juli 2025. Ketua MPR RI, Ahmad Muzani dan Menteri Agama, Nasaruddin Umar menjadi saksi nikah.
Perhelatan yang sarat dengan aroma dan nuansa tradisi. Sebuah kearifan lokal (Sunda -pen) yang bersanding dengan citra Dedi Mulyadi. Sederet seserahan (barang bawaan calon pengantin pria -pen) melulu dengan simbol angka 9 (sembilan) dalam jumlahnya. Meliputi hewan ternak (sapi dan domba khas Garut), hasil pertanian padi dan palawija hingga bobot mas kawin. Pun ornamen arena yang didominasi kultur atau tradisi Sunda.
Sebuah “pesta rakyat” hendak melengkapi kenduri kolosal itu. Petaka yang tak pernah terduga, yang maaf –sejatinya bisa diduga. Tak cukup berlaku dalih “di luar dugaan” atas jubelan warga. Berdesakan hingga berhimpitan tak terhindarkan. Setiap (rencana) kerumunan itu menyimpan potensi dan misteri petaka, yang wajib diantisipasi. Sederet pengalaman peristiwa serupa, mestinya menjadi dokumensi berharga. Peringatan dini pun berlaku. Apalagi perhelatan yang mengundang khalayak itu hanya dikawal 29 personel. Ironis.
Tak cukup memaknai peristiwa memilukan itu tanpa pernah melihat dan atau mengalami. Penulis pernah merasakan langsung, saat ikut mengawal pendaftaran Pilpres 2014. Di depan gerbang Gedung KPU RI, Jakarta pada 11 tahun silam. Berdesakan dan terhimpit dari semua arah. Tak sejengkal pun bisa bergeser untuk keluar dari himpitan. Nafas tersengal, minim oksigen hingga merasakan menghadapi kematian. Seseorang akhirnya mendorong ke rongga roda besar rantis Barakuda milik Brimob yang parkir di sisi depan. Sesaat kemudian, perlahan bisa kembali menghirup oksigen hingga mulai longgar bernafas. Lolos dari gagal oksigen yang bagai “zona kematian”.